Topic
Home / Berita / Internasional / Yayasan Al-Aqsa ungkap Yahudisasi Pemakaman bersejarah Umat islam di Palestina

Yayasan Al-Aqsa ungkap Yahudisasi Pemakaman bersejarah Umat islam di Palestina

aksi protes atas peningkatan penghancuran pemakaman Islam bersejarah Ma’man Allah.
aksi protes atas peningkatan penghancuran pemakaman Islam bersejarah Ma’man Allah.

dakwatuna.com – Palestina.  Yayasan Al-Aqsa untuk wakaf dan warisan mengungkapkan sebuah  dokumen yang berisi sepuluh rencana dan proyek Yahudisasi pemakaman Islam bersejarah Ma’man Allah di sebelah barat kota Al-Quds (Yerusalem) yang dimasukkan ke dalam anggaran sebesar sepuluh juta shekel (sekitar 29 milyar rupiah).

Yayasan Al-Aqsa menjelaskan, Israel memotong 5 dunum (1 dunum = 1000 m2) lahan pemakaman di sudut barat selatan, sekitar kuburan dengan pagar dan menggunakannya sebagai tempat untuk menyimpan kendaraan dan alat berat bagi subkontraktor yang sedang bekerja pada proyek-proyek Yahudisasi di sekitar kuburan itu.

Yayasan Al-Aqsa menunjukkan, Israel menyita sebagian besar lahan pemakaman menjadi sebuah taman publik di bawah nama “Taman Kemerdekaan”. Israel juga menggali dan melenyapkan puluhan ribu kuburan dengan hanya menyisakan sekitar 25 dunum lahan pemakaman.

Seluruh area pemakaman mengalami beberapa praktek penghancuran termasuk beberapa serangan, membelah jalan di dalam pemakaman, dan membangun tempat parkir.

Baru-baru ini, pemerintah Israel bekerjasama dengan organisasi Yahudi yang berpusat di Amerika, Simon Wiesenthal Center mengambil inisiatif untuk membangun bangunan yang diberi nama “Museum Toleransi” dengan mengambil bagian dari lahan pemakaman yang berusia ribuan tahun itu.

“Israel melaksanakan praktek penggalian sedalam 20 meter mengakibatkan puluhan ribu kuburan hancur dan praktek penghancuran terhadap pemakaman itu masih terjadi hingga sekarang,” kata Yayasan Al-Aqsa seperti dilansir kantor berita AlRay yang dipantau Mi’raj News Agency (MINA).

Israel tidak puas dengan penghancuran, pelenyapan dan pelanggaran dari orang-orang sudah meninggal yang telah dimakamkan. Mereka juga merencanakan banyak proyek untuk menghancurkan dan menghapus pemakaman Ma’man Allah.

Yayasan Al-Aqsa juga mengungkapkan beberapa proyek Israel untuk membangun gedung kehakiman dan pusat pengadilan di bagian lain dari lahan pemakaman bersejarah tepatnya di bagian barat bangunan yang dinamakan “Museum Toleransi” serta membuat lubang air di tengah kuburan dengan mengubah pemakaman itu menjadi pusat pariwisata.

Aksi Protes

Sementara itu, beberapa pemimpin dan tokoh Islam di kota Al-Quds telah melakukan aksi protes atas peningkatan penghancuran pemakaman Islam bersejarah Ma’man Allah, Ahad (18/3).

Ketua Dewan Islam dan seorang khatib di Masjid Al-Aqsa, Dr. Syeikh Sabri, berterima kasih kepada media untuk mengungkapkan apa yang terjadi di pemakaman Ma’man Allah.

“Ma’man Allah merupakan salah satu pemakaman Islam tertua di Palestina untuk itu umat Islam serta masyarakat internasional untuk ikut campur tangan segera melindungi pemakaman bersejarah itu,” kata Syeikh Sabri seperti dilansir Quds Media Press.

Selain itu, pemimpin pergerkan Islam Palestina tahun 1948, Syeikh Raid Shalah mengutuk keras kejahatan Israel dan praktek penghancuran terhadap pemakaman Ma’man Allah. Ia menekankan bahwa penjajah Israel akan dituntut segera atas kejahatan yang keji terhadap orang yang sudah mati.

Haji Mustafa Abu Zahra, Ketua Komite Perawatan makam Islam, menekankan bahwa  pelanggaran pemakaman Ma’man Allah dilakukan oleh beberapa otoritas penjajahan, khususnya pemerintah Al-Quds yang dikontrol Israel dan pemukim Ilegal yahudi.

“Pada kondisi terkini pemakaman Islam bersejarah itu diperlukan upaya umat Islam untuk menyelamatkan Ma’man Allah dari praktek penghancuran yang dilakukan Israel”, tegas Haji Mustafa. (rsl)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Palestina Tolak Rekonsiliasi Tanpa Kemerdekaan

Figure
Organization