Topic
Home / Pemuda / Essay / “Jodoh Itu Jorok”

“Jodoh Itu Jorok”

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Mungkin kalian semua sudah tidak asing dengan istilah: takkan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah ia, atau pernah dengar bait lagu ‘jika memang dirimulah tulang rusukku kau akan kembali pada tubuh ini, tanpa kita mencari jalan untuk kembali takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku…….’ (weee melo dramatis sekali heee) ya apapun istilahnya jodoh itu jorok. Bukan berarti jodoh bisa temukan di tempat-tempat jorok; tong sampah, comberan, kali Ciliwung, dll deh… tapi ada filosofis dari kata jorok yang berarti tempat yang tidak diduga-duga. Kita bisa ketemu jodoh di jalan, di angkot, di sekolah, di tempat kerja, atau… di dunia maya sekalipun (digaris bawahi; lakukan investigasi dengan baik dan benar. pen. Detektif)

Yap jodoh itu jorok, judul yang saya pakai ini saya peroleh dari teman saya yang lagi asyik bercerita tentang jodoh. Awalnya saya Cuma nyengir gak paham, kok jorok sih… kaya buang sampah sembarangan aja (ingat: buang sampah tidak pada tempatnya itu jorok). Karena saya pendengar yang baik (mulai narsis), dengan seksama saya mendengarkan cerita yang keluar dari mulut teman saya, yang Cuma kasih contoh: dulu ketika temannya ingin mencari calon istri sampai niatin ikut seminar untuk jadi penerjemah bahasa inggris, buat cari istri (sapa tau ada cewek yang nyantol) eh… ternyata gak dapat (maaf Anda belum beruntung). Ternyata eh ternyata jodoh ada di depan mata, dia ketemu jodohnya di tempat yang gak asing buat dia, yakni di tempat kerjanya sendiri (nah lho nyambung gak nih sama istilah ‘jodoh itu jorok’). Hmm… jadi apa nih yang harus kita amati (buat para Mencari jodoh) orang-orang yang ada di sekitar kitakah? Cowok-cowok/cewek-cewek caemkah? Atau orang yang gak terbayangkan sekalipunkah? (mulai ngayal). Yang pasti kita-kita semua (yang merasa jomblo) kudu harus buka mata, buka telinga, buka hati, tambah lagi buka mulut (bukan untuk bilang wow ya), supaya benar-benar tau; eh ternyata jodoh saya ada di samping saya ya! Jangan sampai bilang ‘kok saya gak liat kamu.’ Pernah dengar pak Mario teguh yang super itu bilang? Doanya ditambahkan ‘…. ya Tuhan dan tolong buka mataku (perlihatkan aku) bahwa dia jodohku,’ (maaf bila redaksi tak sesuai).

Jadi bukannya gak ada sisa-sisa makhluk untuk menjadi jodoh kita (cieee bahasanya sisa (baik) hee), yang pasti jodoh itu perlu diusahakan (ikhtiar), jangan Cuma ongkang-ongkang kaki karena sudah dijamin lewat surat cintaNya (Qur’an, pen.):

‘….. Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.’ (Adz-Zaariyat: 049)

Because what? Coba kita ingat ayat ini:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d, ayat 11)

Yap… jadi kita semua sudah pada tahu kan, mau istilah jodoh itu jorok, yang penting ada ikhtiarnya dari kita. Laki-laki perempuan sama aja kudu ikhtiar walaupun beda ikhtiarnya (bisa tanya langsung sama yang lebih paham, ustadz/ah).

Nah ini nih… ada penegasan dari ustadz Felix Siauw: “Jangan memulai apa yang tak bisa engkau selesaikan. Nikahi atau sudahi, halalkan atau tinggalkan!”

Wah… hayo mau pilih yang mana?

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (29 votes, average: 7.24 out of 5)
Loading...

Tentang

Menyukai fiksi dan non-fiksi.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization