Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Peringati Pembantaian Shabra-Shatila, Sharon dan Anteknya Harus Diadili

Peringati Pembantaian Shabra-Shatila, Sharon dan Anteknya Harus Diadili

Seorang pria tua Palestina berdoa di kuburan selama upacara peringatan memperingati ke 28 pembantaian Sabra-Shatila di kamp pengungsi Palestina Sabra di Beirut pada tanggal 16 September 2010. (Getty Images)

dakwatuna.com – Departemen Pengungsi PLO menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan untuk memberikan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina yang terancam, serta menuntut pemburuan para pelaku pembantaian di kamp Sabra dan Shatila dan membawa mereka ke Mahkamah Internasional.

Sebuah siaran pers dari PLO dalam rangka dua puluh delapan tahun peringatan pembantaian di kamp Sabra dan Shatila bahwa, “Rakyat Palestina akan melanjutkan perjalanan perjuangan dan pembebasan sampai memperoleh semua haknya yang sah untuk kembali ke rumah mereka dimana mereka jadi pengungsi sejak tahun 1948, dan untuk pembentukan sebuah negara merdeka yang berdaulat secara utuh dan Yerusalem sebagai ibukotanya.

Dr Zakaria Agha, Presiden Departemen Pengungsi PLO itu menjelaskan, pembantaian Sabra dan Shatila merupakan kejahatan keji yang itu dilakukan oleh pemerintah Israel atas perintah langsung dari mantan perdana menteri Israel Ariel Sharon, dimana pembantaian itu merenggut nyawa lebih dari 3.500 Palestina dan Lebanon, sebagian besar dari mereka perempuan dan anak-anak, dan ribuan orang hilang untuk kemudian hidup di kamp-kamp pengungsi Palestina.

Dia menekankan bahwa rakyat Palestina menghadapi risiko nyata atas eskalasi ucapan rasis Israel yang akan membunuhi rakyat Palestina. Ia mendesak masyarakat internasional untuk keluar dari sikap diam dan segera melakukan penuntutan para pelaku pembantaian terhadap rakyat Palestina itu dan membawa mereka ke pengadilan internasional.

Pembantaian Shabra Shatilla terjadi pada 18 September 1982, Ariel Sharon adalah orang yang memimpin pembantaian tragis Shabra Shatilla itu. Israel menggunakan anteknya, yaitu milisi Palangist di Lebanon untuk menghabisi warga Palestina yang mengungsi ke Lebanon. Batalion Palngist ini menyerang dua perkemahan dan menyiksa penduduk serta membantai wanita, anak-anak, dan orang tua. Jumlah korban yang syahid lebih dari 12.000 warga Palestina. (milyas/maannews/knrp)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization