Arsip Kata Kunci: surat

‘’Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram. Mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat’’. (QS.75: 24-25) Setidaknya tanda-tanda kemurkaan Allah telah mereka lihat. Mereka bisa merasakannya sebelum Allah benar-benar timpakan kepada mereka azab-Nya. Dan hari itu semua penyesalan menjadi tidak berguna.

Kesempatan KTT Arab ini juga dimanfaatkan Ikhwanul Muslimin (IM) untuk menjelaskan dan menekankan bahwa pihaknya adalah organisasi damai dan bukan organisasi teroris.

Al-Quran adalah sumber cahaya kehidupan yang tak akan pernah padam hingga akhir zaman. Karena kesucian dan keasliannya, akan terus dijaga oleh Allah yang telah mewahyukan al-Qur’an kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Keaslian ini pula yang menjadi salah satu mukjizat dari sekian banyaknya mukjizat Kalamullah ini.

Sebuah surat ditulis oleh Dr Nur Nadia Abd Rahim, menggambarkan guncangan tersebut, dimuat New Straits Times pada Senin (17/3/2014).

Kami bukanlah siapa-siapa, hanya anak-anak muda yang mencoba berkarya. Tak sekedar karya tapi juga ingin turut serta goreskan garis sejarah dalam tapak perjuangan seperti abinda dan umminda yang kami cinta. Hari demi hari kami lalui, menyaksikan betapa partai ini di uji. Namun yang kami dapati, mereka tetap dekat dan melayani.

Kau minta aku berjuang, tapi kau melemahkan peran–peran yang aku lakukan. Kau suruh aku bekerja, tapi saat aku bekerja kau tuduh aku riya’ dan cari muka. Kemudian aku memilih bekerja dalam senyap saja, sebagaimana yang kau ajarkan agar aku ikhlas beramal. Tapi saat aku tak pernah nampak bekerja, dan tak kelihatan di media, kau bilang aku lemah tanpa daya. Apa aku diam saja?

Ananda Ahmad yang Bapak dan Ibu banggakan, sungguh ananda adalah salah satu sosok pemuda yang berani karena telah mengirimkan surat itu kepada Bapak dan Ibu. Jujur, Bapak dan Ibu terharu membacanya. Ternyata masih ada pemuda yang berani berbicara secara langsung kepada Bapak dan Ibu untuk mempersunting “Putri”, meski baru sekadar kinayah saja.

Saya hanya ingin menyampaikan perkembangan terbaru dari “surat cinta” tersebut. Sebagai orang yang sudah mempublish surat tersebut ke ruang publik, tentu saya harus bertanggung jawab untuk mempublish juga jika ada perkembangan barunya.

Mas Darwis Tere Liye (DTL) yang baik, Maafkan bila saya sangat mencintaimu. Saya mencintaimu karena Allah, karena kita sama-sama muslim. Bukankah setiap muslim itu bersaudara dan harus saling mencintai? Surat ini saya tulis karena didorong oleh rasa cinta tersebut.

Bulan Desember bagi Nasywa sungguh amat berarti. Salah satu tanggalnya merupakan hari kelahirannya. Bukan karena akan diadakan pesta ulang tahun layaknya anak-anak pada umumnya, tapi akan selalu ada kejutan dari orang tuanya. Apapun bentuk kejutannya, ia sangat senang mendapatkannya.