Gelombang penangkapan massal terhadap para penentang kudeta militer terjadi sejak Presiden Mohamed Morsi diisolasi pada 3 Juli 2013. Morsi disembunyikan pasukan keamanan di sebuah tempat rahasia selama beberapa bulan. Gelombang penangkapan semakin membabi buta setelah tragedi pembantaian di Rabi'ah dan Nahdhah pada tanggal 14 Agustus 2013.
Baca selengkapnya »Peringatan 1 Tahun Tragedi Berdarah di Rabiah dan Nahdhah (Bagian ke-4)
Jumlah orang hilang di Mesir sejak peristiwa Rabi'ah 14 Agustus 2013, adalah berkisar 250 orang. Ini berdasarkan laporan lembaga HAM, baik yang dikeluarkan oleh Amnesty International, Human Rights Monitor, Lembaga Pusat An Nadeem dan Al Karama.
Baca selengkapnya »Peringatan 1 Tahun Tragedi Berdarah di Rabiah dan Nahdhah (Bagian ke-3)
Organisasi HAM dunia dan sejumlah laporan media massa menyebutkan lebih dari 50 kali tragedi pembantaian yang terjadi di Mesir sejak 3 Juli 2013. Semuanya dalam rangka pembubaran paksa para demonstran yang menolak kudeta militer. Dalam rangkaian pembantaian itu, ribuan orang meninggal.
Baca selengkapnya »Peringatan 1 Tahun Tragedi Berdarah di Rabiah dan Nahdhah (Bagian ke-2)
Mesir membunuh ribuan orang yang dianggap sebagai oposisi dalam serangkaian pembantaian sejak pembubaran paksa di dua lokasi – Rabi’ah dan Nahdhah- pada 14 Agustus 2013. Para demonstran memprotes kudeta Presiden terpilih Muhammad Mursi. (Aljazeera).
Baca selengkapnya »Peringatan 1 Tahun Tragedi Berdarah di Rabiah dan Nahdhah (Bagian ke-1)
Subuh merekah di pagi 14 Agustus 2013. Ketika itulah, polisi Mesir dengan dukungan pasukan Angkatan Darat membubarkan paksa para pendukung Presiden Mursi di dua lapangan besar Rabi’ah Al Adawiyah dan An Nahdhah, yang keduanya terletak di ibukota Mesir, Kairo. Berdalih ada kelompok demonstran yang menembakkan senjata ke arah aparat keamanan, para demonstran yang lebih dari 48 hari melakukan sit in (aksi diam di tempat) di dua lokasi tersebut, diserbu dan dibubarkan secara paksa. Lalu, ribuan orang tewas dan terluka.
Baca selengkapnya »