Arsip Kata Kunci: As-sisi

Harian Inggris, Daily Mail, dalam salah satu pemberitaannya mengungkapkan dukungan mantan PM Inggris, Tony Blair, dan mantan Direktur Komunikasi dan Strategi Inggris pada masa pemerintahannya, Alastair Campbell, terhadap kudeta militer di Mesir.

Harian Inggris, The Daily Telegraph, mengungkapkan bahwa Abdul Fatah As-Sisi sebenarnya telah merancang kudeta militer sejak zaman Presiden Husni Mubarak dan senantiasa mengaku bahwa dirinya adalah “juru selamat’ Mesir.

"Aku setuju jika Mesir melakukan serangan militer untuk mengamankan perbatasannya, walaupun serangan itu juga dilakukan di wilayah Libya. Yang penting kita bisa menghabisi kelompok yang membawa wabah ini (kelompok Islam)."

Media independen Arab, Memo Islam, mengutip pemberitaan media AS, Washington Post, yang menyebutkan bahwa respons pemilih terhadap pemilu presiden di Mesir sangat rendah meskipun panitia pemilu dengan putus asa menambah masa pemungutan suara satu hari dan mengancam yang tidak memilih dengan hukuman denda.

Media zionis, The Time of Israel, menyampaikan ucapan selamat kepada tokoh kudeta Mesir, Abdul Fatah As-Sisi, atas kemenangan (palsu) dalam pilpres kudeta yang berakhir Rabu lalu (28/5/2014).

Hasil penghitungan sementara pemilu presiden di Mesir menunjukkan kemenangan tokoh kudeta, Abdul Fatah As-Sisi, dari pesaingnya, Hamden Shabahi.

Harian AS, Washington Post, mengutip pendapat sejumlah pengamat AS yang menyebutkan bahwa rendahnya partisipasi rakyat Mesir (akibat pemboikotan) dalam pilpres kudeta akan menghancurkan citra As-Sisi sebagai calon yang diprediksikan menjadi pemenang.

Pimred Harian Al-Misriyun, Jamal Sultan, melalui akun Twitter-nya mengungkapkan adanya veto (ultimatum) dari pihak Uni Emirat Arab untuk Mesir (As-Sisi) agar meniadakan peran politik apapun bagi Partai An-Nur setelah pilpres kudeta yang saat ini diselenggarakan di negara tersebut.

Menurutnya, As-Sisi telah berjasa dalam membuka pintu perubahan di Timur Tengah.

Haftar juga menyatakan mendukung Abdul Fattah As-Sisi saat melakukan kudeta militer 30 Juli tahun lalu, karena itu, menurutnya adalah sebuah pembelaan terhadap kehendak rakyat Mesir.