Afrika

Setelah tokoh kudeta Abdul Fatah As-Sisi meraih kursi kepresidenan dengan curang, pemerintah kudeta Mesir saat dikabarkan sedang menyiapkan rancangan undang-undang (RUU) khutbah dan pengajaran agama di masjid dan ruang publik.

Media online berbahasa Arab, Memo Islam, menyebutkan informasi dari internal pemerintah kudeta Mesir bahwa ada empat negara yang tidak diundang untuk menghadiri pelantikan presiden kudeta terpilih, Abdul Fatah As-Sisi.

Tokoh kudeta Libya, Jenderal (Purn) Khalifah Haftar, selamat dari upaya pembunuhan dengan bom mobil yang menargetkan kediamannya di Benghazi (3/6/2014).

Media online berbahasa Arab, Memo Islam, memberitakan kelakuan pendukung fanatik buta Abdul Fatah As-Sisi di akun sosial medianya yang mempermainkan ayat Al-Qur'an dengan mengubah bacaan surat Al-Fatihah, dan menyebut As-Sisi sebagai tuhan yang agung.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Mesir memanggil (3/6/2014) Kuasa Usaha ad Interim (KUAI, pimpinan sementara) Kedubes Turki di Cairo guna menyampaikan protes terhadap sejumlah pernyataan pejabat tinggi Turki tentang pilpres kudeta di Mesir.

Komisi Pemilu Umum (KPU) Kudeta Mesir akhirnya secara resmi mengumumkan (3/6/2014) kemenangan tokoh kudeta nomor satu Abdul Fatah As-Sisi sebanyak 96,91% atas saingannya Hamden Shabahi yang memperoleh 3,09% dari suara pemilih.

Harian Inggris, Daily Mail, dalam salah satu pemberitaannya mengungkapkan dukungan mantan PM Inggris, Tony Blair, dan mantan Direktur Komunikasi dan Strategi Inggris pada masa pemerintahannya, Alastair Campbell, terhadap kudeta militer di Mesir.

Harian Inggris, The Daily Telegraph, mengungkapkan bahwa Abdul Fatah As-Sisi sebenarnya telah merancang kudeta militer sejak zaman Presiden Husni Mubarak dan senantiasa mengaku bahwa dirinya adalah “juru selamat’ Mesir.

Menlu Qatar, Khalid bin Muhammad Al-Atiyah, dalam konferensi pers bersama Menlu Jerman yang sedang berkunjung ke Doha (1/5/2014) Frank Steinmeier, menyatakan bahwa dialog nasional yang terbuka dan serius diharapkan mampu meredam konflik dan mengembalikan stabilitas di Mesir.

"Aku setuju jika Mesir melakukan serangan militer untuk mengamankan perbatasannya, walaupun serangan itu juga dilakukan di wilayah Libya. Yang penting kita bisa menghabisi kelompok yang membawa wabah ini (kelompok Islam)."