Topic
Home / Cahyadi Takariawan

Cahyadi Takariawan

Senior Editor di�PT Era Intermedia, Pembina di�Harum Foundation, Direktur�Jogja family Center, Staf Ahli�Lembaga Psikologi Terapan Cahaya Umat. Alumni�Fakultas Farmasi�Universitas Gadjah Mada (UGM).

Mengapa Suami Cenderung Tidak Romantis di Mata Istri?

Setelah memiliki istri, laki-laki mulai memasuki zona nyaman. Ia merasa aman, tidak perlu mengejar atau melakukan usaha untuk mendapatkan pendamping hidup, karena sudah ada di sampingnya. Ketika sudah memasuki zona nyaman dalam hubungan, laki-laki merasa bisa fokus pada hal lain dalam hidupnya tanpa harus memusingkan lagi urusan mencari pendamping hidup. Ia bisa fokus pada karier, pekerjaan, organisasi, hobi, dan lain sebagainya, dan yakin bahwa istri juga nyaman berada di sampingnya.

Baca selengkapnya »

Tujuan-Tujuan Mulia Menikah dan Berkeluarga

Menikah dan berkeluarga itu bukan persoalan keinginan seseorang. Oleh karena itu, lelaki dan perempuan lajang tidak perlu ditanya apakah mereka ingin menikah atau tidak, karena menikah itu bukan soal ingin. Kalau menikah dipahami hanya persoalan ingin, maka ada orang tidak mau menikah dengan alasan tidak ingin, dan ada orang yang menikah setiap hari karena selalu ingin. Menikah adalah tugas peradaban, karena hanya dengan pernikahanlah akan lahir peradaban kemanusiaan yang mulia di masa depan.

Baca selengkapnya »

Begitu Sulitkah Mencinta?

Begitu mahalnya cinta dalam hidup kita, sehingga lebih suka kita mencaci maki dan menertawakan penderitaan orang lain? Dibanding menikmati irama syahdu cinta dan kasih sayang sesama manusia, yang telah dianugerahkan Tuhan sebagai keistimewaan dan keutamaan manusia dibanding makhluk lainnya. Tapi memang tidak mengherankan. Bang Erich Fromm menyatakan, sebagian dari kita sesungguhnya tengah terperangkap dalam pasungan zaman modern.

Baca selengkapnya »

Mengapa Menunda Menikah?

tulah sejumlah alasan yang dikemukakan sehingga merasa diri absah untuk tidak segera melaksanakan pernikahan. Ada perhitungan yang sangat matematis mengenai hidup, bahwa biaya-biaya hidup itu linear, kalau satu orang hidup memerlukan uang satu juta rupiah sebulan, maka dua orang berarti dua juta, kalau empat orang berarti empat juta rupiah. Ia merasa belum mampu membiayai hidupnya sendiri.

Baca selengkapnya »

Menikmati Kebersamaan Keluarga Hingga Akhir Usia

Apa yang kita dapatkan dari film “Habibie & Ainun” yang sekarang tengah diputar di berbagai bioskop? Saya sendiri belum menonton dan tidak tertarik untuk menontonnya. Membaca resensinya saja –seperti yang sudah diposting oleh mbak Winda Maulida (http://www.kompasiana.com/windamaulida) dan teman lainnya di Kompasiana – sudah membuat saya menangis, apalagi kalau langsung menonton filmnya.

Baca selengkapnya »

Langkah yang Perlu Dilakukan Ketika Banjir Mengepung Negeri

Masya Allah, bencana terus datang bertubi di negeri ini. Satu bencana belum usai, telah datang bencana berikutnya lagi. Seakan tidak ada lagi tempat yang aman untuk dihuni. Mungkin ini pertanda telah semakin tuanya usia bumi. Atau memang manusia telah kehilangan nurani. Tidak pernah belajar dari kesalahan yang terus menerus terjadi. Alam menjadi tidak ramah kepada siapapun yang menghuni.

Baca selengkapnya »

Dakwah dan Rumah

Sangat menarik pertanyaannya. Kalau istilah pak Mario Teguh, “super sekali”. Pertanyaan yang sebenarnya mewakili banyak kalangan aktivis dakwah. Ada kondisi paradoks, satu sisi “merasa” sibuk dengan berbagai kegiatan dakwah, namun di saat yang sama melalaikan peran sebagai kepala rumah tangga.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization