dakwatuna.com – Kairo. Abdul Naser Abdul ‘Aal, seorang pengamat politik dan dosen Ekonomi Digital mengkritik keras keputusan menteri Urusan Wakaf Mesir, Muhammad Mukhtar Jumah, yang membubarkan seluruh DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) di seluruh masjid Mesir yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Mursi.
Abdul ‘Aal menyebutkan bahwa keputusan itu secara tidak langsung melawan elemen-elemen yang berpengaruh di masyarakat. Menurutnya, keputusan itu bertujuan menghabisi orang-orang yang masih mendukung pemerintahan Presiden Mursi, lalu membentuk kepengurusan DKM yang mendukung pemerintahan kudeta.
Keputusan itu, menurut Abdul ‘Aal, mengabaikan orang-orang shalih yang selama ini memperhatikan kemakmuran masjid. Mungkin mereka yang membangun, daln selalu berusaha menjadikan masjid sebagai tempat yang nyaman bagi orang-orang yang mendirikan shalat.
Abdul ‘Aal juga menyinggung bahwa selama memerintah, rejim Mubarak juga tidak jarang merampas masjid dari orang-orang yang berjasa membangunnya. Sekarang, pemerintahan kudeta juga melakukan hal yang sama, merampas masjid dari orang-orang yang telah berjerih-payah mengumpulkan dana untuk membangunnya.
Melihat kondisi seperti ini, Abdul ‘Aal membandingkan dengan kondisi kepengurusan DKM di masjid-masjid Amerika pasca serangan 11/9. Saat itu, Amerika bersikap sangat keras berurusan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Namun kepengurusan DKM masjid di sana terbentuk dengan cara pemilihan; pemerintah tidak melakukan intervensi dalam hal tersebut. (msa/dakwatuna/klmty)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: