dakwatuna.com – Jarak yang membentang tidak pernah menghalangi perasaan satu jiwa umat muslim sedunia. Meski terpisah jarak dan berada di luar negeri, pada hari ahad (18/08/2013), Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Kansai (KMII-Kansai Jepang) dan Ikatan Persaudaraan Trainee Indonesia di Jepang (IPTIJ) melakukan aksi solidaritas untuk Mesir (#SaveEgypt).
Aksi ini dipusatkan di Masjid Osaka Ibaraki, Osaka, Jepang, dengan menghadirkan Imam Mohsen yang berasal dari Mesir. Dalam pemaparannya, Imam Mohsen menjelaskan secara gamblang terkait sejarah Mesir dan kondisinya saat ini. Imam Mohsen juga menjelaskan bahwa aksi dukungan rakyat Mesir terhadap kepemimpinan Mursi, yang digulingkan militer, merupakan aksi damai, melibatkan perempuan dan anak-anak, dan dilakukan oleh berbagai golongan, tidak hanya Ikhwanul Muslimin (IM) saja. Oleh karena itu, peristiwa pembubaran paksa terhadap aksi damai tersebut merupakan peristiwa yang mencengangkan dan di luar dugaan karena militer Mesir dengan keji melakukan pembantaian (tembakan ke kepala, leher, dsb.) dan menyerang Masjid. Imam Mohsen juga mengajak sesama muslim di belahan dunia lain untuk senantiasa memanjatkan doa dan menyuarakan kebenaran tidak seperti berita yang senantiasa disuarakan oleh media-media Mesir pendukung rezim militer.
Aksi solidaritas ini merupakan kelanjutan dari aksi penggalangan dana yang diorganisir oleh KMII Kansai dan IPTIJ yang masih berlangsung hingga hari ini. Di akhir acara ini, dibacakan pula surat pernyataan sikap yang mengutuk keras pembantaian terhadap demonstran sipil pro-demokrasi dan anti-kudeta oleh pihak keamanan Mesir (Polisi dan Militer), serta mendesak pemerintah Indonesia dan Presiden Republik Indonesia untuk segera bersikap tegas dan berperan aktif dalam tragedi kemanusiaan dan pelanggaran HAM yang terjadi di Mesir dan mengambil langkah-langkah multilateral bersama negara-negara lain untuk mewujudkan perdamaian di Mesir dan menciptakan stabilitas dunia. (Febri Zukhruf/dakwatuna/hdn)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: