Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Dinamika Kehidupan Keluarga

Dinamika Kehidupan Keluarga

Ilustrasi. (albislam.com)

dakwatuna.com – Di antara hak muslim terhadap sesamanya adalah jika diundang, maka datangilah. kecuali ada halangan, udzur syar’i.

Undangan yang sering kita terima antara lain undangan pernikahan. Pembentukan keluarga baru. Ikatan suci atas ridha Ilahi. Ikatan yang sangat kokoh mitsaqan ghalidza. Janganlah diperlemah atau dirusak karena kekurangsabaran masing-masing dalam mengurangi biduk rumah tangga.

Pernikahan adalah ikatan sakral, jangan engkau lemahkan kesakralannya karena tak lagi menghayati maknanya, pudar oleh rutinitas aktivitas.

Dari sinilah berawal peradaban umat manusia. Ini bukan peristiwa biasa. Pernikahan adalah hari istimewa bagi sepasang manusia yang melakoninya, laki-laki dan perempuan yang meyakini strategisnya lembaga keluarga . Ia dibentuk melalui pernikahan suci.

Jangan engkau rusak istimewanya, hanya karena sikap egois merasa paling berjasa atau paling capai dalam mengarungi biduk rumah tangga.

Senang susah, sedih gembira, lapang sempit, sehat sakit, rajin malas adalah hal yang selalu akan berganti dalam kehidupan ini. Tak terkecuali kehidupan rumah tangga. Kuncinya adalah sabar dan syukur. Tak lebih dari itu. Kadang istri yang harus bersabar melihat kelemahan suami, di lain waktu suami yang harus bersabar melihat kelemahan istri.

Dalam hal lain suami harus bersyukur dengan segala kelebihan istri, dan pada sisi lain istri yang harus bersyukur dengan kelebihan suami. Ya, hal ini akan selalu ada. akan selalu terjadi. Tak ada manusia yang sempurna. Masing-masing punya kelebihan dan kelemahan. Sempurna hanya milik Allah.

Maka sekali lagi, kuncinya sabar dan syukur.

Sabar dan syukur akan lahir manakala masing-masing menyadari visi misi dalam membangun keluarga. Hal-hal remeh tak boleh mengalahkan visi misi membangun keluarga. Membangun peradaban. Masuk surga bersama pasangan dan anak keturunan. (Az-Zuhruf: 70 dan Ath-Thur: 21)

Hal teknis manajemen dalam kehidupan rumah tangga bisa dibicarakan baik baik. Dengan kepala dingin, dengan landasan cinta. Dan cinta adalah memberi, bukan menuntut.

Bagaimana “saya” bisa memberi perhatian, kasih sayang, kehangatan, bantuan, senyuman, kerapihan, dan semua kebaikan kepada “pasangan saya”, bukan bagaimana “saya” bisa menuntut dan mendapatkan itu semua dari pasangan. Jika semangat ” memberi” yang kita hadirkan, insya Allah sesulit dan serumit apapun masalah yang ada dalam keluarga, akan dapat kita selesaikan dengan baik. Tak perlu emosi.

Demikianlah, pernikahan akan selalu indah untuk dikenang.

Maka kenanglah terus keindahan tersebut untuk selalu muncul dalam realita. Jadikan kehidupan pernikahan selalu indah, bukan karena tak pernah berhadapan dengan masalah. Tapi karena kepiawaian kita dalam menyelesaikan masalah.

Perjalanan kehidupan pernikahan jika diibaratkan dengan perjalanan mobil menuju kota tujuan, mungkin akan bertemu dengan jalanan yang berlubang dan becek, bertemu dengan kemacetan dan rintangan lain. Tapi setelah kemacetan, kita akan merasakan nikmatnya jalan yang lengang, jika pandai mengelola suasana macet untuk suatu yang bermanfaat. (neni/dakwatuna.com)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...
Konsultan Ketahanan Keluarga RKI (Rumah Keluarga Indonesia). Tenaga Ahli Fraksi Bidang Kesra, Mitra Komisi viii, ix, x. Ibu dari 7 putra-putri penghapal Alquran. Lulusan S1 Jurusan Teknologi Pertanian IPB, dan S2 di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization