Topic
Home / Narasi Islam / Sejarah / Holako, Nasib Buruk Penista Agama Islam

Holako, Nasib Buruk Penista Agama Islam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
ilustrasi (joelsantos.net)

dakwatuna.com – Bangsa-bangsa di Asia tengah merupakan negara-negara eks Soviet dan beberapa negara bagian di Russia saat ini.

Mereka adalah bangsa Mongol (Arab menyebutnya Moghul). Sejarah bangsa Mongol (Moghul) sangat unik, dari penghancur Islam bertransformasi menjadi pengusung Panji Islam terkuat di masanya.

Siapa yang tidak kenal Holako? Kaisar penghancur pusat peradaban dunia dan Islam yaitu Baghdad. Cucu dari Jenghiz Khan seorang emperor terbesar sepanjang sejarah dunia. Pasca kematiannya, hampir sepertiga luas dunia pernah berada di bawah kekuasaan imperium Mongol. Nggak ada yang menyangka kalau sebuah suku barbar, nomaden dan tidak punya peradaban mampu melakukan ekspansi militer yang terbesar di dunia.

Salah satu penyebab utamanya adalah jumlah pasukan yang sangat banyak (disebutkan dalam setiap batalyon terdapat ratusan ribu tentara), lalu kemahiran tempur, postur tubuh yang kekar dan cenderung besar, dan beberapa sejarawan mengatakan mereka memiliki kuda khas Mongolia yang berkaki pendek namun bergerak sangat lincah. Ini semua terjadi pada abad pertengahan dalam peradaban manusia.

Sebagai suku barbar, Mongol atau yang sering disebut sejarawan Islam sebagai Moghul, mereka tidak memiliki dasar-dasar peradaban, sehingga dalam melakukan ekspansi mereka tidak memiliki pengetahuan, asas, nilai, moral dan kode etik. Jenghiz Khan sebagai master utama dari imperium mengorbankan jutaan nyawa manusia, ratusan peradaban termasuk kelak menara peradaban dunia di Baghdad dihancurleburkan oleh cucunya Holako.

Ibnu Taimiyah, seorang ulama di zaman itu sempat mengekspresikan ketidakpercayaan terhadap apa yang terjadi. Hanya karena masalah penguasaan teritori, bangsa Mongol merasa harus menghancurkan sumber ilmu dunia di Baghdad. Namun banyak ilmuwan, ulama dan intelektual berhasil melarikan diri dari Baghdad sambil membawa beberapa literatur keilmuan penting.

Di antara mereka adalah Ibnu Taimiyah yang kabur ke Cairo, Mesir. Kelak setelah kehancuran Baghdad, Cairo menggantikan posisi Baghdad sebagai pusat keilmuan dan keulamaan Islam Sunni terutama di Al-Azhar.

Di sini terjadi keunikan yang bisa disebut sebagai keunikan yang sangat unik. Kelak bangsa Mongol (Moghul) yang menghancurkan pusat-pusat peradaban Islam akan takluk oleh peradaban Islam itu sendiri. Mayoritas mereka masuk Islam dan mendirikan negara-negara Islam yang kuat dan menoreh tinta sejarah emas. Ekspansi Islam sampai ke pojok-pojok Cina, Russia, India dan Eropa.

Setelah Jenghiz Khan wafat, dia membagi wilayah kekuasaannya menjadi 4 bagian untuk diwariskan kepada empat anaknya dari istri pertama. Anak pertama Jochi diberikan wilayah di Rusia Balkan dan sekitar timur Eropa. Lalu Chagatai mendapat wilayah yang sekarang adalah wilayah Turkmenistan besar. Toloui mendapat bagian wilayah yang sekarang adalah Iran, Arab dan Turki. Dan yang terakhir adalah Ogedei mendapat wilayah yang sekarang adalah Mongolia dan Xinjiang Cina.

Kelak semua wilayah itu akan menjadi wilayah daulah Islam karena semua raja, petinggi, tentara hingga rakyat memeluk Islam. Namun pada proses awal, ada satu wilayah Moghul yang berkeras menjaga agama leluhur yaitu Samaniah. Sebuah paham mistik paganistis yang menyembah arwah orang mati. Bagian Moghul yang musyrik ini adalah bagiannya Toloui di wilayah Iran, Arab dan Turki. Toloui memiliki anak yang kelak menjadi kaisar besar di antaranya Holako yang akan menghancurkan Baghdad dan Kubilai Khan yang kelak menjadi Kaisar Cina dan pendiri dinasti Yuan di sana.

Khusus untuk Holako, sejak awal dia dibentuk oleh kakaknya Manko Khan sebagai orang yang membenci Islam, sangat kontras dengan sepupu dia yang menguasai wilayah lain. Contohnya adalah Berke Khan atau yang sering disebut Baraka Khan, sepupu Holako yang menguasai wilayah yang kini adalah Russia dan sebagian Eropa ini justru memeluk Islam dan mendirikan Daulah Islam Sunni di sana. Tidak heran jika Russia sekarang memiliki jumlah pemeluk Islam yang sangat banyak. Kelak Berke Khan akan memerangi Holako sampai Holako tidak berkutik.

Kebencian Holako terhadap Islam menjadi karakter khas dia dalam peperangan, Holako berhasil membantai ratusan ribu bangsa Iran yang saat itu masih berpaham Sunni hingga akhirnya punah, akibatnya setelah Holako mati kekosongan kekuasaan diisi oleh dinasti kebatinan dan merubah bangsa Iran menjadi Syiah.

Setelah menghancurkan bangsa Iran Holako membumi hanguskan pusat peradaban Islam di Baghdad dengan sangat sadis. Jutaan kaum muslimin disembelih, gedung-gedung megah dirobohkan, jutaan buku keilmuan dibakar dan dilempar ke sungai Tigris hanya untuk jembatan kuda mereka.

Tidak puas sampai di situ, Holako ingin menghancurkan Damascus dan Cairo, namun pasukannya dengan hidayah Allah dihancurkan oleh dinasti Islam Sunni Mameluk dari Mesir. Penghancuran pasukan Holako itu terjadi di sebuah daerah bernama ‘Ain Jalut dekat Damascus, sultan Mameluk yang terkenal dalam pertempuran itu adalah Saifuddin Qutuz dan Ruknuddin Biebers.

Mameluk adalah bangsa-bangsa dari tanah Eropa Romawi dan Turki yang awalnya menjadi budak, lalu karir mereka melesat lantaran kemahiran tinggi dalam perang dan politik.

Saat pasukannya dihancurkan, Holako kebetulan tidak mengikuti perang karena mendengar kakak tersayangnya mati lalu dia memutuskan kembali ke pusat kerajaan dan mewakili kepemimpinan perang kepada panglimanya Qathabgha, Qathabgha sendiri tewas di dalam pertempuran. Mendengar kekalahan itu Holako murka dan mengirim pasukan baru yang lebih banyak ke Damascus.

Di sinilah kembali terjadi keajaiban dari Allah, kaisar Berke Khan yang merupakan sepupu dekat Holako yang sudah masuk Islam ternyata menyimpan kekecewaan yang mendalam terhadap Holako karena sudah membantai jutaan umat Islam. Berke Khan merasa berdosa besar atas ulah sepupunya itu, akhirnya Berke Khan memutuskan untuk memerangi sendiri Holako Khan. Pertempuran terjadi berkali kali dan setiap pertempuran itu dimenangkan oleh Berke Khan yang bersekutu dengan raja Mameluk Mesir Ruknuddin Biebers.

Allah kembali menunjukkan kebesarannya terhadap penista agama Islam seperti Holako. Setelah pasukannya hancur Holako stress berat dan akhirnya mengidap penyakit epilepsi yang aneh, karena dia suka menggonggong dan mengaung layaknya anjing di malam hari. Tidak lama setelah itu Holako mati dengan penyakitnya.

Yang lebih menyakitkan lagi bagi Holako, keturunannya akhirnya memeluk Islam terutama yang menonjol adalah cucunya Ghazan Khan, Ghazan Khan setelah masuk Islam merebut kekuasaan ayahnya yang beragama Buddha yaitu Baidu, Ghazan Khan menghancurkan kuil Buddha, sinagog dan gereja di ibukota kerajaan Holako Tabriz dan menggantinya dengan masjid-masjid yang megah.

Ghazan Khan berhasil mengislamkan sepupu nya Baber Khan yang sama-sama keturunan Jenghiz Khan dan Baber Khan mendirikan kerajaan Moghul di India dan berkuasa ratusan tahun di sana, salahsatu monumen terkenal Moghul India adalah Taj Mahal.

Balasan Allah terhadap penista Islam ternyata tidak tanggung-tanggung, dan semakin kita mengetahui sejarah Islam, semakin kita kagum dan percaya diri membawa identitas Islam dalam kondisi apapun.

Hikmah Allah sangat besar, dahulu wilayah Holako adalah wilayah yang dijadikan markas pasukan yang menghancurkan peradaban Islam kini menjadi markasnya bangsa-bangsa Islam. Berke Khan yang sedari awal mendirikan imperium Islam pertama di Russia dan Eropa akhirnya hanya menyisakan bangsa-bangsa Islam di Chechnya dan Dagestan, meski berjumlah banyak namun masih kalah jumlah dari jumlah non-muslim di sana.

Awal kebencian sejarah pendeta Buddha juga bisa dirunut dari sejarah ini. Setelah semua keturunan Jenghiz Khan masuk Islam dan Holako mati didekat Syam. Kubilai Khan bersama pasukannya pergi ke China dan menjadi Kaisar di sana, Khubilai Khan sangat mengandalkan kaum muslimin dalam menjalankan pemerintahan di sana. Sayang, Khubilai Khan tidak masuk Islam dan keturunannya memilih Budha sebagai agama negara. Sebabnya adalah mengabadikan paman mereka Baidu Khan yang Buddha yang kekuasaannya dijatuhkan oleh putranya yang mualaf Ghazan Khan. Baidu kini menjadi nama dari searching engine khusus China. China meski Komunis, namun secara kultural mereka memegang ajaran Buddha. (mutawakil/dakwatuna.com)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Sarjana lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo-Egypt. Saat ini aktif sebagai dai dan pengamat sosial politik Timur Tengah.

Lihat Juga

Arab Saudi Larang Tiga Juta Warga Palestina Pergi Haji dan Umrah

Figure
Organization