dakwatuna.com – New York. Pengamat Timur Tengah di Human Rights Watch (HRW), Adam Coogle, turut berkomentar atas penangkapan 20 orang oleh pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, hal itu cukup menjadi cerminan atas perlakuan Saudi terhadap kelompok Oposisi.
Dilansir dari Aljazeera.net, Kamis (14/09/2017), Coogel mengatakan, Saudi memiliki catatan buruk tentang kebebasan berekspresi. Seperti diketahui, baru-baru ini pemerintah Saudi melakukan penangkapan sedikitnya terhadap 20 orang. Berbagai tokoh yang dikenal sebagai oposisi, baik politik maupun keagamaan, ditangkap termasuk Dai Moderat Syaikh Salman al-Audah dan Syaikh Awad al-Qarni.
Sebelumnya, surat kabar Reuters melaporkan, penangkapan dilakukan di tengah spekulasi bahwa Raja Salman akan menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Pangeran Muhammad bin Salman.
Seorang sumber menyampaikan, pemerintah menangkap al-Audah, al-Qarni dan Ali a-Umari pada awal pekan ini. Hingga saat ini, para pejabat terkait disebut belum bisa dihubungan terkait penangkapan tersebut. Bahkan mereka yang diwawancarai pun menolak untuk berkomentar.
Sumber menambahkan, kampanye penangkapan oleh pemerintah Saudi terus berlanjut. Berbagai tokoh mulai dari pemikir, dai dan kolumnis menjadi sasaran kampanye. Di antaranya, Pebisnis, Essam Zamil; Akademisi, Abdul Hamid Abdul Latif; serta Khaled al-Audah, saudara Salman al-Audah.
Masih menurut sumber, orang-orang seperti akademisi, Musa Syarif; DR. Ali Omar Badhadhah; DR. Adel Banaemah; Imam Idris Abkar; DR. Khaled al-Ajmy; serta dokter Abdulmuhsin al-Ahmad juga turut ditangkap. (whc/dakwatuna)
Sumber: Al-Jazeera
Redaktur: William
Beri Nilai: