Special moment anniversary ke-17 Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
dakwatuna.com
Kau pelopor saat itu
Menyatukan yang terserak
Menghimpun armada
Menggempur singgasana kekuasaan
Demi cintamu pada mereka
Rakyat yang dirundung duka
Kau korbankan jiwa ragamu untuk mereka
Kau proklamirkan reformasi
Untuk negeri yang harmoni
Wahai para aktivis, wahai para pemuda apalagi mahasiswa
Buka mata, buka telinga
Buka hati, luaskan akal
Tajamkan pikiran, tambahkan wawasan
Apa yang terjadi di negeri ini bukanlah suatu kebetulan semata yang berbentuk pepesan kosong
Apa yang terjadi di negeri ini sesungguhnya saling berkaitan dengan apa yang terjadi di tingkat global dunia
Keduanya memiliki kaitan, jaringan dan kepentingan dari mereka-mereka para pembuat kejadian, para pencipta peristiwa dan para pemilik fenomena
Wahai para aktivis, wahai para pemuda apalagi mahasiswa
Jangan sekali-kali pernah berpikir bahwa apa yang terjadi di negeri ini hanyalah sebuah takdir semata yang telah Tuhan gariskan untuk kita
Terlalu naif
Terlalu simpel
Terlalu amat mudah
Terlalu bodoh
Negeri ini sudah lama menjadi bancakan, menjadi rebutan kebengisan dari tangan-tangan iblis berwajah manis
Karena negeri ini mengandung surga, mengandung keindahan, mengandung kasih sayang
Negeri ini sudah lama menjadi kue yang beraroma lezat nikmat dan siap disantap oleh para biadab-biadab laknat
Karena negeri ini mengandung ribuan pemalas, pembodoh, pemiskin, pengkaya, pencerai, penghancur, penghisap, penjahat dan penghianat
Negeri ini telah tergadai tanahnya, lautnya hingga hamparan udaranya
Negeri ini telah tergadai hukumnya, ekonominya, budayanya, politiknya bahkan agamanya
Negeri ini telah tergadai harga dirinya, kejujurannya, sopan santunnya, ramah tamahnya, belas kasihnya bahkan kehormatannya
Wayang-wayang busuk dipuji, dipuja, diagungkan dan menjadi idola
Sedang para kesatria pembawa panji kebenaran dibusuk-busukkan, dihinakan dan menjadi kambing hitam
Wahai aktivis, wahai para pemuda apalagi mahasiswa
Mana rasa malu itu
Ribuan putra-putri terbaik negeri ini seolah mabuk
Tak sadar diri hingga jatuh tertidur pulas dengan buaian mimpi negeri dongeng
Modernitas kau gilai
Standar barat kau pedomani
liberalisme, pluralisme, sekulerisme, satanisme adalah mainan baru yang kau banggai
Biarkan anak-anak mempelajari dunia ini
Biarkan para tetua menikmati senjanya hari
Tetapi tidak bagi kalian wahai para pemuda, kinilah saatnya beraksi
Wahai aktivis gawat darurat
Mana ambisi kemenangan generasi 45 itu
Mana gairah juang generasi 66 itu
Mana gelora jihad generasi 98 itu
Negeri ini masih menyimpan seonggok mutiara pahlawan
Negeri ini masih menyuplai orang-orang cerdas, berhati bersih dan mulia
Negeri ini masih memproduksi generasi pemberani, cemerlang, berdedikasi, sarat kontribusi dengan integritas tinggi
Wahai aktivis gawat darurat
Kuatkanlah tali penghubung antara hatimu dengan Tuhanmu
Baguskanlah akhlakmu, bentengilah nafsumu, sayangilah saudaramu
Wahai aktivis gawat darurat
Rapatkan barisan, eratkan persatuan, kokohkan langkah, tetap bergandengan tangan, genggam rasa cinta demi rakyat dan negeri ini.
Tapaki terus jalan perjuangan hingga tetes darah penghabisan meresap syahdu pada permadani bumi pertiwi.
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: