Topic
Home / Berita / Nasional / Aksi “Kemerdekaan Berjilbab” Aliansi Pelajar-Mahasiwa Indonesia

Aksi “Kemerdekaan Berjilbab” Aliansi Pelajar-Mahasiwa Indonesia

Aksi mendukung kemerdekaan berjilbab oleh Aliansi Pelajar Mahasiswa Indonesi di Bundaran HI, Selasa (22/4) - (Foto: sefi/FSLDK)
Aksi mendukung kemerdekaan berjilbab oleh Aliansi Pelajar Mahasiswa Indonesi di Bundaran HI, Selasa (22/4) – (Foto: sefi/FSLDK)

dakwatuna.com – Jakarta. PII, IPPNU,IPM, KAMMI, HMI MPO, dan FSLDK bersatu dengan sebutan “Aliansi Pelajar-Mahasiwa Indonesia.” Aliansi dari pelajar diantaranya PII, IPPNU,IPM dan aliansi dari mahasiswa yang bergabung diantaranya KAMMI, HMI MPO, dan FSLDK. Aliansi Pelajar-Mahasiwa Indonesia tersebut mengadakan aksi damai yang bertujuan mendukung kemerdekaan berjilbab. Aksi ini cukup menarik perhatian masyarakat yang cukup besar.

Aksi yang dimulai dari bundaran HI menuju istana negara dimulai pada pukul 10.00 wib. Sebelum aksi dimulai, koordinator lapang yang diketuai oleh M. Iqbal dari IPM meminta ijin aksi damai kepada pihak kepolisian yang berada disekitaran pos kepolisian di bundaran HI.Selanjutnya, pasukan aksi berjalan dengan berjajar rapisambil menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tak luput juga, ayunan lagu perjuangan mahasiswa menggemakan sepanjang aksi berlangsung.

Sekitar tiga ratus lebih masa aksi mewarnai sepanjang jalan yang dilewati dengan berbagai warna corak almamater dan bendera organisasi. Titik aksi diantaranya dari Bundaran HI-Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak-Mahkamah Konstitusi-Istana Negara Kepresidenan.

Aksi inidihiasi berbagai orasi oleh setiap perwakilan lembaga yang terkait dan ditambah dengan teatrikal dari beberapa mahasiswa. Teatrikal ini menggambarkan kondisi bahwa wanita muslim diberbagai elemen tanah air,masih dilarang menggunakan jilbab dan ingin diberikan kebebasan dalam menggunakan jilbabnya. Sebagai saudara se-iman, aliansi ini bersikap kukuh untuk diberikan perlindungan kepada saudara-saudaranya.

Bisa dikatakan ini merupakan aksi terkait perlindungan kebebasan berjilbab terbesar gabungan berbagai lembaga organisasi pelajar dan mahasiswa di tanah air. Karena sebelumnya, aksi sudah pernah dilakukan dari pusat maupun daerah namun tidak ada penyelesaian yang jelas dari pihak kepolisian. Sehingga, dilakukan aksi gabungan dengan memberikan surat kepada presiden sebagai pimpinan tertinggi di negara ini.

Sebelumnya, ada 2 alasan besar yang dikatakan oleh pihak kepolisian terkait penundaan pelegalan menggunakan jilbab polwan diantaranaya, belum adanya dana untuk keseragaman berjilbab dan belum adanya peraturan khusus untuk menggunakan seragam jilbab sehingga dikhawatirkan polwan tidak seragam berjilbab pada saat bertugas. Sebenarnya itu bukan sebuah alasana. Dana yang dibutuhkan tidak sebesar yang diperkirakan hanya berupa jilbab dan peraturan keseragaman jilbab yang sudah ada seperti di provinsi Aceh. Jika ihak kepolisian tidak mampu membiayai jilbab polwan, masyarakat Indonesia siap berkontribusi.

Titik terakhir aksi yaitu Istana Negara dengan berlangsung pertemuan antara pihak istana dan perwakilan aliansi ini diwakilkan oleh 3 orang yaitu Irma Budiarti Sukmawati, Helmi Al Syufi dan M. Iqbal untuk memberikan surat kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang disambut oleh pihak humas istana negara. Surat tersebut diterima dengan sangat baik. Namun, keputusan segera akan ditindaklanjutidengan dikabarkan keputusan pada hari jum’at ini. Jika, permohonan ini tidak diindahkan, maka aliansi ini siap berjuang kembali dengan kekuatan yang lebih besar lagi.

Adapun pernyataan sikap Aliansi Pelajar-Mahasiswa Indonesia untuk kemerdekaan berjilbab: (1) Menuntut Presiden RI agar memberikan jaminan penuh kepada perempuan muslimah yang akan menunaikan kewajibannya menutup aurat dengan memakai jilbab di instansi pemerintah dan swasta yang menerbitkan peraturan Presiden tentang Kemerdekaan Berjilbab di instansi Pemerintah dan swasta. (2) Menuntut Presiden RI agar memberikan jaminan penuh kepada pelajar dapat menggunakan jilbab di sekolah dengan mendesak Mendikbud RI menerbitkan PERMEN tentang Pedoman pakaian Seragam sekolah.

Aksi ini berakhir pada pukul 13.00 wib yang ditutup dengan pembacaan doa. Aliansi Pelajar-Mahasiswa Indonesia menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk berdoa bersama semoga tuntutan terhadap kasus ini bisa diindahkan dan didukung penuh sebelum masa jabatan kepresiden Bapak Susilo Bambang Yudhoyono berakhir pada tahun ini. (GM/ FSLDK/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization