dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Kiev. Setelah referendum menghasilkan bergabungnya Krimea ke Rusia, saat ini perhatian tertuju ke beberapa wilayah di timur Ukraina. Di wilayah-wilayah itu, terasa juga adanya geliat untuk memisahkan diri dari Ukraina, dan bergabung denga Rusia. Hal ini seperti ditulis Mohammed Safwan Jolak Ukraine Press, Selasa (25/3/2014) kemarin.
Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, Senin yang lalu bertemu dengan pejabat di departemen luar negeri Ukraina, Andrei Deshitsa. Dalam kesempatan itu Lavror menekankan bahwa Rusia tidak akan menggunakan kekuatan militernya di wilayah timur dan selatan perbatasan dengan Ukraina.
Menurut Safwan, pertemuan pejabat dua negara ini cukup menimbulkan pertanyaan. Karena Rusia menyatakan tidak mengakui keabsahan pemerintah Ukraina yang baru di Kiev. Pertemuan ini memberikan pesan Rusia untuk menenangkan Ukraina yang masih beranggapan kuat bahwa beberapa wilayahnya akan dicaplok Rusia berhubung jumlah kekuatan militer Rusia yang ditempatkan di perbatasan terus ditambah.
Namun, walaupun Rusia sudah berusaha meyakinkan, Ukraina tetap melakukan langkah antisipasi dengan juga menambah kekuatan militernya di wilayah perbatasan. Prioritas militer Ukraina saat ini adalah mempertahankan Krimea dan wilayah perbatasan. Karena jika hal itu tidak dilakukan, wilayah-wilayah Ukraina yang lain akan lepas satu persatu.
Mundurnya pasukan militer Ukraina dari Semenanjung Krimea, Senin kemarin, juga dalam kerangka besar itu. Karena keberadaan mereka di sana bisa dikatakan sebagai bunuh diri. (msa/dakwatuna/ukrainepress)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang M Sofwan
