Topic
Home / Pemuda / Essay / Ambil Peranmu Wahai Syabab!

Ambil Peranmu Wahai Syabab!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: inet)
Ilustrasi. (Foto: inet)

dakwatuna.com – Dakwah siyasi, salah satu tujuannya adalah untuk menjaga eksistensi dakwah, menjaga eksistensi kebaikan, mengawalnya dan memperjuangkannya dalam maqasyid syari’ah.  Di Indonesia, yang bertepatan negara dengan muslimnya yang banyak dan sistem demokrasi, ini membutuhkan instansi yang menjaga dan mengawal proses penerapan syariat (baca: kebaikan) dengan sebaik baiknya.

Saat “pertarungan” di pemilu, ada banyak yang ingin menuju parlemen, dan tugas kita adalah memastikan semoga semua yang duduk di parlemen, atau setidaknya sebagian besar darinya, adalah orang – orang yang paham kebaikan, terlebih lagi paham dakwah. Kemudian kita bisa menitipkan negeri ini kepada mereka, agar mereka menjaga eksistensi dakwah, menjaga eksistensi kebaikan di negeri yang konon katanya sedang porak poranda ini. Karena Kabarnya, seringkali keputusan yang diambil di parlemen harus melalui mekanisme voting. Dan sejauh ini yang paham kebaikan dan mau memperjuangkan kebaikan di parlemen itu masih sedikit, terus kalau kebijakan yang diputuskan di dewan melewati voting, ya jelas kalah kan ya yang orang baik.

Meminjam kalimatnya Fahri Hamzah, “Kebaikan yang minoritas seringkali kalah oleh voting“. Jadi tugas kita sederhana, membantu memperbanyak orang baik di parlemen.

Nah, sejauh ini…. menurut hemat saya: satu satunya caranya adalah berpartisipasi di pemilu, di politik, sebut saja jihad siyasi. Tapi sebentar dulu, kamu gak harus kok jadi orang partai. Gak harus jadi kader partai.

Kalau kamu termasuk yang sepakat dengan jihad siyasi di negara demokrasi, Kamu cukup menentukan pilihanmu, berpartisipasi memilih wakil rakyat yang baik, dan bagus banget kalau mau mengajak yang lain juga, karena 1 suaramu itu kecil banget, so ajak yang lain juga untuk memilih. Pahamkan kepada teman-temanmu tentang urgensi pemilu ini.

Tapi jika kamu termasuk yang tidak sepakat dengan jihad siyasi di negara demokrasi ini, sedang kamu orang baik dan paham dakwah, coba perhatikan kondisi berikut: Karena kalau orang yang baik – baik pada gak mau milih, ya yang milih orang – orang yang gak baik jadinya. Nah, bayangkan tuh, kalau orang gak baik, pasti dia milihnya juga yang gak baik pula, terus siapa yang milih orang/dewan yang baik? Gak ada kan? Hla sudah jelas to nanti yang jadi dewan di parlemen siapa? Ya yang banyak pemilihnya. Siapa mereka? Ya yang calon dewan yang gak baik tadi itu yang jadi wakil di parlemen. Hayo looo, piye?

Kalau sudah begitu, terus siapa yang nanti mengawal undang-undang? Siapa yang mengawal kepentingan ini dan itu? Bagaimana dengan RUU KKG, RUU Sisdiknas, RUU Azas Tunggal Pancasila, RUU Ormas, RUU PMI, dll. Siapa yang akan mengawal dan memperjuangkan rancangan undang2 tersebut kalau orang baik tidak punya wakilnya di parlemen? Coba pikir ulang jika masih mau golput di pemilu 2014 ini.

Sekarang, mari rencanakan sebuah partisipasi aktif untuk ikut terjun ke dalam medan pertempuran ini, dalam medan siyasi ini. Ambil peran mu, ya syabab!

Salam Tiga Besar!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Single fighter yang ayah-able | Petani Muda Berdasi | Wirausahawan | Pusat Al-Qur'an Terpadu | Barkasmal Jogja

Lihat Juga

Kemenangan Erdogan Dinilai Bekukan Rencana Turki Gabung Uni Eropa

Figure
Organization