Judul Buku: Agar Bacaan Al-Qur’an Tak Sia-sia
Penulis: Irfan Supandi
Penerbit: Tinta Medina
Cetakan: I, 2013
Tebal: xvi + 152 halaman
ISBN: 978-602-9211-75-7

Menumbuhkan Rasa Cinta Pada Al-Qur’an
dakwatuna.com – Al-Quran merupakan kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan termasuk ibadah bagi yang mau membacanya. Al-Quran menjadi sumber utama syariat Islam. Di dalam kitab suci Al-Quran terkandung hidayah bagi setiap umat Islam dalam menjalani kehidupan agar selamat sekaligus dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Selama ini, masyarakat pada umumnya hanya mengenal nama Al-Qur’an. Padahal, sejak diturunkan, Al-Qur’an telah mempunyai sejumlah nama seperti; Al-Kitab, Asy-Syifa, Al-Furqan, Adz-Dzikr dan At-Tanzil dan nama-nama lainnya. Dinamakan Al-Kitab karena Al-Qur’an mengumpulkan dan menghimpun beragam persoalan kehidupan pada masa dahulu, kini, dan yang akan datang, baik yang gaib maupun yang tampak; yang kecil maupun yang besar.
Dinamakan Asy-Syifa (obat), karena Al-Qur’an dapat menjadi obat bagi beragam jenis penyakit yang menyerang manusia, baik penyakit lahir (fisik) maupun batin (psikis). Zaman dulu, pernah ada sebuah kejadian; seorang tokoh masyarakat tersengat binatang namun tak kunjung sembuh padahal sudah dicarikan beragam obat ke mana-mana. Dan setelah salah seorang sahabat nabi meniup bekas sengatan binatang tersebut dengan membaca surat Al-Fatihah, seketika tokoh masyarakat tersebut sembuh seperti sedia kala.
Dinamakan Al-Furqan (pembeda), karena Al-Qur’an menjadi pembeda antara perkara yang haq (benar) dan perkara yang bathil (salah). Dinamakan Adz-Dzikr (pemberi peringatan), karena ayat-ayat Al-Qur’an banyak mengingatkan umat manusia tentang adanya siksa Allah bagi hamba yang mendurhakai perintah dan melanggar larangan-Nya. Dan dinamakan At-Tanzil (yang diturunkan), karena Al-Qur’an memang diturunkan dari Allah Subhanahu wa Ta’alaa. (halaman 5-10).
Al-Qur’an adalah pedoman hidup manusia. Maka secara otomatis seluruh umat Islam dituntut untuk dapat memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar. Untuk dapat memahami, seseorang harus mengawalinya dari belajar membacanya. Mulai alif, ba, tsa sampai belajar isi dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kalau sudah memahami, seseorang dituntut untuk mengajarkannya kepada orang lain.
Untuk memompa semangat belajar Al-Qur’an, seseorang perlu mengetahui fadhilah atau keutamaan membaca sekaligus mengamalkan Al-Qur’an. Sebagaimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari, mengamalkan dan mengajarkannya.” Keutamaan lainnya antara lain; Al-Qur’an dapat menjadi syafaat bagi pembacanya, mendapat pahala berlipat bagi yang mau membacanya, dll (halaman 79-85).
Tak ada kata terlambat untuk belajar membaca kitab suci Al-Qur’an. Bagi yang sudah dewasa atau yang telah berusia lanjut tetapi belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, tak perlu merasa sungkan dan malu untuk belajar kepada yang lebih ahli, semisal dengan memanggil guru ngaji ke rumah. Setelah mampu membaca, belajarlah untuk memahami setiap ayat Al-Qur’an dengan cara mengetahui artinya. Toh, terjemah dan tafsir Al-Qur’an telah banyak beredar di pasaran. Selain itu, bila menemui kesulitan dalam memahami Al-Qur’an, hendaknya segera menanyakan kepada ahlinya.
Terbitnya buku ini dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang ingin mempelajari, memahami sekaligus mengamalkan Al-Qur’an. Membaca buku ini, akan semakin menumbuhkan kecintaan kita kepada Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. (dakwatuna/Pirman/hdn)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: