Topic
Home / Berita / Tahanan Wanita di Penjara Israel Mengalami Tindak Kekerasan Terorganisasi

Tahanan Wanita di Penjara Israel Mengalami Tindak Kekerasan Terorganisasi

Images_news_2009_nov_29_asirat_300_0dakwatuna.com – Gaza. Kementerian Tahanan Palestina menyatakan bahwa wanita Palestina, terutama mereka yang ada di dalam penjara Zionis Israel terus mengalami tindak kekerasan terorganisasi dari pihak penjajah Zionis Israel.

Apa yang dialami seorang ibu Palestina, Ummu Wisam Dofash, adalah contoh paling anyar. Ini bukan yang pertama, dan juga tidak akan menjadi yang terakhir korban tindak kekerasan yang dilakukan penjajah Israel. Ummu Wisam Dofash mengalami serangan pemukulan, pelecehan, cacian, dihina dan penahanan dari serdadu Israel karena menolak untuk menanggalkan pakaiannya setelah dihentikan oleh serdadu Israel ketika kembali ke rumahnya di pos pemeriksaan di pintu masuk ke jalan Syuhada di pusat kota Hebron.

Hampir setiap hari para perempuan Palestina menjadi sasaran serangan kekerasan oleh serdadu Israel di pos-pos perlintasan militer Zionis Israel yang tersebar banyak seluruh penjuru wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana nasib perempuan Palestina yang diserang seekor anjing polisi yang dibawa para serdadu Israel, yang menyambar tangannya dengan buas.

Kementerian Tahanan Palestina, dalam laporan yang dikeluarkan hari Sabtu (28/11), menyoroti perlakuan kejam yang dialami oleh tahanan wanita Palestina di penjara-penjara Israel di Hari Dunia Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, yang disetujui Perserikatan Bangsa-Bangsa jatuh pada tanggal dua puluh lima bulan November setiap tahunnya. Namun nyatanya lembaga internasional ini tidak mengejar orang-orang yang melanggar perjanjian dan konvensi ini, orang-orang yang mengabaikan norma-norma yang paling dasar dari hak asasi manusia, terutama adalah penjajah Zionis Israel.

Sampai saat ini penjajah Zionis Israel masih menahan 34 tahanan wanita di di penjara-penjara mereka. Ini adalah jumlah yang tersisa dari lebih 800 tahanan wanita yang diculik dan ditahan selama Intifadah al Aqsha. Di antaranya ada yang ditahan selama beberapa jam atau bebera hari untuk menjalani interogasi dan kemudian dilepaskan, sementara yang lain dijebloskan ke penjara khusus wanita setelah selesai menjalani penyelidikan interogasi.

Direktur Departemen Penerangan Kementerian Tahanan Palestina, Riad Ashkar, menyatakan bahwa pada saat masyarakat internasional berbicara mengenai hak-hak perempuan dan perang melawan kekerasan terhadap perempuan, pihak penjajah Zionis Israel jurtru melaksanakan berbagai metode penyiksaan, perampasan, dan pelecehan terhadap para tahanan wanita. Israel tidak mau memberikan hak-hak dasar mereka, melakukan segala bentuk kekerasan dan pelecehan di depan mata dan telinga masyarakat dan lembaga-lembaga internasional, yang menyerukan kebebasan perempuan dan menglaimmelindungi menjaga hak asasi manusia. (seto/pip)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (24 votes, average: 8.21 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization