Topic
Home / Berita / Investasi di Al-Quds

Investasi di Al-Quds

dakwatuna.com – Investasi di Al-Quds merupakan tugas semua pihak mulai dari para pengusaha, para pemikir ekonomi Palestina, bangsa Arab dan kaum muslimin.

Sejak penjajahan tahun 1967, terputus upaya-upaya investasi di Palestina yang dilakukan oleh para investor baik bangsa arab ataupun kaum muslimin lainnya.

Sejak beberapa tahun terakhir telah diadakan seminar-seminar dan workshop yang bertujuan untuk menggairahkan investasi di Palestina. Tetapi sampai sekarang keadaan tersebut tidak berubah sama sekali.

Kenapa Harus Al-Quds?

  • Penjajah Israel dengan berbagai kebijakan dan peraturan yang dibuatnya telah mengucilkan Al-Quds dari daerah Palestina lainnya. Kondisi terbaru adalah pendirian tembok pemisah dan menutup seluruh Institusi-institusi Pemerintah di sana.
  • Dengan tidak adanya institusi formal yang mengurus persoalan ini, maka diharuskan adanya suatu perencanaan yang ditangani oleh badan khusus untuk membangkitkan dan melindungi perekonomian Al-Quds.
  • Investasi di Al-Quds harus sukses tidak saja pada sektor-sektor yang menghasilkan profit yang tinggi tetapi juga sektor dengan profit rendah dan sektor pelayanan publik seperti : kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan sebagainya. Pelayanan publik ini harus menjadi perhatian investasi di Al Quds disamping sektor -sektor dengan profit tinggi lainnya.

Bagaimana Kita Memulai?

  1. Mendirikan suatu badan penghimpun dana yang menjadi Perusahaan Investasi Nasional dengan kontribusi dari penduduk Al-Quds, Palestina, Bangsa Arab dan Kaum Muslimin. Perusahaan ini bertujuan untuk menjamin dan mendorong terlaksananya investasi di Al Quds. Perusahaan ini juga bertujuan untuk memberikan bantuan dan arahan usaha kecil dan menengah serta memberikan proteksi terhadap mereka.
  2. Menyatukan visi perekonomian Al Quds.
  3. Mendirikan perusahaan multinasional yang bertujuan menyatukan usaha para investor Arab dan kaum muslimin lainnya untuk berinvestasi pada berbagai sektor yang ada di Al Quds.
  4. Menyisihkan sebagian dari wakaf kaum muslimin untuk kepentingan investasi di Al Quds serta mendorong munculnya inisiatif-inisiatif investasi di Al-Quds.
  5. Mendirikan perusahan multinasional yang berfungsi memonitor kondisi investasi di Al Quds dan memberikan arahan bagi para investor yang berminat untuk berinvestasi di Al-Quds.
  6. Memberikan bantuan finansial langsung kepada keluarga – keluarga di Al-Quds untuk memperkokoh posisi mereka yang tertindas sebagai dampak dari apa yang telah dilakukan para penjajah terhadap penduduk Al-Quds.

Dari Mana Kita Memulai?

Sektor kependudukan

  1. Tembok pemisah telah mengucilkan 110.000 penduduk Palestina pemilik identitas berwarna biru. Mereka harus kembali ke Al-Quds untuk menjaga identitas mereka, tetapi 85 % dari mereka tidak bisa kembali disebabkan tidak adanya tempat tinggal yang layak.
  2. Dari mereka yang kembali 20.000 di antaranya telah meninggalkan rumah di luar tembok pemisah yang harganya telah jatuh hingga 25 % dikarenakan tingginya penawaran. Kebanyakan mereka yang kembali ke Al-Quds tinggal di rumah sewa yang harganya naik hingga 25%.
  3. Pertumbuhan penduduk di Al-Quds mencapai 3,8%, sedangkan umur perkawinan terendah diTepi Barat rata-rata 24,7 th untuk laki-laki dan 18,56 untuk perempuan, dan jumlah penduduk Al-Quds dengan umur di bawah 18 th telah mencapai 60%.
  4. Untuk flat dengan ukuran sedang di Al-Quds luasnya 73 m2 sedangkan di Tepi Barat 133 m2.
  5. Diprediksi permintaan unit tempat tinggal untuk jangka waktu 10 tahun mendatang berjumlah 35.000 unit, diperkirakan ada sekitar 19.000 unit dari permintaan tersebut tidak terpenuhi. Sedangkan untuk tahun ini permintaan mencapai 5000 unit.
  6. Dikarenakan sedikitnya lahan, mahalnya biaya perizinan dan tingginya upah pekerja dan bahan bangunan maka harga tempat tinggal di Al Quds untuk tipe yang sama dengan yang ada di Tepi Barat akan lebih mahal dari 50 sampai 60% sedangkan rata-rata keuntungan berkisar antara 20% hingga 25%. Untuk harga flat di Al Quds dengan luas 120 m2 mencapai 150.000 – 200.000 dolar.
  7. Tidak adanya Lembaga yang mengurus Kredit Perumahan di Al Quds, ikut memberikan andil ketidakmampuan penduduk Al-Quds untuk memiliki umah tinggal yang layak.

Sektor Pendidikan

  1. Jumlah penduduk Propinsi Al Quds menurut sensus 2006 mencapai 410.000 jiwa, 250.000 di antaranya tinggal di kota Al-Quds. 60% dari mereka dibawah 25 th dan 35% berada pada umur sekolah ( 5 – 18 th).
  2. Jumlah sekolah di Al-Quds sebanyak 141 sekolah dengan porsi kepemilikan sebagai berikut: 53 % Dinas Pendidikan setempat, 17% Lembaga Wakaf Islam, 5% Lembaga perwakilan dan 25 % lembaga swasta.
  3. Jumlah putus sekolah di Al-Quds merupakan tertinggi dibanding daerah lain di Palestina. Menurut data Kenset Israel jumlahnya mencapai 50% dari siswa setingkat SMU.
  4. Beragamnya visi pendidikan di Al Quds menyebabkan turunnya kualitas pendidikan secara umum. Sebagai contoh, salah satu sekolah negeri, kelulusan siswa hanya 16%, hanya 5% dari mereka yang nilainya melebihi 65%, dan hanya 2 siswa yang dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sementara itu pada salah satu sekolah yang berada di bawah Lembaga Wakaf Islam persentase kelulusan mencapai angka 90%.
  5. Di antara tujuan terpenting dari investasi pada sektor pendidikan adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di Al-Quds. Yang lainnya adalah penyediaan ruang kelas yang layak untuk aktivitas belajar mengajar dengan tidak memberatkan siswa serta mengikutsertakan sektor lainnya untuk mewujudkan tujuan tersebut.
  6. Di samping itu diperlukan juga investasi dalam bentuk pinjaman yang disediakan bagi siswa yang berminat untuk meneruskan ke jenjang perguruan tinggi.
  7. Investasi pada pelatihan profesi harus memiliki perspektif yang menyeluruh hingga pelatihan yang diberikan kepada siswa tersebut memiliki peran dalam pengembangan perekonomian Al-Quds melalui usaha skala kecil dan menengah.
  8. Perhatian terhadap proyek –proyek yang memberdayakan lulusan perguruan tinggi juga harus diberikan, dengan memfasilitasi mereka sehingga terserap oleh lapangan kerja dan diharapkan hal ini dapat memotivasi siswa lainnya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Sektor Pemberdayaan Pekerja dan Usaha kecil dan menengah

  1. Usaha kecil dan menengah memiliki beberapa keuntungan di antaranya : tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi luar, menyerap tenaga kerja lebih banyak, tidak membutuhkan terlalu banyak dukungan finansial, dekat dengan pusat-pusat konsumen dan pemasaran.
  2. Target dari pembiayaan untuk usaha kecil di Al-Quds : Lulusan perguruan tinggi, penduduk di pengungsian, penduduk dengan pendapatan rendah, dan ibu rumah tangga.

Sektor Pariwisata dan Pelayanan Publik

  1. Sektor pariwisata merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Propinsi Al-Quds pada tahun 2000, jumlahnya mencapai 40%.
  2. Sejak meletusnya intifadhah, sektor ini mengalami kemunduran yang cukup tajam disebabkan oleh penjajahan Israel. Banyak hotel-hotel, restoran, perusahaan-perusahaan traveling yang ditutup. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.
  3. Investasi pada sektor in harus diarahkan untuk mengembalikan peran dari usaha kecil dan menengah yang selama ini terhenti atau berjalan di tempat sehingga kembali dapat membuka lapangan kerja. Di samping itu investasi juga diarahkan pada pendirian perusahaan-perusahaan yang mempromosikan pariwisata Al-Quds ke seluruh dunia dan juga untuk meningkatkan kualitas sektor ini dan menambah daya saingnya.

Pembentukan kelompok kerja atau panitia forum bisnis Palestina.

Dimulai dengan mempersiapkan strategi investasi di Al-Quds kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan secepatnya oleh para pengusaha dan investor.  Selamat berinvestasi di Al-Quds. (ut)

Redaktur: Samin Barkah, Lc. M.E

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 9.67 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization