Topic
Home / Berita / Palestinaku, Kapan Derita Itu Berakhir?

Palestinaku, Kapan Derita Itu Berakhir?

Palestinian youths (AP Photo)dakwatuna.com – Diperingatan Isra’ Mi’raj kali ini, kita masih melihat kegetiran yang dialami oleh saudara-saudara kita di Al Quds, Palestina. Tempat Rasulullah saw. mi’raj ke Sidratul Muntaha, Kiblat pertama umat Islam. Siapakah yang peduli, Adakah Dunia Arab dan Dunia Islam serius menyelamatkannya? Yaa Rabbana, berilah ketegaran saudara-saudara kami dalam melawan penjajahan. Satukan barisan mereka dan turunkan Pasukan-pasukan-Mu yang tak mungkin terkalahkan.

Data kegetiran itu dirilis oleh Departemen Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, bahwa jumlah korban meninggal, akibat blokade dan larangan untuk berobat keluar, serta karena tidak adanya persediaan obat-obatan di gudang Departemen Kesehatan, terus meningkat. Pihaknya menyerukan semua pihak dunia untuk menunaikan tanggung jawab mereka terhadap pasien Jalur Gaza.

Dalam pernyataan yang diterima koresponden Infopalestina, Ahad (10/08), departemen kesehatan Palestina mengatakan, sejak awal bulan Agustus jumlah pasien yang meninggal mencapai 12 orang. Termasuk 6 orang wanita dan seorang anak. “Ahmad Abu Amsya yang meninggal hari ini (kemarin, red) adalah korban nomor 234 akibat blokade. Sekaligus korban nomor 42 sejak dimulainya gencatan senjata antara penjajah Israel dengan faksi-faksi perlawanan Palestina.”

Departemen Kesehatan Palestina meminta lembaga-lembaga kesehatan dunia, semua lembaga HAM, Palang Merah Internasional dan masyarakat internasional, pentingnya turun tangan secepatnya, serta menekan pihak penjajah Zionis Israel agar membuka blokade dan membuka perlintasan-perlintasan. “Siasat biadab penjajah, kondisi inilah yang mestinya memasukkan Israil dalam daftar teroris internasional dan mengajukan ke pengadikan atas kejatan perang yang dilakukan terhadap rakyat Palestina selama puluhan tahun.” tegas Departemen Kesehatan Palestina.

Pelanggaran HAM Terhadap Tawanan

Sementara itu Organiasai HAM Palestina melihat masih adanya pelanggaran dan penganiayaan terhadap hak-hak tawanan Palestina di penjara Israel. Terakhir, sipir penjara Israel mengisolasi dua tawanan wanita yang sedang sakit tanpa alasan yang jelas.

Dalam laporannya kepada infopalestina.com Lembaga HAM ini menyebutkan, pasukan Israel mengambil kursi roda Jamal Mahmud Dawud Kholil (27 tahun) yang mengalami kelumpuhn separoh akibat peluru yang bersarang di badanya sejak tahun kemarin.

Selain itu, pihak penjara memperpanjang masa isolasi bagi pemimpin Hamas, Syaikh Jamal Abu Haija yang divonis sembilan kali seumur hidup ditambah 20 tahun penjara yang kini sudah menginjak tahun ke enam. Padahal kondisi kesehatanya sangat mengkhawatirkan. Teruatama sejak tanganya diamputasi paska pertempuran di Kamp Jenin. Disamping mengalami penyakit kulit akibat kondisi penjara yang buruk.

Pada saat yang sama pihak penjara pun menolak permohonan Syaikh Jamal untuk bertemu dengan dua anaknya, Abdu Salam yang dipenjara tujuh tahun setengah dan Ashim yang ditangkap sejak tiga tahun yang lalu.

Biasanya dokter penjara hanya memberikan suntikan saja bagi para tawanan yang terkena penyakit. Mereka memperlakukan semua tawanan Palestina, baik laki-laki maupun perempuan seolah tawanan penjahat.

Siapakah yang peduli, Adakah Dunia Arab dan Dunia Islamserius menyelamatkannya? Yaa Rabbana, berilah ketegaran saudara-saudara kami dalam melawan penjajahan. Satukan barisan mereka dan turunkan Pasukan-pasukan-Mu yang tak mungkin terkalahkan. (infopalestina/ut)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 9.67 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization