Topic
Home / Narasi Islam / Politik / Politik Islam Menuju Khilafah Islamiyah

Politik Islam Menuju Khilafah Islamiyah

Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin

dakwatuna.com – Sejatinya kondisi kontemporer yang terjadi di dunia Islam, khususnya di Mesir, Suriah, Palestina, Irak, Saudi Arabia dan Negara Teluk lainnya adalah sebuah proses pergerakan politik Islam menuju khilafah Islamiyah. Khilafah Islamiyah adalah tujuan terakhir dari pencapaian politik Islam. Nash-nash baik Al-Qur’an dan Sunnah semakin memperjelas bahwa proses yang sekarang terjadi menunjukkan ke arah itu.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”(An-Nuur 55)

Dari Hudzaifah ra berkata, Rasulullah saw bersabda:” Kalian akan mengalami masa kenabian sampai Allah menghendaki kemudian Allah angkat (masa kenabian tersebut) jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa khilafah dengan manhaj kenabian sampai Allah menghendaki, kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa raja yang menggigit sampai Allah menghendakinya, kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa raja diktator sampai Allah menghendakinya, kemudian Allah mengangkatnya jika Allah menghendakinya. Seterusnya masa khilafah dengan manhaj kenabian”. (HR Ahmad)

Hadits di atas menunjukkan bahwa dunia sekarang sedang berada pada proses akhir sebelum kiamat. Masa Kenabian sudah berakhir, masa khulafaur Rasyidin sudah berakhir dan masa pemerintahan yang menggigit dari kerajaan Islam sudah berakhir dengan jatuhnya Khilafah Turki Ustmani pada tahun 1924.

Pasca keruntuhan khilafah Turki Utsmani masa kekuasaan berpindah dari malikan ‘adhan ke malikan jabariyan (penguasa diktator). Malikan Jabariyan dipimpin oleh penguasa kafir, yang pertama dipimpin oleh Inggris kemudian pengaruhnya menurun dan beralih pada Amerika Serikat dan Israel. Inilah masa kejatuhan umat Islam dari semua sisi kehidupan, termasuk sisi politik, karena umat Islam pada masa ini tertindas oleh penjajahan barat atau timur yang tidak beriman pada Allah dan menerapkan sistem sekuler yang jauh dari ajaran Islam. Dunia Islam terpecah belah menjadi negara-negara kecil yang tidak berpedoman pada Syariat Islam. Sehingga dengan mudahnya bangsa barat menjajah dan mengendalikan dunia Islam yang sudah terpecah ini demi kepentingan dan kekuasaan mereka.

AS, Israel dan sekutunya terus mengokohkan hegemoni kekuasaannya dengan menghalalkan segala macam cara. Badan-badan dunia seperti PBB, IMF, Bank Dunia dll. dikuasainya. Mereka menguasai aset dan kekayaan dunia Islam dengan berbagai macam dalih. Mereka juga menguasai opini dunia dengan mengendalikan media masa. AS benar-benar memposisikan dirinya sebagai rezim Firaun di abad ini.

AS dan Israel tidak sabar mengendalikan negara-negara Islam secara tidak langsung, kemudian mereka menguasainya secara langsung dengan menjajah Palestina, Irak, Pakistan, Afganistan, Mesir dll. Pembantaian demi pembantaian tidak dapat lagi menutupi kedok AS dan Israel yang berbicara menggunakan slogan HAM dan demokratisasi. Standar ganda AS semakin terlihat jelas pada kudeta presiden Mesir Muhammad Mursi oleh rezim militer yang dilanjutkan dengan pembantaian demonstran damai ribuan pendukung Mursi.

Kudeta dan pembantaian di Mesir ini tragisnya didukung oleh penguasa negara-negara teluk, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain. Raja Arab ini memang aneh, ketika Mursi memenangkan pemilihan presiden di Mesir mayoritas pemimpin dunia mengucapkan selamat, tetapi dia tidak mengucapkan selamat. Dan pada saat rezim militer Mesir mengkudeta presiden Mesir dialah yang pertama mengucapkan selamat. Bahkan, raja Arab Saudi dengan tanpa malu-malu mendanai kudeta dan pembantaian demonstran pro Mursi dan meminta dukungan dunia Internasional. Lebih keji lagi, raja Arab Saudi menuduh para demonstran damai dari orang-orang beriman itu teroris.

Siklus kehidupan di dunia akan terus berjalan. Dan setiap umat dan bangsa pasti memiliki masa berakhirnya, begitu juga kekuasaan yang zhalim. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir” (Ali Imran 139 –141)

Masa Malikan Jabariyan (penguasa diktator) yang dipimpin AS, Israel dan sekutunya pasti berakhir dan beralih pada masa Khilafah ‘ala Manhajin Nubuwah (Khilafah sesuai pedoman kenabian). Tanda-tanda ini sangat terlihat pada kondisi terakhir di Mesir, Palestina, Suriah, Arab Saudi dan negara teluk lainnya. Gerakan dakwah yang dipimpin oleh Ikhwanul Muslimun sekarang memasuki fase yang semakin kokoh, matang dan menuju kemenangannya. “Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”. (As-Shaaf 8 )

Proses politik Islam menuju khilafah Islamiyah sebagaimana yang diprediksi Rasul saw sekarang sudah semakin jelas dan dekat dengan bersatunya gerakan dakwah, ulama Islam yang didukung oleh negara-negara Islam seperti Turki, Qatar dan negara-negara Islam lain yang dikuasai oleh gerakan dakwah. Dan itu semua sangat terkait dengan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya orang-orang beriman. ”Dan Allahlah yang menyatukan hati-hati orang beriman. Jika engkau infakkan seluruh kekayaan yang ada di muka bumi, engkau tidak dapat menyatukan hati-hati orang beriman, tetapi Allahlah yang menyatukan hati-hati mereka. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Bijaksana. Wahai Nabi, cukuplah bagimu Allah dan orang-orang yang mengikuti dari orang beriman” (Al-Anfaal: 33-34).

Puncak dari kesuksesan dakwah dan politik Islam ketika gerakan Islam berhasil menyatukan umat dan bangsa dalam naungan sistem Islam dan tatanan khilafah Islamiyah. ”Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” (Yusuf: 21).Wallahu a’lam bishawaab (usb/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Pengasuh Pesantren Al-Qur�an Hidayatul Islam Jakarta.

Lihat Juga

Palestina Tolak Rekonsiliasi Tanpa Kemerdekaan

Figure
Organization