Topic
Home / Berita / Opini / Ramadhan Ala ADK (Aktivis Dakwah Kampus)

Ramadhan Ala ADK (Aktivis Dakwah Kampus)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (donialsiraj.wordpress.com)

dakwatuna.com – Semua bergembira menyambut kedatangan bulan mulia. Tua-muda, miskin-kaya, berkeluarga-single, orang desa-orang kota, kulit hitam-kulit putih, dan semua dengan karakter yang berbeda yang dimiliki menghadirkan sejuta senyum untuk sebuah tamu agung. Berbagai persiapan dilakukan untuk mendapatkan semua bonus yang menggiurkan di event tahunan terbesar ini. Tak terkecuali ADK (Aktivis Dakwah Kampus). Bagaimana para ADK menyambut dan menjalani Ramadhan, secara mereka dikenal dengan seabrek kegiatannya?

Ramadhan tahun ini bersamaan dengan pendaftaran ulang mahasiswa baru dan segala tetek-bengek yang berkaitan dengan mahasiswa baru, regular maupun ekstensi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ADK telah merancang berbagai program kegiatan khususnya kepada mahasiswa baru. Mulai dari pelayanan daftar ulang melalui proses yang tidak sebentar, sosialisasi KRS, hingga ke acara PAMB yang diusung oleh pemerintahan mahasiswa bekerja sama dengan UKM. Tidak hanya itu, mengingat penerimaan mahasiswa baru bersamaan dengan Ramadhan, maka momen ini tidak bisa dilewatkan begitu saja. Kajian Ramadhan dan temu ramah yang bersifat kekeluargaan tampaknya menjadi santapan segar bagi mahasiswa baru yang sebagian besar berasal dari luar daerah.

Tidak bisa dielakkan. Tersitanya waktu dan pikiran untuk mengurus kegiatan-kegiatan itu menjadi resiko bagi seorang ADK. Ramadhan tidak lagi bersama dengan keluarga mengingat banyaknya agenda yang harus dipikirkan dan disyurakan bersama yang lain. Ramadhan yang mestinya adalah saat-saat memuncaknya semangat ibadah serta teralokasikan waktu untuk memperbanyak tilawah, hafalan, serta amalan sunnah lainnya, namun ADK punya tanggung-jawab lain. Hingga di sana sini terjadi ketimpangan. Target tilawah tak lagi tercapai, shalat sunnah tidak ada yang meningkat dari bulan biasa, shalat tarawih dengan setengah mata terpejam, bibir yang kering dari dzikir, serta keadaan memprihatinkan lainnya.

Beginikah seorang ADK memperlakukan Ramadhan? Kita akhirnya tersadar. Bukan. Bukan begini. Lalu kita ingin salahkan agenda-agenda ini? Tidak. Tidak seharusnya begitu. Lalu, siapa yang bertanggung jawab atas ketidakmaksimalan ibadah ADK di bulan Ramadhan?

Hadirkan ADK Berdisiplin

ADK sudah tertarbiyah. Itu yang sama-sama telah kita pahami. Mengenai jangka waktunya, tidak perlu kita permasalahkan. Siapa yang mentarbiyah (murabbi) dia, bukan menjadi urusan kita. Bagaimana keaktifan tarbiyah dia, ini juga tidak perlu kita bahas di sini.

Tidak berlebihan, ADK sepatutnya mampu memahami Ramadhan lebih dari mereka yang tidak tertarbiyah. Keseharian ADK yang bergumul dengan agenda seyogianya menjadi nilai plus bagi mereka ketika dipertemukan dengan Ramadhan. Kondisi ADK yang telah dipaparkan di atas menjadi satu hal yang patut kita soroti bersama untuk menghadirkan ADK yang agenda dakwahnya berjalan lancar serta ruhiyahnya juga meningkat kualitasnya.

Jauh-jauh hari tarbiyah telah mengajarkan kita tentang disiplin. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, shalat yang kita dirikan sudah membantu kita untuk menjadi pribadi yang disiplin. Agenda dakwah terus beruntun seolah-olah enggan melihat kita nyantai barang sebentar. Semuanya ingin diperhatikan ketika orang yang diharapkan untuk memberikan perhatian ternyata tidak seberapa. Maka terjadilah atraksi sikut sana -sikut sini, pegang ini-pegang itu. Lantas atas kondisi ini, relakah jika ibadah kita yang terkorbankan? Tentu saja tidak.

Untuk itu, perlu ada perhatian khusus berkaitan dengan kondisi yang menimpa ADK ini. Persiapan individu adalah senjata yang paling ampuh. ADK hendaknya mampu menunjukkan efek dari kedisiplinan shalat wajibnya dalam menjalankan berbagai agenda dakwah. Perlu adanya manajemen yang baik untuk mengatur semua agenda yang tidak sedikit dengan berbagai targetan amalan di bulan Ramadhan. Keseriusan dari ADK untuk tidak menzhalimi siapa pun dan apapun atas ketidakdisiplinannya. Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri menghandle semua itu adalah kekuatan terbesar.

Ramadhan ala ADK bukan hanya hadirnya dalam setiap pelayanan mahasiswa baru, namun juga hinggapnya rasa cinta pada saudaranya seiman.

Ramadhan ala ADK bukan hanya diisi dengan syura’ membahas program kerja, namun juga diiringi dengan peningkatan jumlah tilawah.

Malam Ramadhan ala ADK tidak hanya disibukkan dengan konsepan acara yang akan diadakan dalam open house,  namun juga kekhusyukan berkhalwat dengan Rabbnya.

Siang Ramadhan ala ADK bukan hanya membicarakan targetan rekrutmen periode ini, namun juga upaya penggalangan dana untuk saudaranya yang ditimpa musibah (Padang dan Rohingya semoga dilindungi Allah).

Ramadhan ala ADK bebas dari menggunjing.
Ramadhan ala ADK saatnya menjalin ukhuwah yang indah.
Ramadhan ala ADK tularkan semangat ibadah pada saudaranya.
Ramadhan ala ADK, BEDA!

Kepada pengurus UKMI Ar-Rahman UNIMED: “Selaraskan dakwah dan tilawah”!

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 9.75 out of 5)
Loading...
Mahasiswi tingkat akhir Universitas Negeri Medan, aktif di LDK sebagai staff Dept. Rekrutmen dan Pembinaan Kader.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization