Aku tak ingin merendahkan cita. Meski sulit menerimanya bersama hitam putihnya. Hanya saja, kesalahan menerjemahkan cita di antara hamba semestinya makin mengingatkan tentang kesempurnaan Sang Pencipta
Baca selengkapnya »Makna Memberi dan Menahan Diri
Ternyata hakikatnya memberi itu lebih indah dari diberi. Tak rugi memiliki cita-cita ingin diberi kemampuan untuk senantiasa bisa memberi, berbagi dan bermanfaat bagi orang lain. Dimudahkan untuk bisa memberi sekalipun dalam keadaan mengalami keterbatasan, dikuatkan menahan diri meski dalam kondisi kekurangan.
Baca selengkapnya »Bilik-Bilik Izrail
Kesempatan terakhir, mungkin. Berharap tidak disia-siakan, untuk sebuah negeri yang sedang meregang. Sekecil apapun yang bisa dilakukan, sebelum benar-benar terlambat, kemudian tak berguna lagi penyesalan. Datangnya Izrail untuk negeri, berakhir. Semoga, sekecil apapun cita yang tersisa, tidak tenggelam di telan luasnya bentang khilaf ini, tetapi menjadi benih yang tumbuh menjadi naungan luas, suatu saat nanti. Di antara harapan untuk dimudahkan, dengan rahmat-Nya.
Baca selengkapnya »Uhud, Thursina, Mozaik Harapan di Ambang Kehancuran
Di ambang kehancuran, seburuk apapun, tak ada tempat untuk putus asa. Ketika jalan telah buntu, bukan tempat tuk menyerah, masih tetap akan ada titian doa, menjadi jalan lain. Harapan itu akan tetap ada, tetap akan berlanjut, akan bangkit kembali, takkan putus pertolongan-Nya.
Baca selengkapnya »Detik-Detik Terakhir
Doa pada detik-detik terakhir menjelang fajar, pada momen-momen di mana maknanya sangat terasa, menjelang sebuah pertempuran yang menentukan. Mengharap datangnya sebuah kekuasaan yang menolong, sebuah karunia dari sisi-Nya, atas ketidakberdayaan seorang hamba dalam pergulatan antara yang haq dan bathil.
Baca selengkapnya »Imam Hasan Al-Banna, Ustadzul Alam, dalam Cita Petani
Petani? Semuliakah itu? Bukankah penyebaran agama Islam ini sejak generasi awal hingga lebih banyak merupakan jasa para pedagang yang mengembara menjelajahi berbagai negeri? Termasuk juru dakwah yang membawa Islam ke Nusantara ini adalah para pedagang, pengembara-pengembara tangguh, bukan petani yang berdiam di ladang-ladang mereka.
Baca selengkapnya »MK, Neo-aristokrasi, dan Ketidakpercayaan Demokrasi
Kasus yang menimpa mantan Ketua MK Akil Mochtar menjadi suatu indikasi bahwa pengelolaan negara berbau sedikit neo-aristokrasi ini tak selamanya menjadi jalan pintas yang terbaik, bahkan bisa lebih berisiko dalam jangka panjang.
Baca selengkapnya »Pertemuan Mukjizat, Dogma, dan Sains, Proses di Balik Proses
Seorang muslim menerima sepenuhnya keberadaan suatu mukjizat, sebagai bentuk keimanan kepada Allah yang berkuasa untuk melakukan apa saja, meski secara logika manusia mustahil terjadi. Seiring tingkat pengetahuan umat manusia yang terus berkembang, makin banyak orang yang mencoba menjelaskan keajaiban yang terjadi dalam sudut pandang ilmiah.
Baca selengkapnya »Menampakkan dan Menyembunyikan Amal
Menampakkan dan menyembunyikan suatu amal tetaplah suatu pilihan. Menyembunyikannya, agar sempurna kemesraan seorang hamba dengan Rabbnya, berdua semata. Atau menampakkannya, untuk memotivasi orang lain melakukan kebaikan serupa, mengenalkan kebaikan dakwah, memikat hati para mualaf, akhirnya menjadi kemaslahatan bagi umat.
Baca selengkapnya »Zuhud Politik, Ikhlas Politik
Diperlukan terobosan-terobosan agar dari potensi-potensi baik bisa muncul peran efektif untuk sebuah perbaikan. Zuhud dan keikhlasan diri memang harus terjaga sebisa mungkin, namun tantangan yang sesungguhnya adalah bagaimana darinya bisa terwujud zuhud dan keikhlasan bangsa.
Baca selengkapnya »