Topic
Home / Berita / Internasional / Intifadah Ketiga di Depan Mata

Intifadah Ketiga di Depan Mata

Penodaan Masjid Al-Aqsha oleh Israel (aa.com.tr)

dakwatuna.com – Al-Quds. Zionis Israel tampaknya masih bersikeras dengan keputusannya memasang perlengkapan keamanan pada akses masuk Masjid Al-Quds. Sejak Jumat pekan lalu, tentara zionis menutup seluruh pintu Masjid dan hanya membuka salah satu di antaranya. Itupun, para jamaah Shalat harus melewati serangkaian pemeriksaan keamanan seperti pintu elektronik yang di pasang di pintu Lions’ Gate.

Sementara itu, penolakan terhadap keputusan pihak keamanan penjajah Israel makin hari kian membesar. Protes dilakukan dengan menggelar shalat berjamaah di luar Masjid, dan menolak masuk melalui pintu elektronik yang dipasang zionis.

Para pemimpin otoritas Palestina gencar menjalin komunikasi dengan pemerintahan Yordania, sebagai pemegang hak perwalian atas tempat-tempat suci di Al-Quds. Ada dua sumber komunikasi yang berjalan guna mengakhiri penistaan Masjid dan ketegangan yang sedang berlangsung. Pemerintah Yordania dengan Israel di satu sisi, dan pemerintah Arab Saudi dengan Amerika Serikat di sisi lain.

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, juga telah memangkas waktu kunjungannya ke Tiongkok. Saat ini, ia sedang dalam perjalanan kembali ke Ramallah untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di Masjid Al-Aqsha, dan rencananya akan menggelar pertemuan darurat dengan para pemimpin Palestina.

Di saat yang sama, Dewan Wakaf Islamiyah mengumumkan penutupan Masjid secara menyeluruh pada hari Jumat (21/07) esok. Hal ini dimaksudkan agar para jamaah menggelar shalat Jumat di jalanan seperti seruan seluruh  faksi politik Palestina yang menamai hari Jumat esok sebagai Aksi Bela Al-Aqsha. Aksi tersebut rencananya digelar di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Al-Quds.

Mengantisipasi aksi tersebut, pihak keamanan zionis telah mengumumkan peningkatan status keamanan menjadi siaga dan waspada. Peningkatan status keamanan juga diikuti dengan penguatan pasukan di Al-Quds. Selain itu juga ada lima batalyon yang disiapkan untuk mengatasi kemungkinan bentrokan.

Terkait itu semua, para pengamat menilai situasi di Al-Quds sewaktu-waktu dapat meledak di mana ketegangan akan membesar layaknya bola salju. Kekhawatiran utama terletak pada kemungkinan yang akan terjadi pasca aksi besok.

Bahkan, menurut para pengamat, Intifadah Ketiga juga menjadi satu di antara skenario yang mungkin terjadi. Hal ini tentu saja jika tidak tercapai kesepakatan dalam waktu kurang dari 24 jam kedepan.

Pengamat menambahkan, isyarat intifadah ketiga dimulai dari kota Al-Quds dan jantung Masjid Al-Aqsha yang merupakan perhatian utama Umat Islam di seluruh dunia. Analisa ini berkaca pada Intifadhah Palestina Kedua tahun 2000 lalu yang juga bermula dari ketegangan di Haram al-Sharif. (whc/dakwatuna)

Sumber: Arabic Sputniknews

Redaktur: William

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization