Topic
Home / Berita / Silaturahim / Siti Paryani, Sosok Ibu Yang Berjuang Untuk Kehidupan Lebih Baik

Siti Paryani, Sosok Ibu Yang Berjuang Untuk Kehidupan Lebih Baik

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Siti Paryani. bersama dengan Dzaki, anaknya yang berusia 2 tahun. (Fadsupp/Putri/PKPU)
Siti Paryani. bersama dengan Dzaki, anaknya yang berusia 2 tahun. (Fadsupp/Putri/PKPU)

dakwatuna.com – Bandung.  Ada yang menarik diantara berjejernya motor-motor peserta Program Inkubator Kemandirian (PIK) PKPU Bandung di parkiran kantor, terselip sebuah motor matic dengan kursi tambahan untuk anak, terpasang di depannya.

“Awalnya saya ragu. Tapi, setelah mendapatkan pengarahan pada acara orientasi peserta kemarin, saya semakin yakin untuk bisa mengikuti pelatihan sambil anak saya tetap bisa saya asuh”, ucap Siti Paryani.

Bersama dengan Dzaki, anaknya yang berusia 2 tahun,  ia terlihat antusias mengikuti pelatihan menjahit.  Ia  bersyukur, meskipun saat ini sedang mempunyai anak kecil ternyata tidak  menghambat dirinya untuk bisa belajar keterampilan yang dapat menjadi modal baginya, guna mengusahakan kehidupan yang lebih baik.

“Mudah-mudahan, Saya ingin bisa belajar dan mengetahui lebih dalam tentang jahit menjahit. Nanti bersama tetangga-tetangga, membuka usaha menjahit. Bisa membuka lapangan pekerjaan”, harapnya.  “Kalau di Inkubator Mandiri, komitmen peserta  untuk mengikuti pelatihan secara rutin dan sampai selesai menjadi persyaratan ketika seleksi. Itu juga membuat saya semakin termotivasi”, lanjutnya.

Ganjar Mutaqin, Direktur Inkubator Mandiri PKPU menyampaikan bahwa Beberapa Pelatihan dilakukan secara intensif di Program Inkubator Kemandirian (PIK) PKPU Bandung.  Meliputi, Kelas Menjahit, Salon Muslimah, Desain Grafis, Sablon dan Pangkas Rambut. Ia juga menyampaikan bahwa pelatihan gratis ini bertujuan untuk memotivasi dan memunculkan kemauan berwirausaha, menggali potensi dan menumbuhkembangkan para Wirausahawan Baru.

“Kita ingin menanamkan etos kemandirian kepada peserta pelatihan. Membina, mendampingi para wirausahawan baru, khususnya dalam pendekatan bisnis. Melalui pelatihan ini peserta akan mendapatkan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka untuk berusaha”, jelasnya.

Dede Syarifah, instruktur kelas menjahit PIK menyampaikan bahwa untuk angkatan IV ini, peserta kelas menjahit mencapai 30 orang yang dibagi menjadi 3 kelas.

“Setelah selesai pelatihan 5 bulan, peserta diharapkan memiliki kemampuan aplikatif yaitu bisa menjahit rok, baju, celana, jaket dan kemeja”, jelasnya.

Lulusan kompetensi menjahit Tingkat Instruktur Provinsi Jawa Barat ini menyebutkan bahwa peserta pelatihan dibekali ilmu menjahit secara teori dan praktek. “Peserta diajarkan juga pengembangan dari materi-materi tersebut”, ungkapnya.

Kiki Rejeki, Kepala Cabang PKPU Bandung menyampaikan bahwa  Pelatihan Wirausaha bank bjb – PKPU Bandung merupakan salah satu program pemberdayaan ekonomi dari CSR bank bjb yang difasilitasi oleh PKPU. Ia menyatakan bahwa Program Klaster Berdaya yang dibesut oleh PKPU ini menyasar kepada pembentukan kemandirian keluarga yang disebut dengan Pilar Keluarga Berdaya. Keluarga  dikategorikan berdaya secara ekonomi yaitu ketika keluarga mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya dengan baik dan layak.

“Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut di kemudian hari melalui program-program PKPU lainnya, agar bisa memberikan manfaat lebih banyak lagi kepada masyarakat yang membutuhkan,” ucapnya.

Praktisi Pemberdayaan masyarakat, Fadly Halim Hutasuhut, S.IP, MPS,Sp menyampaikan bahwa tahapan pemberdayaan yaitu selain menumbuhkan awareness untuk berubah, individu juga harus dibekali kemampuan melalui kapasitas building. “NGO dan Korporat serta stake holder terkait, harus bersinergi untuk melakukan tahapan-tahapan pemberdayaan masyarakat”, jelasnya.

“Keberdayaan juga semakin sempurna ketika stake holder dapat menghubungkan masyarakat dengan sistem sumber, seperti akses pendanaan permodalan, pendampingan usaha hingga bagaimana caranya agar produk yang diciptakan berkualitas baik, berkontinuitas  serta memiliki kepastian pemasaran”, pungkas alumnus Sekolah Pascasarjana STKS Kemensos  RI itu. (Fadsupp/Putri/PKPU/SaBah/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Kesembilan Kalinya, Forjim Adakan Roadshow One Masjid One Jurnalist

Figure
Organization