Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Hikmah dari Bisnis untuk Dakwah

Hikmah dari Bisnis untuk Dakwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (ammarraji.wordpress.com)
Ilustrasi. (ammarraji.wordpress.com)

dakwatuna.com – Jika dilihat sepintas, Bisnis dan Dakwah adalah 2 ranah yang berbeda. Yang satu fokus pada hal-hal bersifat duniawi, yang satu lagi fokus pada hal-hal berkaitan dengan akhirat. Dari perbedaan tersebut, ternyata kedua hal ini memiliki satu sisi kesamaan yang bisa sama-sama diambil dan diamalkan hikmahnya.

Secara umum, bisnis ada 2 model/bentuk yakni Bisnis yang berlandaskan “Need“ (berlandaskan kebutuhan pasar) atau yang berlandaskan “Want” (berlandaskan keinginan). Bisnis berlandaskan Need berarti seseorang atau sekelompok orang akan menjual produk yang menjadi kebutuhan masyarakat. Artinya masyarakat memang membutuhkan produk tersebut. Produk bisa berupa barang ataupun jasa. Orang yang berbisnis berlandaskan Need membaca kebutuhan pasar terlebih dahulu, baru membuat produk sesuai kebutuhan pasar tadi. Sedangkan bisnis yang berlandaskan Want berarti seseorang/sekelompok orang membuat suatu produk sesuai dengan yang bisa ia hasilkan. Perkara produk tersebut dibutuhkan atau tidak bisa menjadi nomer 2. Orang yang berbisnis berlandaskan Want ini, membuat produk terlebih dahulu baru mencari pasar yang mau membeli produknya. Pada kenyataannya, bisnis yang berlandaskan Need biasanya lebih unggul dalam artian lebih mudah dan cepat berkembang dibanding bisnis yang berlandaskan Want meski keduanya secara pasti sama-sama memiliki pasar. Mengapa bisa demikian? Jelas sekali karena bisnis berlandaskan Want butuh usaha lagi untuk mencari konsumen yang akan menggunakan produknya, sedangkan yang berlandaskan Need cukup mendatangi cakupan masyarakat yang memang membutuhkan produknya.

Berbicara mengenai dakwah, istilah dakwah dipakai untuk memberi pengertian terhadap segala kegiatan/aktivitas mengajak orang lain untuk melakukan dan meyakini sesuatu yang biasanya berkaitan dengan keagamaan. Dakwah islam dilakukan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat muslim. Gerakan dakwah islam sudah dilakukan mulai dari lapisan masyarakat anak-anak hingga dewasa bahkan untuk para orang tua.

Melihat fenomena sekarang, ada hal yang agak miris jika kita tengok gerakan dakwah islam. Tidak sedikit masyarakat memandang gerakan dakwah adalah gerakan yang kolot, tidak modern, bahkan tidak jarang juga yang bilang sebagai gerakan yang berbahaya bahkan berbau teroris. Wajah dan imej dakwah buruk di mata sebagian masyakarat meski masih banyak juga yang simpati untuk gerakan dakwah. Jika melihat dari sisi subjektivitas, gerakan dakwah kini memang memiliki masalah dalam hal metode pelaksanaan dan penyampaiannya. Gerakan dakwah sekarang dinilai tidak tepat pada masalah yang sebenarnya, menyamaratakan kondisi dan terkesan tidak peka. Gerakan dakwah juga kadang dilakukan dengan kemasan yang tidak menarik, membosankan, tidak membawa gaya-gaya baru yang up to date, terkesan itu-itu saja, dan tidak menyenangkan. Dan masalah yang paling telak adalah gerakan dakwah banyak dinilai sebagai gerakan yang tidak profesional, sering terlambat atau tidak on time, tidak totalitas alias seadanya, dan terkesan tidak memiliki integritas.

Di sinilah harusnya kita belajar dari dunia bisnis. Gerakan dakwah seharusnya mengambil langkah seperti bisnis yang berlandaskan Need. Lihat bagaimana kondisi ummat hari ini. Apa yang disukai oleh ummat hari ini, metode apa yang menyenangkan dan bisa menarik ummat untuk ikut dalam gerakan dakwah, masalah apa yang memang fundamental yang harus diselesaikan terlebih dahulu pada ummat. Setelah tau kondisi ummat, barulah kita munculkan produk dakwah berupa kegiatan atau aktivitas yang sesuai dengan kondisi ummat tadi. Sangat tidak baik mengadakan kegiatan aktifitas dakwah yang ternyata masyarakat sendiri tidak mengerti pada masalahnya. Maka bisnis ataupun dakwah berlandaskan Need sangat penting untuk membuat gerakan dakwah ataupun bisnis kita mudah diterima dan berkembang.

Ada hal lain yang bisa dipelajari dari bisnis. Hal tersebut adalah masalah mengenai branding dan promotion. Branding dalam dunia bisnis berarti bagaimana seorang pebisnis menanamkan imej pada produknya agar dikenal oleh konsumen. Contohnya, produk minuman air mineral Club memiliki branding minuman yang air mineral yang murah dengan kualitas oke dan dijangkau oleh menengah. Berbeda dengan Aqua yang dengan harga lebih mahal, namun kualitas juga tak kalah. Itulah imej yang ditanamkan pebisnis ke produknya. Maka dakwah juga harusnya demikian. Dakwah harus memiliki imej yang baik, menarik, produktif, kontributif, solutif, dan menyenangkan. Bagaimana dakwah dikemas dengan segala rupa agar masyarakat sebagai objek dakwah menjadi begitu diminati. Branding juga butuh promosi. Promosi berperan dalam hal cara pebisnis membuat orang tau adanya produk kita. Kesimpulannya adalah dakwah harus dikemas sebagaimana rupa agar menjadi menarik. Karena bisnis yang berlandaskan Want pun dapat mengungguli yang berlandaskan Need lewat branding dan promosi yang tepat dan kuat.

Pada akhirnya kita jadi tahu bahwa konsep dakwah tidak jauh berbeda dengan konsep berbisnis. Di mana dalam bisnis, konsumen diajak menerima produk kita sedangkan dalam dakwah masyarakat diajak menerima ajakan kita. Agar bisnis kita semakin maju dan berkembang, maka harus diperhatikan hal-hal fundamental yang menjadi faktor berkembangnya bisnis. Begitupun dakwah. Apalagi dalam dakwah, kita tidak hanya berurusan dengan manusia, bahkan dengan Sang Pencipta. Di mana jika dakwah yang kita lakukan benar dan hebat, maka gaji pahala dari Sang Pencipta pun juga besar. Berbeda dengan bisnis yang gaji/pendapatannya dari mahluk (red manusia).

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa jurusan Teknik Elektro ITS. Memiliki passion di bidang bisnis serta aktif dalam kegiatan keislaman juga sejak SMA. Cita-cita besarnya adalah menjadi pengusaha sukses bernafaskan nilai-nilai Islam yang mampu menyejahterakan Indonesia.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization