Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / If You Know What Happened in MCI

If You Know What Happened in MCI

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "If You Know What Happened in MCI".
Cover buku “If You Know What Happened in MCI”.

Judul buku: If You Know What Happened in MCI
Pengarang: Widya Arifianti
Penerbit: Loveable
Tebal halaman: vi+254 halaman
Cetakan: I, Januari 2015
Ukuran buku: 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-0900-20-9
Harga: Rp 44.900,00

Tantangan Bagi Komunitas Online

dakwatuna.com – Berkumpul dengan orang-orang yang sehobi, seminat, dan setujuan adalah hal yang sangat menyenangkan. Kumpulan itu berupa komunitas, baik komunitas di dunia nyata, maupun di dunia maya. Meme Comic Indonesia (MCI) adalah komunitas meme terbesar di Indonesia. Mereka berkumpul di fanspage media sosial. Pernah melihat screenshoot foto (artis di suatu film) yang ada tulisannya? Nah, semacam itu yang disebut ‘meme’. Bisa juga gambar itu berupa kartun ekspresi wajah troll, bitch please, me gusta, you don’t say, dan if you know what I mean.

Saat ini fanspage MCI disukai oleh lebih dari 1 juta likers Facebook. Tentu dalam perjalanannya tidak mudah mendatangkan sedemikian banyak likers. Nilai akademis Admin P yang merupakan pendiri MCI sempat turun gegara waktunya didedikasikan sepenuhnya untuk mengurus MCI. Kemudian dia harus mencari admin tambahan untuk memperbantukan pekerjaannya. Hingga akhirnya keadaan tidak bisa ditolerir lagi. Admin P harus keluar dari MCI dan kepemimpinan berganti.

Permasalahan yang dihadapi komunitas online tidak hanya tentang manajemen waktu para pengurusnya. Ada juga ancaman hacker, kurangnya keakraban para admin/pengurus karena tak pernah saling bertemu di dunia nyata, tidak meratanya pembagian “cendol” atau dana dari sponsor, dan lain-lain. Kisah komunitas MCI dalam menghadapi semua tantangan itu terangkum dalam novel fiksi-humor If You Know What Happened in MCI.

Meskipun ini sebuah novel, kita bisa mengambil pelajaran ke-komunitas-an darinya. Kelebihan dari buku ini, kita tidak merasa digurui ketika membaca. Pembaca dibuat seperti sedang membaca novel-novel Raditya Dika. Kocak. Ilustrasinya menarik, karena banyak yang berupa meme. Cerita yang kita baca menjadi lebih hidup.

Secara keseluruhan, novel ini kreatif. Penulis bisa memelesetkan soal ujian kimia, biologi, sejarah, bahasa Indonesia, dan fisika menjadi kisah hidup Admin P. Ketika itu Admin P harus menarik diri dari MCI karena diminta fokus untuk belajar oleh orang tuanya. Namun segalanya menjadi kacau karena Admin P sebenarnya tidak mau meninggalkan komunitasnya. Berikut kutipannya (dari halaman 52):

Saat ulangan biologi

Admin P adalah sejenis makhluk hidup, ia mendirikan sebuah komunitas makhluk hidup penyuka meme. Suatu hari, ia tiba-tiba menghilang dari komunitas tersebut karena mengalami seleksi alam. Apakah penyebab kepunahan Admin P?

  1. Karena Admin P tidak bisa membelah diri menjadi pelajar teladan sekaligus pelajar budiman.
  2. Karena Admin P tidak kuat lagi menanggapi rangsangan dari para likers yang terus mem-bully dirinya.
  3. Karena sudah waktunya.

 

Saat ulangan kimia

Perhatikan reaksi berikut ini!

AdMiN(P)KLuAr+MCI(s)EplèáLiKER(s)PrOTe5+AdMinBuBa12

Berapa jumlah haters yang akan dihasilkan dari reaksi di atas?

Sedikit catatan untuk novel ini: selain menghibur, sebaiknya novel ini memotivasi/menginspirasi. Karena jika hanya berisi hiburan, masyarakat tidak bertambah pengetahuannya. Buku ini mungkin hanya akan dibaca sekali kemudian ditinggalkan. Mungkin penulis bisa membuat versi non fiksinya. Sejarah MCI dan seluk-beluk manajemennya bisa diulas lebih dalam. Saat ini sangat minim buku non fiksi yang membahas tentang komunitas. Padahal MCI bisa menjadi komunitas online percontohan bagi komunitas-komunitas lain.

Novel ini cocok bagi para remaja yang sedang butuh hiburan. Juga cocok untuk para pemimpin komunitas yang ingin mengetahui seluk-beluk komunitas MCI. Novel ini sangat tidak cocok untuk anak-anak di bawah umur. Walaupun banyak komik dan gambarnya, tapi tidak cocok untuk anak kecil. Kenapa? Karena buku ini buku dewasa. Juga karena umpatan-umpatan para netizen di buku ini tidak disensor.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi semester 4 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan Kalijaga. Merupakan seorang pengurus dan aktivis Komunitas Penulis Pelajar (sekarang berubah nama menjadi Komunitas Literaksi). Menjadi anggota KPP sejak tahun 2010. Semasa SMA aktif di organisasi Majelis Permusyawaratan Siswa, Pramuka, dan Rohis. Tulisannya pernah dimuat di rubrik Argumentasi Kompas Kampus, Debat Mahasiswa Suara Merdeka, dan pernah mengisi artikel di Swara Kampus Kedaulatan Rakyat.

Lihat Juga

Maksimalkan Layanan Jemput Zakat, IZI Jateng Sinergi dengan Ojek Online “GOLEK”

Figure
Organization