Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Memaknai Proses

Memaknai Proses

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

“Kisah sukses perubahan individu, banyak ditentukan oleh bagaimana dia memaknai proses yang sedang dijalaninya”.

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Itulah pesan indah kepala sekolah SMA saya, yang termaktub di dalam rangkaian kata buku angkatan. Pesan sederhana, yang saya rasakan selama proses perjalanan pancarian jati diri, hingga proses menentukkan arah perjuangan di dalam hidup. Ya! Memaknai proses merupakan hal seru yang pasti dilalui oleh setiap manusia, khususnya pemuda. Sehingga alurnya seringkali rumit, dan tidak dipahami oleh akal manusia.

Kaidahnya sederhana. Semakin seseorang menghargai proses, maka semakin tinggi pula penghargaan orang tersebut terhadap waktu. Karena proses pendewasaan itu selalu menumbuhkan kebijaksanaan. Di mana egoisme, ambisi pribadi, dan keserakahan akan semakin terkikis dengan sendirinya secara perlahan. Hal ini dapat terjadi, karena hidayah dari Allah swt, yang didukung oleh usaha perbaikan diri yang dilakukan secara terus menerus.

Hakikat pemaknaan proses dapat kita pelajari dari kisah hidup Khalid bin Walid. Khalid merupakan ‘king maker’ kemenangan kafir Quraisy saat mengalahkan pasukan Islam dalam perang Uhud. Khalid bin Walid merupakan seorang pemuka kafir Quraisy. Tapi pertemuannya dengan Rasulullah diperang Uhud, membuatnya tidak tenang. Keindahan akhlak Rasulullah, membuatnya ingin tahu terhadap kebenaran yang Islam bawa. Rasa keingintahuan Khalid pun semakin memuncak, hingga ia mengutus prajuritnya untuk memata-matai keseharian rasul. Tidak ditemukan sesuatu yang aneh pada diri rasululah. Bahkan prajurit Khalid selalu membawa sebuah pencerahan hidup baru, tiap kali menceritakan pribadi rasul. Hingga keindahan akhlak rasul lah yang menaklukkan keangkuhan seorang Khalid. Hidayah dari Allah pun turun, dan Khalid pun bersyahadat. Peristiwa masuknya Khalid kedalam Islam terjadi pasca perjanjian Hudaibiyyah.

Sejak Khalid masuk Islam, panglima perang Islam semakin kuat. Khalid memenangkan banyak peperangan. Bahkan pada saat kekhalifahan Abu Bakar, Khalid melakukan ekspansi besar-besaran. Khalid menaklukkan beberapa kekaisaran, yang mencakup hampir seluruh kawasan arab, dan beberapa kawasan diluar Arab. Penaklukan kawasan di luar Arab itulah yang menjadi potongan pondasi awal dakwah Islam menyebar secara lebih meluas.

Khalid merupakan sosok yang kuat. Baik secara ruhiyah maupun jasmaniyah. Bahkan dalam suatu riwayat dikisahkan, bahwa Khalid pernah mematahkan kaki Umar pada sebuah permainan gulat, pada masa kanak-kanak. Begitu kuatnya seorang Khalid, hingga ia dikenang sebagai panglima perang yang terkemuka bagi dunia Islam. Saking gigihnya seorang Khalid dalam berbagai medan pertempuran, hingga Khalid hanya memiliki sedikit waktu untuk mengkaji Alquran. Semangat juangnya lah yang membuat Khalid mengoptimalkan perannya sebagai seorang panglima perang.

Coba lihatlah alur kehidupan seorang Khalid. Dari seorang musuh Islam yang tangguh, hingga menjadi panglima perang Islam yang ditakuti. Proses tersebut bukanlah proses yang mudah. Mengingat keduanya lahir dari 2 kutub ekstrim yang sangat berlawanan. Memaknai proseslah yang memberi Khalid energi dalam memenangkan ratusan peperangan. Sejak syahadat dilafadzkan, Khalid semakin menegaskan arah perjuangan. Karena dari pemaknaan proses hiduplah akan lahir sebah ruh perjuangan, dan ruh perubahan yang optimal. Bahkan ketika perubahan yang terjadi, berasal dari 2 kutub ekstrim yang berlawanan.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Proses Penciptaan Alam Semesta Dalam Enam Masa

Figure
Organization