Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Pantaskah Kita Ditolong dan Diteguhkan?

Pantaskah Kita Ditolong dan Diteguhkan?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (prophetpbuh.com)
Ilustrasi. (prophetpbuh.com)

dakwatuna.com – Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang dengannya segala kebaikan dapat menjadi satu dan dapat diturunkan ke dunia melalui tangan-tangan pilihan dan dengan aktivitas pilihan, yaitu jihad dan dakwah. Sholawat mari kita senantiasa panjatkan kepada Nabi-Nya, nabi penutup yang berkat beliau langkah-langkah para penolong agama Allah semakin jelas dan tercerahkan, yaitu Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah kita senantiasa diberikan kesempatan untuk memetik hikmah dari perjalanan hidup kita sehingga kita memiliki kesempatan untuk berbuat lebih baik di hari esok.

Allah Swt. Berfirman dalan surat Muhammad ayat 7:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Yang artinya, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Ayat ini menjadi energi yang luar biasa bagi para aktivis dakwah dan da’i yang bersemangat menyelamatkan Agama ini. Ayat ini menjadi garansi atas aktivitas dakwah yang kita lakukan sehingga jika kita sempat terpikir untuk mundur dari jalan ini, kita akan teringat dan kemudian semangat kita terbakar kembali.

Namun, ada yang perlu diteliti lagi dalam memahami ayat ini: ayat ini tidak diberikan kepada orang yang biasa ! Ayat ini dapat dibagi menjadi dua bagian, bagian yang pertama adalah: “wahai orang yang beriman”. Kalimat ini menjadi syarat bagi berlakunya bagian ayat yang kedua, yaitu “jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Syarat yang diajukan oleh Allah untuk mendapatkan pertolongannya adalah dengan beriman. Iman menjadi syarat yang utama atas garansi yang diberikan oleh Allah. Definisi Iman menurut para ulama adalah “meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkannya dengan perbuatan”. Perlu ada upaya lebih dari kita yang mengaku seorang muslim untuk tidak hanya percaya atas keesaan Allah dan kemuliaan Rasulullah Saw, tidak hanya dengan mengucapkan dalam lisan-lisan kita, namun juga dalam bentuk perbuatan nyata.

Sebagai aktivis, terlebih aktivis dakwah, amalan yaumi menjadi sebuah energi bagi aktivitas kita dan sekaligus sebagai indikator berkah atau tidaknya aktivitas dakwah yang kita lakukan. Kelancaran amanah kita dipengaruhi oleh amalan yaumi kita. Sebagai contoh, dalam hal profesionalitas kita bisa perfect. Selalu ontime, efektif dalam merencakan, terampil dalam berkomunikasi, kritis dalam menanggapi persoalan. Namun, di sisi lain kita masih menunda-nunda waktu shalat, jarang membaca Alquran dan lebih sering membaca buku teks umum, menyepelekan infak dan keberkahan waktu subuh. Jika ini benar-benar terjadi pada kita, maka pertolongan dari Allah yang kita dambakan menjadi tidak kesampaian.

Sungguh, Allah merupakan penepat janji sejati. Allah tidak main-main dalam memberikan sebuah janji pada hamba-Nya. Ketika kita sudah menjadi orang yang beriman dengan segala bentuknya, maka Allah tentu memberikan kesempatan yang selanjutnya yaitu kesempatan menolong Agamanya. Menolong Agama (Jihad) yang dimaksud bukan sebatas jihad dalam arti berperang. Namun juga dalam bentuk pemikiran dan keteladanan. Jihadnya mahasiswa dengan aktif kuliah dan prestasi-prestasinya, Jihadnya dosen dengan memberikan pengajaran secara ikhlas serta mampu memotivasi mahasiswanya, Jihadnya kepala keluarga dengan mencari nafkah dan memberikan perlindungan terbaik.

Ketika kita sudah mampu menolong Agama Allah dengan Ikhlas, maka berbahagialah karena pertolongan Allah akan datang dari arah manapun dan dalam bentuk apapun. Kedudukan kita menjadi mulia di mata Allah dan para manusia. Kemuliaan ini bukan di akhirat, karena sejatinya ketika seorang muslim sudah masuk ke surga, pasti akan memperoleh kemuliaan. Kemuliaan ini merupakan kemuliaan dunia atas orang-orang di sekitar kita. Semoga kita dapat menjadi manusia yang senantiasa naik kadar keimanan kita, sehingga mampu untuk terus ikhlas beramal dan menolong agama-Nya. Amin, Ya rabbal ‘alamin

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Penuntut Ilmu di Fakultas Biologi UGM. Peserta PPSDMS Regional 3 Yogyakarta Putra Angkatan 7.

Lihat Juga

Istiqamah Hingga Akhir Hayat

Figure
Organization