
dakwatuna.com
Ibu..aku tahu ayah telah tiada
Ibu..aku tahu roket israel menghancurkan rumah kita
Ibu..aku tahu hari-hari berikutnya tanpa ayah lagi di sisi kita
Ibu..bantu aku agar ayah bisa tersenyum pada kita
Ibu..aku tahu, kau begitu sedih
Ibu..aku pun merasakan kesedihan itu
Ibu..bagi yang masih punya nurani, pasti akan merasakan kesedihan kita
Ibu..hari-hari yang kita lalui masih panjang
Ibu..aku ingin menjadi pejuang Palestina
Ibu..aku ingin melihat Palestina merdeka
Ibu..aku ingin bisa bermain dengan tenang bersama kawan-kawan
Ibu..hari-hari bermainku bersama teman-teman telah di rampas israel
Ibu..izinkan aku mengembalikan keceriaan anak-anak Palestina
Ibu..doa dan bimbinganmu sangat berarti bagiku
Ibu..kita jangan terlalu lama bersedih
Ibu..yakinkan aku, bahwa ini adalah air mata bahagia, karena ayah syahid
Ibu..aku pun ingin sayhid seperti ayah
Ibu..Palestina mendidik kita untuk tegar
Ibu..bunyi tembakan, roket dan bom sudah sering kudengar
Ibu..dan hal itu tak membuatku gentar menjadi seperti ayah
Ibu..semangat juangku ada dalam doamu
Ibu..tegarlah, usap air mata kita
Ibu..mulia atau menang, hanya itu yang ingin tertanam dijiwaku dari ibu
Ibu..kita sudah sama-sama menangis untuk ayah dan Palestina
Ibu..kini usai sudah tangis, dan kita ganti denga semangat jihad
Ibu..aku tak melarang ibu menangis, menangislah dalam sujud
Ibu..menangislah dalam doa-doa yang panjang untuk ayah
Ibu..menangislah dalam sepertiga malam untuk aku
Ibu..menangislah memohon kememerdekaan pada Allah untuk Palestina
“Wahai ibu kehidupan akan berjalan seperti biasa, aku masih di sini wahai ibu..”
Selamat jalan ayah, aku tahu ayah masih hidup di sisi Allah
Ayah..kita hanya berpisah sementara
Ayah..aku juga ingin syahid seperti ayah
Peluk cium hangat dan dari hati yang paling terdalam dari aku dan ibu untuk ayah..
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
(Joy/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: