Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / KTT Arab, Sambutan Emir Qatar Membuat Panas Telinga Pendukung Kudeta

KTT Arab, Sambutan Emir Qatar Membuat Panas Telinga Pendukung Kudeta

Emir Qatar Tamim bin Hamad (www.ahram-canada.com/)
Emir Qatar Tamim bin Hamad (www.ahram-canada.com/)

dakwatuna.com – Kuwait. Saat ini sedang berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Arab ke-25 di Kuwait. Dalam pembukaan hari ini, Selasa (25/3/2014), beberapa pemimpin negara membacakan sambutannya. Di antara yang diberi kesempatan adalah Emir Qatar, Tamim bin Hamad.

Saat membicarakan masalah yang sedang dihadapi Mesir, Tamim mengatakan bahwa stabilitas keamanan di Mesir hanya bisa dihadirkan dengan cara dialog yang melibatkan semua elemen bangsa. Maksud elemen bangsa adalah Ikhwanul Muslimin. Tentunya hal ini membuat marah perwakilan negara-negara yang hingga saat ini mendukung kudeta militer di Mesir yang menjatuhkan presiden sipil pertama yang dipilih secara demokratis. Tamim juga menolak jika Ikhwanul Muslimin dituduh sebagai organisasi teroris.

Lebih lanjut, Tamim membahas tentang revolusi yang terjadi di Mesir, “Kita semua memiliki hubungan persaudaraan dengan Mesir yang merupakan negara besar. Kami mengharapkan segera hadirnya keamanan dan stabilitas politik di Mesir. Kami juga mengharapkan kebaikan selalu diberikan kepada jalan yang dipilih oleh rakyatnya. Rakyat Mesir menjadi contoh yang baik dalam hal menyampaikan mimpi dan cita-citanya. Kami mengharap mereka mendapatkan apa yang mereka citakan dengan jalan dialog politik yang melibatkan semua elemen bangsa.”

Tamim juga membahas tentang langkah memasukkan Ikhwanul Muslimin ke dalam daftar organisasi teroris, “Kita semua di sini mengecam terorisme. Kita sepakat dalam hal itu. Tapi terorisme mempunyai definisi yang jelas, yaitu menjadikan warga sipil sebagai korban pembunuhan dan ketakutan, dan menghancurkan fasilitas umum untuk tujuan-tujuan politik.

Tapi, saudara-saudara sekalian, kita tidak bisa menuduhkan terorisme ke sebuah kelompok secara keseluruhan, apalagi menuduhkan terorisme kepada lawan politik. Kalau itu yang kita lakukan, berarti kita telah menggeneralisir terorisme kepada banyak orang, bukan melokalisirnya. Kita juga tidak seharusnya menuduh negara lain telah menyokong gerakan terorisme hanya karena negara itu tidak bisa mempertahankan keutuhan dan persatuan negaranya.” (msa/dakwatuna/ 1.youm7/ansarportsaid)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization