Topic
Home / Berita / Nasional / Tensi Golkar Memanas

Tensi Golkar Memanas

golkardakwatuna.com – Jakarta. Partai Golongan Karya (Golkar) didera tensi menghangat. Pemicunya terkait penyusunan daftar calon anggota legislatif DPR RI. Nama-nama potensial justru tergusur dari daftar calon.

Rapat pleno Partai Golkar yang digelar Kamis (11/4/2013) malam berjalan lumayan memanas. Dialektika yang dianggap wajar itu dipicu sejumlah tokoh tidak diakomodasi dalam daftar caleg sementara (DCS).

Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso enggan merinci rapat pleno DPP Partai Golkar tersebut. Hanya saja Priyo menyebutkan rapat tersebut tidak ada dialog hanya berjalan satu arah saja.

“Secara prinsip, penyusunan DCS sudah matang, hanya kita melihat banyak kader potensial belum tertampung. Ini yang mengemuka sebagai masukan ke DPP Partai Golkar,” ujar Priyo kepada wartawan usai Sidang Paripurna DPR RI, di gedung DPR Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (12/4/2013).

Priyo berharap sebelum diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) ada perubahan agar kader-kader potensial tertampung dalam DCS. “Sebab kalau tidak ditampung, bisa terjadi sedikit gejolak,” ingat Priyo.

Namun, buru-buru Wakil Ketua DPR ini mengingatkan Partai Golkar sudah terbiasa untuk mengatur masalah seperti yang terjadi saat ini. Ia optimistis, masalah ini akan dapat diselesaikan dengan baik oleh Partai Golkar.

Terpisah Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Lalu Mara mengatakan dinamika yang terjadi saat ini di Partai Golkar merupakan hal biasa terjadi. Menurut dia, jumlah fungsionaris Partai Golkar yang diterjunkan sebanyak 2.300 kader. “Sementara sesuai UU kan 100 persen caleg yaitu 560 orang,” ujar Lalu yang dikenal sebagai orang dekat Aburizal Bakrie ini melalui pesan singkat kepada wartawan.

Lalu menjelaskan paramater penempatan kader Partai Golkar dalam DCS berdasarkan penilaian yang terdiri dari pengabdian, dedikasi, loyalitas, tidak tercela, pendidikan, penugasan sebagai fungsionaris dan survei elektabilitas caleg.

Menurut dia, apapun keputusan yang telah diambil akan selalu berimplikasi dua hal yakni kegemberian dan kekecewaan. Menurut Lalu, hal tersebut merupakan hal biasa. “Mengingat nomo satu hanya satu, dan seterusnya juga hanya satu orang,” cetus Lalu.

Sumber internal Partai Golkar yang enggan disebutkan namanya menyebutkan beberapa nama kader potensial Partai Golkar yang tidak mendapat posisi bagus dalam DCS di antaranya Indra Jaya Piliang dan Hasanuddin, bekas Ketua Umum PB HMI. “Indra Jaya Piliang dan Hasanuddin,” sebut sumber tersebut.

Ketika dikonfirmasi ke Indra Jaya Piliang ihwal pencalegan dirinya, ia saat dihubungi berada di Pariaman, Sumatera Barat mengaku memang telah mengembalikan formulir pencalegan di Partai Golkar. “Tapi saya sudah tidak minat lagi. Karena ga bisa fokus dua hal sekaligus. Saya konsentrasi pada Pilkada. Saya juga tidak melakukan lobi untuk pencalegan,” tutur Indra saat dihubungi.

Indra Jaya Piliang memang akan maju Pilkada Kota Pariaman melalui jalur independen pada September mendatang. Ia tidak mendapat rekomendasi dari DPP Partai Golkar untuk maju dalam Pilkada Pariaman.

Sementara Hasanuddin saat dihubungi mengaku mendapat kabar dipindah daerah pemilihan dari dapil Sulawesi Selatan II ke Jabar IV (Kabupaten/Kota Sukabumi). “Mau bagaimana lagi, saya siap berjuang di dalam NKRI dimanapun ditempatkan. Soal terpiih atau tidak tergantung masyarakat yang memilihnya. Insya allah saya upayakan,” ujar Hasanuddin.

Saat Pemilu 2009 lalu, Hasanuddin maju menjadi Caleg Partai Golkar di Dapil Sulawesi Selatan II. Saat itu, dirinya mendapat 12 ribu suara. Perolehan itu tidak cukup bagi bekas Ketua Umum PB HMI itu melenggang ke Senayan. (rva/ind)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 1.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Sempat Memanas, Rusia Tegaskan Siap Kerjasama dengan AS

Figure
Organization