Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Jangan Puas dan Berhenti Meraih Hidayah-Nya

Jangan Puas dan Berhenti Meraih Hidayah-Nya

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

obsesi-doadakwatuna.com – Terkadang kita merasa puas dengan keterjagaan kita, terkadang ada rasa bangga di diri karena kita bisa selalu dekat dengan-Nya, kita bisa selalu terjaga dari hal-hal yang dilarang oleh Allah,  hingga kita merasa semuanya kita peroleh hanya karena jerih payah dan usaha yang telah kita lakukan. Kita meyakini, keterjagaan itu adalah buah dari ibadah yang selalu kita lakukan. Tidak dipungkiri, memang ibadah dan usaha yang kita lakukan adalah salah satu penyebabnya, tapi yang harus selalu kita ingat, iman dan keterjagaan itu adalah salah satu bentuk kasih sayang dari-Nya.

Yups, itu bentuk kasih sayang Allah kepada kita. Dengan cara yang indah Allah mencurahkan kasih sayang-Nya pada kita, Dia selalu menyibukkan kita dengan kegiatan-kegiatan dakwah ataupun hal yang bermanfaat lainnya, hingga tidak ada waktu kita yang sia-sia. Ia mendekatkan kita dengan orang-orang berorientasi pada Allah, hingga kita bisa selalu mengingat-Nya, dan begitu banyak skenario-skenario yang Allah tetapkan pada kita, sehingga iman kita bisa terus terjaga. Tanpa kasih sayang-Nya, kita bukanlah apa-apa. Lantas, apa yang bisa disombongkan dari diri yang lemah ini?

Dan parahnya, dengan kebodohan kita, masih saja keluar keluh kesah atas semua aktivitas yang padat itu. Dengan kesombongan kita, masih saja ada silaturahim yang kita putuskan. Padahal semua itu adalah cara Allah menjaga kita.

Bersyukur dan berupaya untuk terus menjaganya, adalah sikap yang harus dan mesti kita lakukan. Tidakkah kita melihat, banyak di luar sana, orang-orang yang sudah mendapat hidayah-Nya, tapi karena satu dan lain hal, hidayah itu lepas dan ia kembali ke masa jahiliyahnya. Mungkin karena keadaan lingkungan yang bertolak belakang, atau sebab lainnya, na’udzubillah. Dan betapa banyak pula, yang dulunya punya dunia yang hitam, sekarang berubah total menjadi lebih baik dan sangat taat pada-Nya.

Mhmm, semakin sadar bahwa kita tidak boleh puas dan berhenti untuk menggapai hidayah-Nya. Ketika hidayah itu sudah di tangan, bukanlah berarti usaha kita selesai tanpa melakukan apa-apa. Apalagi jika hidayah itu masih jauh dari kita, usaha dan kerja keras haruslah semakin keras. Karena kita hanyalah hamba yang tiada daya dan upaya, tanpa kasih dan sayang-Nya.

Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan, dan Allah tidak menerima amal tanpa iman… iman dan amal, adalah dua hal yang saling terkait…

Itulah kuncinya, adalah dengan menjaga iman dan diikuti dengan amal kepada-Nya dan terus dipupuk dengan Ilmu. Karena kita tidak akan pernah tahu, bagaimana keadaan kita nanti, dalam keadaan seperti apakah nyawa ini dicabut? Apakah dalam keadaan beriman atau bermaksiat? Perjalanan kita masih jauh, masih dan akan banyak kerikil dan duri yang datang menghadang. Oleh karena itu, marilah kita terus menjaga dan memperbaharui iman kita setiap harinya, sehingga bisa terus terjaga dan terlindung dari segala kemaksiatan. Amin…

Redaktur: Samin Barkah, Lc. M.E

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Nama lengkap Elfa Silfiana Amir, biasa di panggil Isil. Anak ke 2 dari 2 orang bersaudara. Seorang wanita minang yang pernah menuntut ilmu di Universitas Pendidikan Indonesia. Pengalaman kuliah membuatnya tertarik dengan dunia pendidikan, dan sekarang mengajar di STKIP Surya di Serpong, Tangerang. Suka dengan orang-orang yang berjiwa positif dan selalu berfikir positif, mudah-mudahan bisa tertular virus positif dari mereka.

Lihat Juga

Istiqamah Hingga Akhir Hayat

Figure
Organization