Topic

Masa Tua

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (moslemsoftdoll.blogspot.com)

dakwatuna.com – Sahabat…pernah liat adzan Maghrib di RCTI??

Seorang tua berkursi roda dengan tatapan kosong, duduk seorang diri. Sendiri, berteman sepi. Menatap pada indahnya sebuah keluarga harmonis di hadapannya kini.

Lantas, ingatannya melayang pada berpuluh tahun berlalu. Saat ia masih memiliki keluarga harmonis, bahagia, ramai oleh celoteh anak yang selalu bergelayut manja di lengan kekarnya, lalu tiba berganti masa, sang anak satu persatu kini telah tumbuh besar, mendapatkan pekerjaan, menikah dan hidup dengan keluarga masing-masing, dan meninggalkannya dalam sepinya kesendirian.

Sunnatullah bahwa semua yang muda pasti menua, dan kita pun pada suatu masa, akan berada pada posisi yang sama, menikmati sepi dan duduk bersendiri.

Pernahkah terbayangkan..wajah mungil anak kita yang kini berusia balita, kelak akan menjadi pemuda gagah perkasa atau pemudi cantik jelita?

Pernahkah terbayangkan, anak-anak kebanggaan kita, yang sejak kecil kita didik dengan segenap hati, dengan kasih sayang tak bertepi, kelak..ia akan menjadi pembela dan penjaga kita saat jompo dan renta?

Pernahkah terbayangkan, saat anak-anak tercinta tumbuh besar dan banyak teman, namun tetap kitalah tempat mereka berbagi??

Pernahkah terbayangkan, saat senyum bahagia mereka, kitalah orang pertama yang mereka hormati?

Ataukah sebaliknya??

Pernahkah terbayang, bahwa saat kita tua, justru saat penuh dengan ujian.. Saat mereka menikah dan memiliki pekerjaan, justru kitalah orang pertama yang terlupa. Saat ucapan mereka begitu menusuk kalbu, saat sikap dan laku mereka begitu melukai jiwa.

Sahabat..saat ini mungkin kita masih berpeluk dengan orangtua kita, masih dapat mencium takzim tangan mulianya, masih dapat merasakan kebersamaan yang bersahaja, masih dapat mendengar nasehatnya.dan inilah saatnya!!!

Saat yang tepat untuk melukis raut kebahagiaan pada wajah teduhnya, atau menghadirkan senyuman haru saat kehadiran kita begitu dinantinya.

Sekarang!! jangan menunggu lagi..

Berlombalah membahagiakan mereka, apapun caranya. Karena bisa jadi, deraan ujian kita saat ini, adalah alpa kita menghormati mereka. Adalah khilaf meminta kata maaf saat air mata mereka mengalir, karena kita.. Berlombalah membahagiakan mereka, apapun caranya.

Tiada balasan untuk kebaikan selain kebaikan..(QS Ar Rahman ; 60)

Hingga, saat takdir dan usia kita mengantarkan senja, moga kebaikan itu selalu mengaliri hidup kita, karena hanya keniscayaan atas tiap janji-janjiNya. Atas bahagia yang mewarna dalam jiwa-jiwa renta. Atas doa tulus mereka untuk kita Nanti, hingga hari segala amalan terputus..

Dan kini, saat telah dewasa, bekerja, menikah dan memiliki anak, layaknya kita bertanya..apa yang sudah kita lakukan untuk mereka, para orangtua kita??

Ciledug city, 2011 juni 15th jam 9 lebih dikit

Inspired by : orang-orang yang selalu berlomba mencari keberkahan dari mencium takzimnya tangan keriput wanita mulia.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (34 votes, average: 9.71 out of 5)
Loading...

Tentang

Seorang ibu rumah tangga, dengan satu anak. Aktifitas saat ini adalah mengurus TPA Al Aqsho Permata Bintaro. Lulusan S1 Psikologi, dan sedang giat menekuni dunia tulis menulis.

Lihat Juga

Hilangkan Prasangka Buruk Terhadap Orang Lain

Figure
Organization