Topic
Home / Berita / Analisa / Mengapa Menolak Ke-Yahudi-an Negara Israel?

Mengapa Menolak Ke-Yahudi-an Negara Israel?

Ilustrasi - Sebuah demonstrasi di San Fransisco Amerika 10 Jan 2009 menentang Israel (zombietime.com)

Munir Shafiq, Analis Strategi

dakwatuna.com – Mengapa Netanyahu bersikukuh menegaskan bahwa solusi akhir untuk masalah Palestina atau lebih tepatnya dengan proses penyelesaian atau negosiasi bilateral yang sedang berlangsung, yang dimulai dari Washington itu, harus mencakup pengakuan Palestina bahwa Negara Israel untuk orang-orang Yahudi atau tanah air orang Yahudi?

Netanyahu selesai melakukan semua ambiguitas yang dapat dilakukannya dengan pengakuan ke-Yahudian dari “negara Israel.” Ia menutup pintu pada setiap penafsiran tersebut, seperti tanggapan Mahmoud Abbas atas tuntutan pengakuan ke-Yahudian dari “negara Israel,” dimana Abbas mengatakan bahwa bisa saja Netanyahu dan orang sebelum dia, Olmert dan Peres, keduanya menamakan “Negara Israel” seperti yang mereka inginkan, ini adalah masalah mereka sendiri, dan tidak ada hubungannya dengan itu, jika mereka bersikeras atas ke-Yahudian “Negara Israel.”

Penekanannya disampaikan oleh desakan Netanyahu bahwa Israel adalah Negara orang Yahudi atau tanah air orang Yahudi itu menyingkapkan bahwa pengakuan dari ke-Yahudian dari “Negara Israel” itu bukan hanya pengakuan atas identitas Yahudi, tapi juga mempengaruhi bumi itu sendiri, dalam arti bahwa hak orang-orang Yahudi dan miliknya mereka, dan itu tidak sengketa di antara orang-orang Palestina, Arab dan Muslim yang termasuk juga orang-orang Kristen Palestina.

Dengan itu, Israel akan menjadi, atau Eretz Israel, penghapusan atas Palestina dan penghapusan tanah Palestina dan hak-hak rakyat Palestina sekarang ini dan secara historis. Orang-orang Palestina yang memilikinya. Yang merupakan salah satu hak eksklusif sekarang dan secara historis.

Menurut syarat yang diberikan Netanyahu untuk pengakuan dari “Negara Israel.”

Persyaratan ini, yang Netanyahu mengumumkan komitmen terhadap solusi yang akan sampai ke sana dari negosiasi bilateral yang sedang berlangsung itu bukanlah persyaratan dari partai Likud atau pemerintah, “Israel sayap kanan” sekarang, tetapi itu konsensus para pemimpin Israel dan Zionisme, enyahkanlah dari suara-suara abnormal dan marjinal, jika ada, yang menentang definisi ini.

Yahudi Israel dan kebangkitan dari Deklarasi Balfour

Lebih buruk lagi, persyaratan ini telah menjadi kebijakan resmi AS di bawah Presiden Barack Obama, dan jelas tidak pernah terungkap seperti ini dari presiden Amerika manapun sebelumnya. Demikian itu ketika pesannya dikirim akhir-akhirnya ini masing-masing untuk Netanyahu dan Peres pada kesempatan Hari Kemerdekaan, katanya dalam peaan itu adalah “bahwa Palestina bersejarah adalah tanah air bersejarah bangsa Yahudi.” Hal yang harus ada kejelasan lebih dalam arti penekanan Yahudi pada “Negara Israel” sebagai lebih dari sekedar identitas umum negara.

Dari sini, dan jika demikian, maka apakah artinya penerimaan resmi Ramallah dari Otoritas Palestina (ilegal) ketika menerima untuk masuk ke dalam negosiasi, dan ini adalah salah satu hasil akhirnya. Apa artinya, dan kemudian siapa yang mendukugnya dari pemerintah Arab atau presiden dan raja-raja orang Arab dalam ketergabungan mereka dalam negosiasi langsung tersebut.

Pengakuan entitas Zionis sebagai negara orang Yahudi oleh perunding Palestina atau kepala negara Palestina yang diduga didasarkan pada “solusi dua-negara” (likuidasionis dari mana asalnya) berarti, diartikan, penghapusan hak-hak dasar orang Arab Palestina yang tetap tinggal setelah tahun 1948, atau yang akan tetap berada di bawah negara Zionis. Dan kemudian mereka terancam dideportasi lantaran mereka itu berada di Negara yaitu bangsa/orang-orang Yahudi.

Tapi pengakuan itu maksudnya lebih dari itu, yaitu menghilangkan hak untuk kembali dan semua hak sejarah orang-orang Palestina sebagai orang Arab dan Muslim di Palestina, sebagaimana juga menjatuhkan hak eksklusif rakyat Palestina untuk menentukan nasib Palestina sesuai dengan ketentuan hukum internasional.

Ini adalah proyeksi dari perkosaan dari Zionis yang dikenakan oleh Mandat Inggris dan kejahatan genosida dan pengsiran bagi oeang-orang Palestina pada tahun 1948, dan sebelum dan sesudahnya. Demikian itu dengan mentransfer perkosaan/pencaplokan itu kepada hak bangsa Yahudi yang diklaimkan.. “Bangsa” ini membangun istana dalam Negara entitas Zionis dari minoritas Yahudi yang bermigrasi dari kampung halaman mereka untuk mendiami tanah di mana mereka bagaiamna pun tidak punya hak.

Dengan ini, maka semua cara ini yang dipersembahkan oleh orang-orang Palestina dan Arab berbentuk pengorbanan untuk melawan proyek Zionis akan sia-sia ketika hak dicabut di Palestina demikian juga keadilan Palestina dicabut.

Pengakuan yang diinginkan gerakan Zionis dan pemerintah-pemerintah enitas Zionis dari Palestina, Arab dan Muslim dan kemudian seluruh dunia atas “Israel” sebagai negara orang-orang Yahudi bukanlah masalah bentuk dan bukan pula konfirmasi realitas, atau perpanjangan sampai ke Deklarasi Balfour, atau resolusi partisi, dimana dalam hal itu ada pelanggaran serius dan substansial meskipun belum diisyaratkan ke sana, itu tidak adil dan tidak ada kebenaran/hak, melalui slogan “pembentukan sebuah tanah air nasional bagi orang/bangsa Yahudi di Palestina dengan syarat tanpa mengurangi hak-hak penduduk setempat.” Kita sekarang di depan penghapusan rakyat Palestina di rumahnya sendiri, dan penghapusan hak-hak bersejarah, nasional, Islam, Kristen Palestina, bahkan juga penghapusan Surat Al-Isra dan Miraj dan janji Umar.

Jadi jika kita di depan sebuah bencana nyata yang telah menjadi target dari “perdamaian” dan kompromi serta negosiasi langsung. Tidak ada alasan bagi orang yang harus meletakkan kepalanya di pasir di hadapan proses ini yang dimaksudkan dari perunding Palestina untuk melakukan pengkhianatan terhadap tanah (Palestina) dan agendanya dan bangsanya, sejarah, agama, bangsa dan generasi sebelumnya dan generasi penerusnya.

Hari ini, kita tidak di depan tawar-menawar politik, tapi tawar-menawar pada keberadaan dan hak dari mana mereka datang.(milyas/aljzr)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (13 votes, average: 9.85 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Palestina Tolak Rekonsiliasi Tanpa Kemerdekaan

Figure
Organization