dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Delegasi Indonesia dalam Konvoi “Nadi Kehidupan 5” kini bersiap berjalan menuju Al Arish, Mesir. Peserta Indonesia yang merupakan utusan KNRP terdiri dari Yoyoh dari Adara, Sylvi dari Salimah, Pipik dari UJ Center, dan Aqil dari UGM, sebelumnya telah bergabung bersama para peserta konvoi dari berbagai negara di Suriah. Mereka telah bergabung bersama peserta lintas negara lainnya dengan membawa dua mobil Toyota Land Cruiser dan Mitsubishi Pajero yang keduanya berwarna putih.
“Kami akan serahkan dua mobil ini kepada masyarakat di Gaza,” ujar Yoyoh Yusroh kepada redaksi KNRP. Ia juga menjelaskan sejumlah bantuan lainnya yang telah dibeli di pasar induk dan Pasar Alhamidiyah dekat Masjid Umawiyah Damaskus. Bantuan tersebut berupa minyak goreng, minyak samin, susu untuk anak, alat tulis yang terdiri dari buku tulis, pensil, penghapus, bolpein, tas sekolah, baju untuk anak laki dan perempuan, pakaian bayi dan lain-lainnya.
Menurut panitia, Abu Umar, wakil ketua panitia yang tinggal di syria, pimpinan konvoi Zahir saat ini berada di Damascus bersama Goerge Galloway untuk bernegosiasi dengan kedutaan Mesir agar peserta konvoi dapat segera meninggalkan Latakkia Suriah, menuju El-Arish, Mesir. “Alhamdulillah menurut kabar terakhir malam ini, bahwa peserta konvoi lainnya dapat memasuki El-Arish, kecuali Goerge Galloway. Tetapi semua kami berhrap agar george Galloway tetap ikut serta bersama kami. Saat ini peserta yang berada di Ramallah camp terdiri dari 35 negara, 375 relawan, 253 mobil dengan berbagai macam bantuan kebutuhan masyarakat Gaza,” urai Yoyoh Yusroh yang juga anggota Komisi I DPR RI.
Hingga kini, peserta masih menunggu keputusan panitia untuk keberangkatan ke El-Arish. Sekilas, Yoyoh menceritakan semangatnya karena sambutan masyarakat Damaskus terhadap konvoi ini. Ia mengatakan, “Malam ini kita mendapat suguhan yang menarik dari panitia berupa nasyid-nasyid perjuangan. Hal menarik lain yang ada di sini adalah keikutsertaan masyarakat sekitar dalam menyambut kami, hal ini disebabkan karena banyak dari mereka adalah penduduk asli Palestina asal Ramallah,dan camp mereka diberi nama El – a’idin (orang yang ingin kembali).” Selain itu, delegasi Indonesia juga dijamu oleh Ibu Lina asal Haifa dengan jamuan makan malam ala Palestina dirumahnya. “Terlihat sekali bahwa mereka adalah keluarga yang sangat menghargai tamu sesuai anjuran Rasulullah saw, ”Barang siapa yang ber iman kepada Allah dan hari akhir maka mulyakan tamunya….(mln/yoyoh/knrp)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai:
(9 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
