Topic
Home / Berita / Dari Dosen Hingga Menjadi Menteri Sosial

Dari Dosen Hingga Menjadi Menteri Sosial

Dr. Salim mensos
Dr. Salim Seggaf Al-Jufri, Mensos 2009-2014

dakwatuna.com – Jakarta, Jalan hidup seseorang tidak ada yang mengetahui. Manusia boleh bercita-cita, namun Allah jualah yang menentukannya. Banyak yang berkeinginan menjadi insiyur, ia meraihnya. Tidak sedikit yang ingin menjadi dokter tapi tidak terlaksana. Jika cita-cita seseorang dapat tercapai, itulah takdirnya, sehingga tidak perlu berlebihan dalam mensikapinya, sehingga lupa diri dan sombong. Sebaliknya, jika cita-cita tidak tercapai, tidak perlu bermuram durja, karena itulah garis takdir hidupnya. Bahkan banyak orang yang tidak pernah bercita-cita menjadi orang hebat, terkenal, justeru garis hidupnya mengantarkannya pada hal demikian.

Itulah yang dialami oleh Menteri Sosial Kabinet Besatu Jilid II, Dr. Salim Seggaf Al-Jufri.

Lebih dari puluhan tahun beliau mengabdi di dunia pendidikan, sebagai dosen. Bertahun lamanya juga mengabdikan diri di dunia dakwah, dengan menjadi pembicara di berbagai kegiatan, dalam dan luar negeri. Sampai suatu kesempatan beliau diamanahi Presiden menjadi Dubes Arab Saudi dan Kesultanan Oman selama tiga setengah tahun, 2006-2009.

Dari Dubes, beliau dipanggil Presiden dan dipercaya untuk berupaya mengatasi permasalahan sosial, dan kesejahteraan masyarakat luas, beliau diamanahi menjadi Menteri Sosial masa bakti 2009-2014.

Dr. Salim Segaf Al Jufri (dakwatuna.com)
Dr. Salim Segaf Al Jufri (dakwatuna.com)

Tim dakwawatuna.com sengaja mewawancarai ayah dari Idrus Salim, Sarah Salim, ‘Afaf Salim, Rihab Salim dan Sumayyah Salim, di kantor Markaz Dakwah Jakarta Selatan.

Beliau menjelaskan ada dua tugas besar yang akan beliau jalankan, yaitu Tugas Internal dan Tugas Eksternal.

Tugas Internal terkait ke dalam Departemen Sosial, adalah upaya untuk mereformasi birokrasi dan meningkatkan pelayanan dan kinerja.

“Pertama-tama kita akan ciptakan suasa kerja yang kondusif, nyaman bekerja. Dalam reformasi birokrasi itu yang kurang kita perbaiki, yang sudah baik kita tingkatkan, tidak hanya pandai menyalahkan saja. Selanjutnya revitalisasi dan peningkatan tata kelola departemen berbasiskan good government, juga penyerapan anggaran yang seimbang. Keteladanan dan kedisiplinan terus ditingkatkan, bagi pegawai yang digaji dari uang rakyat, ya harus disiplin dong” begitu penekanan beliau.

Tugas besar Eksternal, adalah terkait pelayan sosial kepada masyarakat umum. “Ada dua puluh dua kelompok masyarakat yang harus mendapatkan fasilitas dan pelayanan hidup. Yang besar di antaranya, balita terlantar (300 ribu bayi), anak terlantar (3 juta), penyandang catat (1,6 juta), lansia terlantar (1,7 juta), wanita rawan sosial (1,2 juta), orang yang tinggal di rumah tidak layak huni (2,5 juta), keluarga miskin (3,3 juta KK), korban bencana (2 juta). Kelompok-kelompok ini ditanggung pemerintah. Di atur dalam Undang-Undang Dasar Pasar 34, yang berbunyi: “Fakir-miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.”

Beliau melanjutkan:

“Program riilnya nanti bisa beragam, ada kelompok masyarakat yang membutuhkan ikan atau bantuan langsung, kelompok ini yang disebutkan di atas. Ada yang perlu diajari memancing, ada juga yang perlu difasilitasi perahu. Sesuai dengan kebutuhan dan pengembangannya.”

Selamat bekerja pak Menteri, semoga mampu mengemban amanah besar ini dengan baik. (ut)

Redaktur: Ulis Tofa, Lc

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (35 votes, average: 9.80 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

APPERTI: Kebijakan Menteri Nasir Harus Dibarengi Peningkatan Kesejahteraan Dosen Lokal

Figure
Organization