Topic
Home / Berita / Harapan Baru bagi Gaza

Harapan Baru bagi Gaza

dakwatuna.com – Faksi-faksi Palestina meminta kepada Mesir, negara-negara Arab, negara-negara Islam, Liga Arab dan OKI untuk menunaikan tanggungjawabnya membebaskan blokade dari Jalur Gaza dan membuka perlintasan perbatasan Rafah setelah kapal “harapan” dari Cyprus yang ditumpangi relawan asing tiba di Jalur Gaza kemarin Rabu (29/10).

Jihad Islami menyatakan dalam pernyataan yang diterima Infopalestina bahwa keberhasilan relawan dari Arab, Palestina bersama relawan asing membebaskan blokade Jalur Gaza melalui jalan laut seharusnya menyadarkan negara-negara Arab dan Islam akan tanggungjawabnya. Keberhasilan ini sudah cukup untuk ‘menghancurkan’ semua alasan diamnya negara-negara Arab terhadap blokade yang membelenggu 1,5 juta warga Palestina di Jalur Gaza.

Sementara Hamas, melalui jubirnya Sami Abu Zuhri menegaskan kemarin Rabu (29/10), gerakan Hamas mengatakan, “Kedatangan kapal ‘Harapan’ menambah kegigihan bangsa kami untuk teguh dan melawan blokade, berpegang teguh pada sikap-sikap politik dan hak-hak nasional dalam menghadapi semua aksi provokasi politik.”

Abu Zuhri menilai kedatangan kapal ini merupakan seruan baru pentingnya pengambilan keputusan Arab dan Mesir untuk membuka gerbang perbatasan Rafah yang memisahkan antara Mesir dan Palestina. Dia menambahkan, “Berlanjutnya sikap diam pihak-pihak Arab terhadap blokade Gaza tidak menjadi alasan bagi gerakan dari barat ini.”

Abu Zuhri menyampaikan terima kasih dan penghormatan kepada semua aktivis solidaritas Arab dan asing yang sampai dari Eropa yang menggunakan kapal. Dia menegaskan keikutsertaan sejumlah orang Palestina dari berbagai negara, dari Tepi Barat, dan Jalur Gaza dalam aksi solidaritas ini melekatkan persatuan rakyat Palestina, komitmen dan solidaritasnya.

Smentara itu jubir Hamas lainnya Fauzi Barhum meminta kepada Mesir untuk segera membuka perlintasan Rafah. Dalam pernyataan persnya yang dilansir Pusat Infopalestina secara tertulis Rabu (29/10), Barhum mengatakan, dengan ini Hamas menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya atas perjuangan besar para aktivis solidaritas yang telah besusah payah mengarungi perjalanan ini demi membebaskan blockade Gaza.

Sampainya mereka di Gaza menunjukan, dengan tekad tinggi dan kemauan yang keras tidak ada yang mustahil untuk dicapai. Oleh karena itu sangat dimungkinkan bagi bangsa Arab ataupun yang lainya menghentikan blockade kejam terhadap warga Gaza. itupun kalau mereka mau. Maka tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk berpaling dari tanggung jawab ini. Hingga kini, bangsa Arab dan lainya belum melakukan langkah nyata secara resmi untuk mengakhiri penderitaan warga Gaza.

Juru bicara Hamas kemudian menegaskan, Mesir dituntut pertama kali untuk membuka perlintasan Rafah. Ini adalah kewajiban baik secara manusiawi, moral maupun ragional. Berlanjutnya larangan Mesir bagi para aktivis solidaritas baik dari bangsa Mesir sendiri, bangsa Arab, Eropa dan yang lainya, tidak mencerminkan kepedulian mereka terhadap penderitaan rakyat Gaza yang berjumlah satu setengah juta jiwa. Selain itu dibutuhkan sikap bangsa Arab secara resmi untuk menegaskan kepedulian ini, ungkapnya.

Di sisi lain, Jubir Komite Perlawanan Rakyat menegaskan bahwa bangsa Arab dan negara-negara Islam seharusnya segera menyusul langkah pembebasan Jalur Gaza dari blokade. Seharusnya mereka memiliki andil dalam membebaskan blokade yang menelan banyak korban terutama dari anak-anak dan pasien. Abu Mujahid, jubir komite meminta kepada pemerintah Mesir untuk segera membuka perlintasan Rafah dan meringankan penderitaan rakyat Palestina karena tindakan blokade itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Abu Mujahid menambahkan bahwa Sekjen Liga Arab seharusnya melakukan aksi pembebasan blokade dan membuka perlintasan Rafah dan menerapkan keputusan-keputusan Menlu-menlu Arab dalam hal ini.

Kapal “Harapan” yang mengangkut sejumlah aktivis solidaritas Palestina dan asing tiba di Gaza Rabu pagi tadi (29/10). Mereka telah berlayar dari Cyprus, walau ditentang dan diancam zionis Israel.

Para aktivis tiba di tanah Gaza dengan linangan air mata bahagia. Sebelumnya mereka tidak nyangka dapat tiba di tanah blockade Palestina, karena dihalangi dan diancam oleh pemerintahan zionis Israel. Mereka disambut ratusan warga Gaza yang sudah berkumpul di pelabuhan Mirfa, khusus untuk menyambut mereka.

Kapal ini membawa 27 aktivis dari 13 negara di dunia. Yaitu, Yunani, Belanda, Scotlandia, Irlandia, Australia, Amerika, Inggris, Italia, Jerman, Libanon, Sudan, Palestina serta seorang aktivis dari Israel.

Dalam pada itu, Ketua Komisi Rakyat Untuk Penanggulangan blockade, Jamal Khudari dalam konferensi persnya mengungkapkan, sampainya kapal ini ke wilayah Jalur Gaza membawa misi bagi dunia, bahwa dengan taufiq dari Allah dan kemauan yang kuat memungkinkan kita untuk meringankan penderitaan satu setengah juta penduduk Palestina yang terpasung kena blockade. Lebih dari 80 % warganya hidup di bawah garis kemiskinan.

Khudari menegaskan, keberhasilan ini menunjukan otoritas kita terhadap perairan Gaza untuk mengangkut bahan makanan dan lalulintas perdagangan untuk menghancurkan blockade zalim. (infopalestina/ut)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization