Topic
Home / Berita / Persatuan Umat Harus Dijaga

Persatuan Umat Harus Dijaga

dakwatuna.com- Akhirnya yang diharapkan oleh umat muslim terkabulkan, yaitu adanya kesatuan dan kebersamaan dalam menetapkan 1 Syawal 1429 H. paling tidak itu tercermin dari mayoritas umat muslim di Indonensia, yang sudah terwadahi dalam ormas-ormas Islam dan Majelis Ulama Indoensia yang turut serta hadir dalam Sidang Itsbat yang difasilitasi oleh Pemerintah.

Memang secara fiqh memberi peluang untuk berbeda dalam menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal, namun sisi yang sangat penting untuk di kedepankan adalah persatuan dan kesatuan umat muslim, terutama dalam wilayah negara yang sama. Rasulullah saw. bersabda: “Puasa pada hari kalian berpuasa dan berbuka pada hari kalian berbuka, sementara Idul Adha pada saat kalian berkurban.” (Tirmidzi dan ditashih oleh Al Albani). Inilah yang menjadi landasan kuat agar seorang muslim berpuasa atau berhari raya mengikuti negara di mana ia tinggal.

Pemerintah menetapkan hari raya Idul Fitri 1429 Hijriyah jatuh pada hari Rabu, 1 Oktober 2008 dalam sidang itsbat yang dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, dan para duta besar dan perwakilan negara-negara Islam. Penetapan tersebut tertuang dalam keputusan Menteri Agama Nomor 28 tahun 2008 tertanggal 29 September 2008 tentang Penetapan 1 Syawal 1429 H.

“Dengan penetapan ini kita harapkan satu sama lain saling menghargai,” kata Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni yang memimpin sidang tersebut di operation room Departemen Agama, Senin (29/9) malam. Sidang tersebut menyusul rukyatul hilal atau pengamatan bulan baru yang disiarkan secara langsung dari enam lokasi di tanah air, di Nanggroe Aceh Darussalam, Observatorium Bosscha Bandung, Masjid Agung Semarang, Tanjung Kodok Jawa Timur, Makassar dan Kupang.

Sebelumnya Ketua Badan Hisab dan Rukyat yang juga Direktur Urusan Agama Islam Depag, Muchtar Iljas yang menyampaikan hasil rukyatul hilal (pengamatan bulan baru) bahwa,dari hasil pemantauan di 25 lokasi dari Banda Aceh hingga Jayapura semua melaporkan tidak melihat hilal.

“Ijtima (pertemuan akhir bulan dan awal bulan baru) menjelang syawal jatuh pada Senin, 29 September atau 29 Ramadhan pukul 15.12 WIB sehingga saat matahari terbenam posisi hilal di sebagian wilayah Indonesia Timur hilal masih dibawah ufuk,” katanya. Dengan demikian bulan Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal) dan 1 syawal jatuh pada Rabu, 1 Oktober 2008.

Dengan demikian terjadi kesamaan dengan penetapan PP Muhammadiyah dengan maklumatnya telah menetapkan tanggal 1 Syawal jatuh pada hari Rabu paing, 1 Oktober 2008. Demikian pula dengan almanak PBNU berdasakan hisab menetapkan pada tanggal yang sama.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Teknologi Muhammad Nuh mengatakan, melihat hasil pemantauan yang dilakukan secara teknologi posisi hilal tidak terlihat. Dengan demikian tinggal ditetapkan oleh sidang itsbat. Menurut dia ada tiga hal yang penting dalam pengamatan hilal yaitu orangnya, yang bisa membedakan antara hilal dengan benda lain. Yang kedua peralatan yang canggih, dan ketiga cuaca. “Yang penting yang pertama, kita akan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi,” ujarnya.

Sementara itu Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar mengatakan dengan kehadiran sains dan teknologi dalam pengamatan hilal maka semakin membantu kita dalam beribadah sesuai syariat Islam. (beberapa sumber)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 9.50 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Khutbah Idul Fitri 1439 H: 8 Pelajaran dari Ramadhan

Figure
Organization