Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Adakah Tempat yang Pantas Bagimu Selain Surga?

Adakah Tempat yang Pantas Bagimu Selain Surga?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (ydsf.org)
Ilustrasi. (ydsf.org)

dakwatuna.com – “Untuk setiap bulir air mata yang mengalir di pipinya, semoga Tuhan menjadikan itu sebagai cahaya yang menyinari langkahnya. Untuk kasih sayang tulus yang tak pernah putus sampai akhir zaman, semoga Tuhan membentangkan jalannya menuju surga.”

“Bu Guru…” begitu sapaan dari anak-anak didikmu.

Anak-anak yang usianya berkisar tiga sampai lima tahun, anak-anak yang selalu memancarkan kebahagiaan, anak-anak yang selalu membuat duniamu tak lagi sunyi, anak-anak yang selalu merengek dan menarik ujung bajumu jika meminta sesuatu ─ begitu setidaknya definisi mereka bagimu.

Ketika tiba di rumah, terkadang kau mengeluh karena lelah berada di tengah mereka seharian penuh. Tapi jika hari esok telah tiba, semangatmu seperti tak pernah padam untuk bertemu mereka. Seakan profesimu bukanlah sebuah kewajiban, melainkan kebutuhan.

Dulu, kau hanya seorang ibu rumah tangga. Setiap hari membangunkan anak-anak dan suamimu untuk pergi ke sekolah dan bekerja. Lalu dengan sepenuh hati membuatkan sarapan dan bekal siang untuk mereka bawa. Setelah mereka berangkat, kau menunggu tukang sayur yang biasanya lewat di depan rumah. Setiap hari ide kreatifmu muncul lewat masakkan yang kau ciptakan.

Ketika mereka tiba di rumah, wajah ceria dan sambutan hangat darimu membuat rasa lelah mereka berubah menjadi rasa gembira. Mereka kembali antusias jika kau tanya apa saja yang terjadi hari ini di sekolah atau di kantor. Sesederhana itu, kehadiranmu, selalu bisa membuat aku, adikku, dan ayahku tak lagi mengenal rasa lelah dalam menjalani kehidupan.

Kini, menjadi seorang guru di salah satu taman kanak-kanak, kau pilih untuk menghabiskan waktu. Mengharapkan upah layak aku pikir bukan tujuanmu karena aku tahu betul upah yang kau dapat tak sebanding dengan apa yang kau kerjakan.

Berjalan enam tahun, alasanku mengizinkan hanya karena aku tak ingin lagi melihat kau bersedih karena merasa kesepian ─ meskipun aku tahu kau menangis setiap malam. Aku tak ingin lagi melihat air mata kehilangan, aku tak ingin lagi melihat kau yang amat rapuh mengeluh tentang kematian yang bagimu dapat mengubah keadaan begitu dahsyat.

Dan wanita rapuh itu kini memegang banyak profesi. Seorang ibu rumah tangga, seorang guru, seorang ayah, juga seorang ibu. Dengan banyaknya profesi itu, aku bertanya-tanya, adakah tempat yang pantas bagimu selain surga? (dakwatuna.com/hdn)

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Perempuan yang lahir di Jakarta, bulan Februari 1996. Mahasiswi jurnalistik yang kecanduan nulis karena merasa coret-coret kertas itu terapi.

Lihat Juga

Empat Ciri Wanita Penghuni Surga

Figure
Organization