Topic
Home / Berita / Opini / Pengibaran Bendera, Langkah Optimistis Menuju Palestina Merdeka

Pengibaran Bendera, Langkah Optimistis Menuju Palestina Merdeka

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

“Berkibarlah benderaku, lambang suci gagah perwira!”

Pengibaran bendera Palestina di PBB (sindonews.com)
Pengibaran bendera Palestina di PBB (sindonews.com)

dakwatuna.com – Lagu di atas menjadi bukti bahwa kita mempunyai kebanggaan atas berkibarnya bendera kita. Ya, bendera adalah lambang suci gagah perwira. Terlebih jika bendera tersebut berkibar di antara bendera-bendera lain yang menunjukkan kesetaraan atas semua negara.

Pada Rabu, 30 September menjadi sejarah baru bagi Palestina karena untuk pertama kalinya, bendera negara yang belum menjadi anggota PBB itu dikibarkan di depan headquarter PBB di New York bersama bendera-bendera lainnya yang telah menjadi anggota PBB (Republika, 2015). Hal ini diinisiasi oleh anggota PBB dan disetujui pada tanggal 11 September 2015 (United Nations, 2015) untuk mengibarkan bendera negara non-member observer PBB pada masa penyelenggaraan Majelis Umum PBB ke-70 yang akhirnya memutuskan untuk mengibarkan bendera Tahta Suci (Holy See, yang berpusat di Vatikan) yang dimulai pada tanggal 25 september 2015 (Associated Press, 2015) untuk menyambut Paus dan bendera Palestina pada lima hari setelahnya. Inisiasi ini dilatarbelakangi oleh kedatangan negara non-member observer ke Majelis Umum PBB. Walaupun banyak pro-kontra dalam persetujuannya –119 negara menyetujui, 8 menolak, 45 negara abstain (United Nations, 2015).

Namun, apalah arti dari pengibaran tersebut? Toh, Palestina, kiblat Pertama umat muslim, belum menjadi anggota. Mungkin hal tersebut tersirat di benak kita. Namun kita tidak bisa mengelakkan perjuangan keras Mahmud Abbas mampu mengantarkan Palestina diakui sebagai negara oleh PBB dengan menyebut State of Palestine hingga benderanya berkibar di Headquarter PBB Rabu kemarin.

Sebelumnya pada tahun 2011, Mahmud Abbas sebagai pimpinan Palestinian Liberation Organization mengirimkan surat kepada Ban-Ki Moon untuk mengakui Palestina sebagai negara. Dan hasilnya, pada tahun 2012, berdasarkan resolusi no 67/19, Palestina untuk pertama kalinya diakui sebagai negara oleh PBB dan juga disebut sebagai State of Palestine serta menjadi non-member observer di PBB (United Nations, 2013). Memang belum menjadi anggota, namun hal ini cukup menjadi bentuk pencapaian yang baik bagi Palestina untuk membangun langkah-langkah ke depannya menuju kemerdekaan yang mampu diakui oleh dunia dan menjadi anggota PBB.

Dengan status yang disandang sekarang, Palestina mampu bermain di kancah internasional. Palestina bisa bergabung dalam konferensi-konferensi diplomatik dan perjanjian-perjanjian dalam wadah PBB. Walaupun di sisi lain harus menerima undangan terlebih dahulu dari PBB untuk mengikuti Majelis Umum.

Keberadaan PBB pun menjadi sangat vital dalam pergaulan internasional. Sebagai organisasi internasional, PBB mempunyai salah satu peran yang penting yang mampu dimanfaatkan oleh anggotanya untuk mengutarakan pendapat dan mencapai tujuannya. PBB sebagai organisasi internasional adalah sebuah arena bagi anggotanya dan peran sebagai arena bagi negara-negara anggota (Archer, 2001). Dalam rapat, anggota-anggota di dalamnya mampu saling bertukar argument, berdiskusi, bekerja sama, dan bahkan mengutarakan ketidaksetujuan. Maka PBB bisa menjadi “arena for play, arena for a circus, and arena for fight”. Dengan peran PBB tersebut, Palestina mempunyai kesempatan yang baik untuk bersuara di PBB dan mengutarakan kepentingannya.

Kita harus memandang positif hal baik langkah besar Mahmud Abbas dalam membawa Palestina sampai seperti sekarang. Di luar kemungkinan-kemungkinan Amerika Serikat dan Israel bermain di belakang PBB atau apapun itu –ketika teori konspirasi bermain. Optimisme harus dibangun agar tercapainya kemerdekaan yang diakui secara internasional terwujud dengan baik.

Pada akhirnya, kita pun harus menyambut baik pengibaran bendera Palestina Rabu kemarin. Karena dengan statusnya tersebut benderanya dapat dikibarkan. Pengibaran bendera memiliki makna yang dalam bagi rakyat Palestina dan umat Islam dunia. Dan dengan pengibaran itulah menandakan keberadaan Palestina dalam kancah internasional. Kita mau tidak mau harus menghargai perjuangan ini. Bukan hal yang mudah untuk mengantarkan Palestina sampai sejauh ini. Dan dengan jalan ini pun membuka kesempatan yang besar untuk Palestina. Bukan tidak mungkin dengan langkah-langkah yang dibuat bisa mengantarkan Palestina menjadi anggota tetap PBB ke 194. (uga/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa semester 3 Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran. Aktif sebagai staf di departemen Komunikasi dan Informasi BEM KEMA FISIP Unpad 2015 dan departemen Informasi dan Komunikasi DKM FISIP Unpad 2015

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization