Topic
Home / Berita / Silaturahim / Menjadi Pebisnis Online yang Sukses

Menjadi Pebisnis Online yang Sukses

Seminar Technopreneur STT Nurul Fikri. (BEM STTNF)
Seminar Technopreneur STT Nurul Fikri. (BEM STTNF)

dakwatuna.com – Jakarta. Peluang bisnis online masih sangat terbuka di Indonesia. Bahkan, pelaku bisnis online bisa menembus pasar mancanegara dan memperoleh pelanggan bonafid. Namun, keahlian dan ketekunan untuk merintis bisnis di era digital ini masih kurang. Hal itu diungkapkan pendiri Digimark Indonesia, Chaidir Bedallah, dalam seminar teknopreneur yang digelar BEMSTT Terpadu Nurul Fikri, Ahad (23/11).

“Bisnis online bisa dilakukan dengan tiga model, yaitu membangun afiliasi, menjadi konsultan, atau membuka toko online. Semuanya memerlukan kecerdasan untuk mengelola informasi dan memupuk kepercayaan,” ujar Chaidir yang menggeluti kuliah teknologi informasi, kemudian bergeser ke dunia marketing. Kliennya mulai dari instansi (Cisco, Tropicana Slim, Smart Business Coaching Firm) hingga tokoh nasional dan selebritas (Pramono Edhie Wibowo, Marcella Zalianty).

Chaidir menceritakan pengalamannya saat merintis usaha dan coba menggaet pelanggan kelas dunia, Yanik Silver, yang dikenal sebagai motivator dan pelatih kewirausahaan global. Majalah Forbes pernah mencantumkan Yanik sebagai “Top-10 Event for Entrepreneurs”. “Saya menawarkan Yanik untuk membuat website profesional, tapi ongkosnya dikompensasi dengan testimoni dia atas jasa Digimark Indonesia,” papar Chaidir.

Sungguh mengejutkan, Yanik bersedia. Padahal, dia belum kenal Digimark, kecuali via online. “Yanik puas dengan hasil kerja Digimark, dan kami mendapat klien besar berkat pengaruh testimoni Yanik yang positif. Membangun reputasi dan networking itu kunci kesuksesan bisnis dengan dukungan internet,” simpul Chaidir. Ia mendorong agar para mahasiswa dan kaum muda fokus dengan satu bisnis yang diminati atau dikuasai. Setelah itu mengoptimalkan teknologi informasi yang tersedia bebas.

Pembantu Ketua IV STT-NF, Sapto Waluyo, sepakat dengan simpulan Chaidir. Modal usaha dalam era digital bukan lagi bersifat finansial, melainkan keahlian spesifik dan kemampuan membangun jaringan luas. “Di Depok ada siswa SMK Muhajirin (Isfahani) yang mampu membuat software antivirus yang sangat powerful, bahkan lebih kuat dari perangkat komersial. Karena keahlian itu, ia berhak ikut kompetisi di Korea Selatan,” jelas Sapto.

Ada lagi kisah nyata, alumni PPSDMS Nurul Fikri, Gibran Chuzaefah (alumni ITB) yang bermitra dengan Ihsan Akhirulsyah (alumni Unpad) merancang alat pakan ikan yang bisa dikendalikan melalui smartphone (eFishery). Alat itu memenangkan kompetisi start up business tingkat dunia di Rotterdam, Belanda. “Kedua pemuda Indonesia itu mengalahkan para kreator bisnis dari lima benua, dan memenangkan hadiah modal 1 juta Euro. Alat rancangan mereka dinilai juri sangat bermanfaat membantu peternak ikan dan layak jual (marketable),” papar Sapto.

Ketua panitia, Arif Munandar, menjelaskan bahwa seminar dimaksudkan untuk mendorong keberanian mahasiswa berwirausaha dengan memanfaatkan keahliannya, bukan hanya berteori. “Sebelumnya kami membahas cara memulai (start up) bisnis online bersama Badr Interactive. Sejak itu sudah banyak peserta yang mencoba berwirausaha. Kami terus memantaunya,” kata Arif.

Sementara itu, Ketua BEM STT Nurul Fikri, M. Agus Haryanto menyatakan: “Kegiatan mahasiswa sangat beragam, tak hanya seminar atau diskusi, tapi juga IT Club dan jurnalistik. Mahasiswa STT-NF turut berpartisipasi dalam berbagai kompetisi dan wajib magang di berbagai perusahaan untuk menumbuhkan profesionalisme dan kemandirian.” Dengan modal keahlian, generasi muda Indonesia siap bersaing di era globalisasi. (hfz/abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

FOKMA Selenggarakan Seminar Motivasi Bagi Perantau di Malaysia

Figure
Organization