Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Aroma Rasisme dalam Kasus Piala Dunia Qatar 2022

Aroma Rasisme dalam Kasus Piala Dunia Qatar 2022

Presiden FIFA Joseph Blatter (Aljazeera)
Presiden FIFA Joseph Blatter (Aljazeera)

dakwatuna.com – Sao Paulo. Presiden FIFA, Joseph Blatter, mengatakan bahwa tuduhan terjadinya penyuapan saat Qatar berhasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 nanti sangat mengandung unsur rasisme.

Penyataan itu disampaikan presiden FIFA asal Swiss ini dalam acara kongres Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF), di Sao Paulo, Senin (9/6/2014). “Ada badai melawan FIFA terkait penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar. Sangat disayangkan, ada unsur rasisme dan diskriminasi dalam hal ini. Ini yang membuatku sedih,” katanya.

Pada tanggal 2 Desember 2010 yang silam, Qatar berhasil merebut status menjadi negara penyelenggara Piala Dunia 2022. Qatar menyingkirkan Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia. Sejak saat itu, tuduhan telah terjadinya penyuapan untuk meloloskan Qatar terus mengemuka.

Media Inggris menyebutkan bahwa Muhammad Hammam, mantan ketua federasi sepak bola Asia (AFF) memberikan suap sebesar US$ 5 juta kepada para pejabat tinggi FIFA untuk bisa meloloskan Qatar menyelenggarakan Piala Dunia 2022. Tentu saja pihak Qatar menampik tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa Ibnu Hammam tidak memainkan peran apa-apa dalam kelolosan Qatar.

Pihak CAF juga menuduh media Inggris telah melakukan serangan yang bernuansa permusuhan terhadap pihaknya. Dikatakan bahwa para elit CAF juga terlibat dalam kasus ini. CAF meminta FIFA menuntut pihak-pihak yang telah mencemarkan nama baik CAF. (msa/dakwatuna/aljazeera)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Qatar Kepada AS: Palestina Menanti Solusi Politik Yang Adil

Figure
Organization