Topic
Home / Narasi Islam / Sejarah / Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-12): Fatimah Az Zahra’

Wanita-Wanita Pengukir Sejarah (bagian ke-12): Fatimah Az Zahra’

dakwatuna.com – Pada artikel sebelumnya telah dibahas profil beberapa wanita pengukir sejarah dari kalangan ummahat al-mukminin. Pada bagian selanjutnya akan dibahas dari kalangan anak-anak Rasulullah SAW. Pembaca yang budiman, kami ucapkan selamat menyimak!

B. Anak-anak Rasulullah SAW

1. Fatimah Az Zahra’

Nama lengkapnya adalah Fatimah binti Muhammad bin Abdullah bin abu Muthalib. la lahir lima tahun sebelum masa diutusnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. la merupakan putri termuda di antara putri-putri Nabi lainnya. la menikah dengan Ali Ra pada usianya yang ke 18 tahun. la merupakan ibu dari Hasan, Husain, Ummul Kultsum, dan Zaenab.

Ketika turun kepada Nabi sebuah ayat (dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya) di rumah Ummu Kultsum, maka Nabi memanggil Fatimah, Hasan dan Husain, dan menjadikan mereka sebagai pengikut, begitu pula Ali yang berada di belakang Nabi juga dijadikan sebagai pengikutnya pula. Maka berkatalah Nabi “Ya Allah! Mereka semua ini adalah keluargaku. Hilangkanlah dari mereka segala kotoran, dan bersihkanlah (sucikanlah) sebersih-bersihnya”. (Diriwayatkan oleh Turmudzi)

Miswar bin Makhramah berkata: aku mendengar Rasulullah Saw berkata di atas mimbar “bahwasanya Hisyam bin al Mughoyyaroh meminta izin kepadaku untuk menikahkan anak perempuan mereka dengan Ali bin Abi Thalib. Namun aku tidak menyetujuinya, dan selanjutnya pun juga tetap tidak menyetujuinya. Kecuali jika Ali bin Abi Thalib bersedia menceraikan anak perempuanku dan menikah dengan anak-anak mereka. Sesungguhnya anak perempuanku itu (Fatimah Az-Zahra’) adalah bagian dariku.. ….”(HR Bukhari)

Berkatalah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa wanita paling mulia di surga nanti adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, istri Firaun yang bernama Asyiah binti Muzakhim, dan Maryam binti Imran. (HR Ahmad)

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata “Aku bertemu dengan Fatimah. la berjalan sebagaimana layaknya Nabi berjalan. Dan di saat ia bertemu dengan Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam, berkatalah Nabi “selamat datang wahai putriku”, lalu nabi memintanya duduk di sebelah kanan atau kirinya. Kemudian di saat nabi mengatakan sesuatu kepadanya, menangislah ia. Maka aku langsung berkata kepadanya “kenapa kamu menangis?” Namun, di saat nabi mengatakan sesuatu lagi kepada Fatimah, maka ia pun tertawa riang. Sekali lagi, aku pun berkata kepada Fatimah “aku tidak pernah menjumpai kebahagiaan yang berdekatan dengan kesedihan sebagai mana hari ini” Maka aku bertanya kepadanya tentang apa yang telah dikatakan Nabi kepadanya. Berkatalah Fatimah “kamu jangan menyebarluaskan rahasia ini hingga Nabi wafat nanti.” Lalu aku menanyakan rahasia itu, maka berkatalah Fatimah” Nabi telah memberi isyarat kepadaku, dan berkata bahwa Jibril biasanya meminta kepadaku (Nabi) untuk membaca al-Qur’an secara langsung di hadapannya sekali dalam setahun. Namun pada tahun ini, Jibril memintaku (Nabi) sebanyak dua kali”, maka menangislah aku mendengar perkataan itu. Sebab, itu tandanya Nabi akan meninggalkan kita semua. Namun aku merasa sangat bahagia di saat Nabi berkata kepadaku “relakanlah dirimu menjadi ratu wanita-wanita penghuni surga, atau menjadi ratu wanita-wanita muslim.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhari

Anas Ra berkata “di saat sakit Nabi mulai parah dan berselimut, berkatalah Fatimah “sakitkah wahai ayah?” Maka berkatalah Nabi kepadanya” ayahmu tidak akan mengalami kesusahan setelah hari ini.” Dan ketika Nabi wafat, berkatalah Fatimah “wahai ayah, Tuhan telah mengabulkan permohonanmu. Wahai ayah, surga firdaus adalah tempat kembalimu. Wahai ayah, Jibril lah yang akan memperhatikanmu.

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha Ummul Mukminin (ibunya kaum beriman), berkata “aku tidak pernah melihat seorang pun yang mampu menyamai Fatimah dalam hal keserupaannya dengan Nabi. Ketenangan dan keistiqamahannya dalam duduk maupun berdiri sebagaimana ketenangan dan keistiqamahan Nabi. la di saat masuk ke rumah Nabi, Nabi langsung berdiri menyambut kedatangannya. Begitu pula di saat Nabi mengunjungi rumah Fatimah, ia pun beranjak dari tempat duduknya untuk menyambut Nabi, dan memberikan tempat duduknya kepada Nabi.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi).

Ibnul Jauzi berkata “bahwa Rasulullah mempunyai anak perempuan yang dimuliakan oleh Fatimah, dan mempunyai istri-istri yang lebih dahulu dari Aisyah.”

Fatimah meninggal dunia 6 bulan setelah kematian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. la meninggal dunia dalam usianya yang ke 29 tahun.

— Bersambung

(hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (74 votes, average: 9.00 out of 5)
Loading...
Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah (LKMT) adalah wadah para aktivis dan pemerhati pendidikan Islam yang memiliki perhatian besar terhadap proses tarbiyah islamiyah di Indonesia. Para penggagas lembaga ini meyakini bahwa ajaran Islam yang lengkap dan sempurna ini adalah satu-satunya solusi bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw adalah sumber ajaran Islam yang dijamin orisinalitasnya oleh Allah Taala. Yang harus dilakukan oleh para murabbi (pendidik) adalah bagaimana memahamkan Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mutarabbi (peserta didik) dan dengan menggunakan sarana-sarana modern yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization