Insiden ini bermula saat tiga orang tengah menjalankan ibadah di dalam sebuah masjid di Ward End, Birmingham, Inggris. Tiba-tiba ketiganya ditikam oleh seorang pria tak dikenal dengan menggunakan pisau, pada Sabtu (15/6) pukul 23.00.
Baca selengkapnya »Umat Islam Bogor Kutuk Tindakan Anarkisme Massa LDII
Tindakan anarkisme massa LDII yang mengacaukan kajian mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor mengundang reaksi dari para tokoh umat Islam Bogor. Umat Islam Bogor mengutuk dan meminta aparat mengusut tuntas insiden penyerangan pengikut LDII
Baca selengkapnya »FPKS: Tanpa Kenaikan BBM Bersubsidi, APBNP 2013 Tetap Sehat
Lewat pandangan akhir Fraksi PKS ini maka resmi sudah bahwa PKS konsisten menolak kenaikan BBM bersubsidi. Ecky Awal Mucharam juga menyatakan bahwa Fraksi PKS telah mengajukan besaran asumsi pertumbuhan tanpa kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 6,6 % dan inflasi tanpa adanya kenaikan BBM sebesar 6 %.
Baca selengkapnya »Kampung Batik Laweyan, Berburu Batik Di Sentra Pembuatan Batik, Kota Solo
Ada sesuatu yang kurang kalau Anda datang ke Solo tetapi tidak mengunjungi tempat ini. Kampung Batik Laweyan. Benar. Kota Solo akan selalu identik dengan batik. Jadi, mengunjungi kampung batik dengan hampir semua warganya yang berprofesi sebagai ‘juragan batik’ tentu harus disempatkan. Kalau tidak, mungkin Anda tidak akan benar-benar tahu bagaimana atmosfer kampung batik yang sesungguhnya.
Baca selengkapnya »PKS: Bantuan Rakyat Diperlukan, BBM Tak Perlu Naik
PKS tetap dalam kesimpulan bahwa BBM bersubsidi tidak perlu untuk dinaikkan karena pemerintah memiliki opsi lain untuk menutup defisit anggaran dengan melakukan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi dan memberantas penyelundupan.
Baca selengkapnya »Pernyataan sikap DPP IMM Tentang Pemukulan Kader IMM oleh LDII di UIKA Bogor
Semestinya pihak LDII melakukan komunikasi terlebih dahulu atau ikut berdiskusi secara ilmiah dan berdasarkan kajian yang bersumber pada Al-Quran dan Al-hadits, tidak semestinya dengan cara kekerasan.
Baca selengkapnya »Amuk Massa LDII Rusak Mimbar Masjid Al-Hijri II
Kesesatan ajaran LDII antara lain selalu mengkafirkan umat Islam lain yang tidak menjadi anggota LDII, tidak pernah mau shalat di belakang umat Islam selain LDII, menganggap selain anggota LDII masuk neraka, bagi mereka yang keluar dari LDII dianggap murtad dan sebagainya.
Baca selengkapnya »11 Hasil Resolusi Muktamar Ulama Dunia Kairo dan 6 Pernyataan Sikap Ulama
Di sela-sela muktamar, ditayangkan film dokumenter bertajuk “Menyingkap Tabir Konflik Suriah.” Dalam film ini diperlihatkan sejumlah aksi brutal dan kekejaman tentara dan pasukan Bassar Asad dalam membunuh kaum muslimin Sunni di Suriah serta campur tangan Iran dan Hizbullah dalam tragedi tersebut.
Baca selengkapnya »Talenta Muda ‘Muslim’ yang Siap “meledak” Di Bursa Transfer Tahun Ini (bag-2)
Sepak Bola memang tidak pernah kehilangan magis nya. Talenta-talenta ajaib kerap kali hadir mewakili masanya. Bursa transfer tahun 2013/2014 pun akan diwarnai dengan hadirnya talenta-talenta muda yang punya bakat luar biasa. Dan ternyata banyak di antara talenta-talenta berbakat tersebut adalah seorang muslim.
Baca selengkapnya »Surat Terbuka Untuk Presiden (SBY)
Pak Presiden yang baik, Mari kita berbicara jujur tentang kenaikan harga minyak, kami mungkin tidak pandai berhitung: Bagaimana sebenarnya harga minyak ditentukan? Bagaimana neraca perekonomian nasional diperlakukan? Atau pertimbangan apa yang dipakai sehingga satu-satunya pilihan untuk ‘menyelamatkan seluruh bangsa’ harus sama dan dengan menaikkan harga-harga? Bagi kami, angka-angka selalu terdengar sebagai ilusi belaka, Pak. Setiap hari kami mendengar satuan ‘miliar’ atau ‘triliun’ disebutkan dalam berita-berita, tanpa pernah benar-benar melihatnya dalam bentuk yang sesungguhnya—apalagi menghitungnya satu per satu. Hidup kami sederhana, disambung lembaran-lembaran uang recehan. Ilmu hitung kami kelas rendahan: berapa untuk makan sehari-hari, uang jajan anak sekolah, biaya transportasi, biaya listrik bulanan, dan kadang-kadang cicilan motor, dispenser atau DVD player. Tak perlu kalkulator. Bila sedang beruntung, kami bisa punya sisa uang untuk jalan-jalan di akhir pekan. Bila sedang sulit, kami tidak ke mana-mana, Pak: Kami mencari kebahagiaan gratisan di televisi—meski kadang-kadang justru dibuat pusing dengan berita-berita tentang beberapa anak buah Bapak yang korupsi. Tahukah Bapak, dalam televisi, juga koran-koran dan majalah: kami seperti tak punya presiden! Kami seperti tak punya pemimpin! Negara ini terlanjur dikuasai para bandit, Pak! Ah, mungkinkah Bapak tak sempat menonton TV atau membaca koran sehingga Bapak tak mengetahuinya? Tapi, ke mana saja sih Bapak selama ini? Mengapa hanya muncul untuk bernyanyi, mengucapkan belasungkawa, atau membacakan pidato-pidato bernada lemah yang berisi kabar buruk, permohonan maaf, dan keprihatinan? Kami, rakyat biasa, sesekali butuh kabar gembira, Pak! Kadang-kadang kami berkhayal bahwa jangan-jangan kami sedang hidup dalam sinetron? Mungkinkah yang berpidato di televisi itu bukan Bapak—tapi kembaran Bapak yang menyamar atau tertukar? Mungkinkah kepala Bapak terbentur batu dan lantas hilang ingatan? Tetapi, tentu saja itu bukan kabar gembira. Pak Presiden yang baik, Kelak bila harga BBM naik, dengan gagah dan baik hati konon Bapak akan memberi kami kompensasi: Bapak akan membuat kami mengantre untuk mendapatkan uang bantuan agar kami tak merasa kesulitan. Tapi, pikiran kami sederhana saja, Pak, benarkah Bapak suka melihat kami mengantre, panjang mengular dari Sabang sampai Merauke? Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak suka terlihat miskin, apalagi menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang untuk dibagikan kepada kami, pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan ‘perekonomian nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan BBM, pakailah uang kami itu: kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan bangsa! Keluarga kami yang seorang petani dengan kerbau tak mungkin lagi bersaing dengan mesin-mesin yang membutuhkan bensin dan solar untuk berladang, kekuatan pangan jadi hambatan kekuatan ekonomi Negara menjadi terhambat akibat biaya pertanian yang mahal dan mereka pun gulung tikar beralih menjadi budak perusahaan, makan dengan mie instan Dan menjual lahan pertanian apa itu yang bapak inginkan? Bila perlu, berdirilah di hadapan kami, katakan apa yang negara perlukan dari kami untuk menyelamatkan kegawatan bencana ekonomi negara ini? Bila Bapak perlu uang, kami akan menjual ayam, sapi, mesin jahit, jam tangan, atau apa saja agar terkumpul sejumlah uang untuk melakukan pembangunan dan penyelamatan perekonomian bangsa. Bila Bapak disandra mafia, pejabat-pejabat yang bangsat, atau pengusaha-pengusaha yang menghisap rakyat, tolong beritahu kami: siapa saja mereka? Kami akan bersatu untuk membantumu melenyapkan mereka. Tentu saja, semoga Anda bukan salah satu bagian dari mereka! Pak Presiden yang baik, Berapa banyak perusahaan yang ada di negara ini pak? Apakah kami akan selalu bapak jadikan sebagai pengemis recehan dibalik keuntungan mereka yang meraup keuntungan besar dari Negara ini? Apakah bapak tidak berani menaikkan pajak bagi perusahaan-perusahaan asing tersebut? Dengan alasan perusahaan yang menikmati untung dari BBM yang murah kenapa tidak tergantikan dengan pajak yang mereka bayarkan? Apakah bapak lupa untuk melirik mereka? Atau bapak takut dengan mereka. Dengarkanlah kami, berdirilah untuk kami, berbicaralah atas nama kami, belalah kami: maka kami akan selalu ada, berdiri, bahkan berlari mengorbankan apa saja untuk membelamu. Berhentilah berdiri dan berbicara atas nama sejumlah pihak—membela kepentingan-kepentingan golongan. Berhentilah jadi bagian dari mereka yang akan kami benci sampai mati. Jangan jadi penakut, Pak Presiden, jangan jadi pengecut! lupakan bisikan-bisikan penjilat di sekelilingmu! Lalu dengarkanlah suara kami, tataplah mata kami: tidak pernah ada satu pun pemimpin di atas dunia yang sanggup bertahan dalam kekuasaannya jika ia terus-menerus menulikan dirinya dari suara-suara rakyatnya! Pak presiden, Kami tidak ingin jadi pengemis dengan bantuan yang bapak berikan dari penambahan utang Negara, yang hanya menambah beban Negara. Bank dunia, Bank asia yang memberikan subsidi kepada kami dari pinjaman Negara akan menjadikan anak cucu kami semakin menderita, Pak Presiden, Sekali lagi, tentang kenaikan harga minyak, barangkali kami memang tak pandai berhitung. Tapi, sungguh, kami tak perlu menghitung apapun untuk memutuskan mencintai atau membenci sesuatu; termasuk mencintai atau membencimu! Salam Rakyat Indonesia Sekali lagi, tentang kenaikan harga minyak, barangkali kami memang tak pandai berhitung. Tapi, sungguh, kami tak perlu menghitung apapun untuk memutuskan mencintai atau membenci sesuatu; termasuk mencintai atau membencimu!
Baca selengkapnya »