Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Guterres: Wanita Mesir dan Suriah Paling Tertindas di Arab

Guterres: Wanita Mesir dan Suriah Paling Tertindas di Arab

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Sambutan utusan PBB, Khalaf di Libanon (Router)

dakwatuna.com – Antonio Guterres memberikan peringatan keras atas tertindasnya wanita Arab,  terutama di Mesir dan Suriah (Reuters) [Keterangan Foto]

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa wanita-wanita di Mesir dan Suriah adalah yang paling tertindas di antara negara Arab lainnya. Hal ini dikatakan menyusul hasil survei yang dilakukan oleh PBB.

Pernyataan tentang wanita itu dia sampaikan pada sebuah pidatonya yang berjudul, “Sebelum Bersuka Cita dengan Wanita, Berikanlah Terlebih Dahulu Hak-Hak Mereka.” Pidato ini dia sampaikan pada hari Senin (6/3/17) di Markas Besar PBB di Beirut dalam perayaan Women’s Day yang jatuh pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya.

Menurut Guterres, hasil survei menunjukkan bahwa kebanyakan wanita Arab yang tertindas berasal dari Mesir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor; faktor pertama adalah karena wanita Mesir sering menemui kesulitan dan hambatan dalam masalah sosial dan ekonomi di masyarakat. Faktor kedua adalah tradisi dan budaya yang diwariskan kepada wanita-wanita di Mesir menyebabkan keterbatasan ruang bagi mereka untuk bersosial.

Sekretaris Jenderal PBB menambahkan bahwa prosentase wanita Mesir yang mendapatkan pendidikan tidak lebih dari 45% di tahun 2016.

Guterres menekankan bahwa keadaan di Mesir itu tidak lebih baik dari pada wanita-wanita di Suriah. Para wanita di Suriah yang tertindas mengalami banyak kasus, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, sampai pembunuhan. Guterres menambahkan, “Khususnya penindasan ini banyak terjadi kepada wanita yang berada di wilayah pedalaman Suriah, dimana kelompok ISIS dan kelompok teroris lainnya menguasai daerah tersebut.”

Guterres menambahkan bahwa ISIS  terus menyiksa dan menjual para wanita tersebut di pasar perbudakan, untuk nantinya akan digunakan sebagai alat pemuas seks dan urusan terorisme.

Sedangkan Wakil Sekretaris Jenderal PBB yang juga Sekretaris Eksekutif Komisi Sosial Ekonomi PBB untuk Asia Barat (ESCWA), Rima Khalaf, menyampaikan bahwa wanita Palestinalah yang paling berjasa sejak tahun 1948 membayar penderitaan untuk seluruh wanita di Arab hingga dapat bersatu sampai saat ini.

Rima mengatakan, “Di negara-negara konflik seperti Yaman, Irak, dan Suriah, para wanita menerima banyak ketidakadilan.”

Dalam perayaan Women’s Day itu hadir juga politisi dan artis, termasuk artis Lebanon, Majida El Roumi. Dia mengatakan bahwa wanita-wanita di Arab banyak tertindas oleh kaum laki-laki dan tidak mendapatkan keadilan dari mereka. (sb/dakwatuna.com)

Sumber: Anatolia

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulusan pesantren Husnul Khotimah, Kuningan-Jawa Barat yang cinta Al-Quran dan hobi olahraga.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization