Topic
Home / Berita / Silaturahim / Siaga Bencana Banjir Kelurahan Grogol Dalam Kebhinekaan

Siaga Bencana Banjir Kelurahan Grogol Dalam Kebhinekaan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Masyarakat Kelurahan Grogol Kecamatan Grogol Petamburan mengadakan simulasi tanggap darurat bencana banjir pada Sabtu (23/01/16). (Surya/put/kis)
Masyarakat Kelurahan Grogol Kecamatan Grogol Petamburan mengadakan simulasi tanggap darurat bencana banjir pada Sabtu (23/01/16). (Surya/put/kis)

dakwatuna.com – Jakarta.  Banjir Jakarta adalah suatu hal yang biasa terjadi setiap tahun, maka tidak ada pilihan selain membangun kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencananya. Masyarakat Kelurahan Grogol Kecamatan Grogol Petamburan mengadakan simulasi tanggap darurat bencana banjir pada Sabtu (23/01/16)

Kegiatan simulasi diawali dengan apel siaga bencana kemudian dilanjutakan Table Top Exercise (TTX) serta terakhir simulasi tanggap darurat. Simulasi dipusatkan di kantor Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol Petamburan yang berada di wilayah Kota Jakarta Barat. Kegiatan berjalan pukul 09.00 – 13.00 WIB.

Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 200 orang yang mempraktekan kegiatan evakuasi, posko, pelayanan medis dan dapur umum dan dibuka langsung oleh Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Bidang Penangan Darurat yaitu Ir.Tri Budianto, M.Si, dan disaksiskan oleh Iwan Alex K., Kepala Seksi kedarurat Kantor Penanggulangan Bencana Kota Jakarta Barat serta PMI Kota Jakarta Barat.

Kegiatan simulasi ini juga dihadiri oleh Pemadam Kebakaran, POLRI, DANRAMIL Kecamatan Grogol Petamburan. Keluarga HFI yang berpartisipasi adalah PKPU, Habitat for Humanity Indonesia, Wahana Visi Indonesia, LPBI NUdan Karitas Indonesia. Sementara pengamatnya dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik dan Disaster Resources Response Center Universitas Indonesia (DRRC UI).
Daerah Grogol merupakan mini daerah Indonesia, karena penduduknya Bergam suku dan agamanya, namu mereka bisa hidup berdampingan. Khususnya umat Kristen dan Umat Islam.

Seminggu sebelumnya, (16/01) diadakan persiapan dengan mengadakan pelatihan.tanggap darurat diikuti oleh 138 orang yang merupakan perwakilan dari semua pemangku kepentingan yang ada di Kelurahan.

Pelatihan ini di dukung pendanaan dari Forum Peduli Kasih (FPK) dan di fasilitasi oleh tim Humanitarian Forum Indonesia (HFI) serta didukung penuh oleh Ketua Forum RW dan Ketua Lembaga Musyarawah kelurahan (LMK).

Kegiatan Simulasi bencana yang dilakukan oleh warga ini sangat unik, sepertinya menjadi satu-satunya kegiatan simulasi hasil kolaborasi antar umat beragama di Indonesia. Hal ini dikarenakan diinisiasi oleh masyarakat dan kerjasama Forum Peduli Kasih (FPK), Forum Humatarian Indonesia (HFI) serta Kelurahan Grogol. FPK adalah gabungan dari beberapa gereja yang berada di daerah Grogol yaitu GKI Nurdin, Gereja Baptis Grogol, GPIB Yahya, Gereja Katolik St Kristoferus, Gereja Sidang Jemaat Allah.

Sementara HFI adalah forum dari 14 lembaga swadaya masyarakat yang berbasis agama, yaitu : Dompet Dhuafa, Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (LPB Muhammadiyah / MDMC), Yayasan Tanggul Bencana di Indonesia, Yakkum Emergency Unit, Wahana Visi Indonesia, KARINA (Caritas Indonesia), Perkumpulan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat, PKPU, Church World Services Indonesia, Habitat for Humanity Indonesia, Rebana Indonesia, Unit Pengurangan Resiko Bencana Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PRB-PGI), Rumah Zakat, dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU). HFI menjadi wadah bersama kegiatan kemanusian bersama perwakilan dari umat Islam, Kristen Protestan dan Kristen Khatolik di Indonesia.

Simulasi ini menjadi praktek nyata berbangsa di Indonesia sebagai negara yang sangat beragam agama penduduknya.Bencana tidak menjadi masalah satu umat agama, bencana menjadi masalah bersama karena bencana sendiri tidak mengenal agama, usia dan suku. Dampak lain dari kegiatan ini diharapkan semakin kuat ikatan persaudaraan sesama umat Bergamadi Indonesia, khususnya lagi adalah masyarakat di Kelurahan Grogol. HFI menyebutnya program ini dengan istilah Kampung HFI karena menjadi karya nyata keluarga HFI yang beragam dan bekerjasama dengan kelompok masyarakat yang beragam juga. (Surya/put/kis/sbb/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

PKPU HI Serahkan Bantuan Makanan Untuk Korban Banjir Solok

Figure
Organization