Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Menguak New Age Movement

Menguak New Age Movement

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "Menguak New Age Movement".
Cover buku “Menguak New Age Movement”.

Judul asli: Harakah al-‘Ashr al-Jadid, Dirasah li Judzur al-Harakah wa Fikriha al-‘Aqadi wa Mukhathiruha ‘ala al-Ummah al-Islamiyyah
Judul buku: Menguak New Age Movement
Pengarang: Dr. Fouz A Kurdi
Penerjemah: Syarif Ja’far Baraja
Penerbit: Darul Uswah (Kelompok Penerbit Pro-U Media)
Cetakan: Pertama, Yogyakarta 2014
Tebal halaman: 132 halaman
Ukuran buku: 12 x 20 cm
ISBN: 978-979-8143-34-2
Harga: Rp 20.000,00

 

Kita Telah Ditipu NAM

dakwatuna.com – Pernahkah Anda mengikuti pelatihan motivasi ketika hendak Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester, atau ujian-ujian lainnya? Pernah mengikuti training-training pengembangan diri semacam Neuro Linguistic Programming ketika di kantor atau organisasi? Mungkin Anda pernah melakukan relaksasi Yoga, menata rumah dengan Feng Shui, belajar membaca karakter lewat tulisan tangan seseorang (graphology)?

Pelatihan-pelatihan itu begitu mempesona, bukan? Sangat menjanjikan. Biasanya menggunakan istilah-istilah asing yang sepertinya ilmiah. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa itu semua merupakan ajakan mengikuti suatu keyakinan? Doktor Fouz A. Kurdi (Fauz bintu Abdul Lathif bin Kamil Kurdi) menjelaskan hal ini dengan lengkap dalam bukunya yang berjudul ‘Menguak New Age Movement’.

NAM atau New Age Movement adalah sebuah gerakan yang berbahaya bagi semua agama. Kita bisa lihat dengan munculnya Syiah ekstrem dan Ismailliyah di Agama Islam, adanya Kabbalah di Agama Yahudi, serta kelompok Gnostisisme dalam Agama Nasrani. Penyebaran paham mereka dengan cara yang berubah-ubah (menyesuaikan zaman), mempunyai pola yang sama, menghubung-hubungkan dengan sains, dan menyesuaikan keyakinan/agama audiens-nya. Dikatakan dalam buku tersebut manusia tidak memerlukan agama karena semua bisa menjadi tuhan. Berikut kutipan dari buku tersebut,

NAM dianggap sebagai gerakan pembaruan yang bersumber langsung dari Teosofi dan Gerakan New Thought. Salah satu ciri khasnya adalah menganggap bahwa era menerima sumber dari luar (Allah) dan menerapkan perintah dari luar (agama) telah selesai. Pada zaman baru, manusia dengan akal dan segala kemampuan yang tak terbatas mampu menciptakan kehidupan dan masa depannya sendiri menurut kemauannya. Maka, dia sudah menjadi tuhan! (halaman 41).

Buku ini mengusung tema dan informasi baru. Anda akan terkejut ketika mendapati hal yang selama ini Anda lakukan ternyata membahayakan keyakinan. Isi dari buku ini dapat dipertanggungjawabkan, karena merupakan makalah ilmiah yang padat, ringkas, dan jelas. Kita bisa melihat ada banyak catatan kaki, baik dari buku berbahasa Arab maupun Inggris. Secara tampilan buku ini menggelitik. Kita bisa melihat lambang-lambang aneh, seperti dobel segitiga, yin and yang, bulan dan bintang, dan salib di bagian sampul depan. Ukurannya yang kecil (12 x 20 cm) membuatnya mudah dibawa dan nyaman dibaca di berbagai tempat.

Akan tetapi, buku ini bahasanya hampir kaku. Mungkin karena buku ini diterjemahkan dari Bahasa Arab dan bukan tulisan dari Indonesia. Beberapa kalimat diulang, seperti penjelasan genostisisme dan esoterisme. Ada kosakata-kosakata yang sulit dimengerti. Misalnya Taoisme, kulli, dan ‘irfan. Meski penjelasan sudah ada, namun tidak diletakkan di awal. Hal itu cukup mengganggu bagi pembaca awam atau orang-orang yang sehari-harinya tidak terbiasa menggunakan istilah-istilah itu.

Secara keseluruhan, buku ini menarik. Ada banyak kejutan di dalamnya. Ini seperti obat bagi siapa saja yang ingin menyelamatkan akidahnya. Terutama umat Islam yang notabene mayoritas ada di Indonesia. Alangkah baiknya jika kita lebih berhati-hati dalam memberikan pelatihan, mengikuti pelatihan, atau mempelajari sesuatu yang baru. Karena kesyirikan yang dihembuskan secara halus lebih berbahaya daripada kesyirikan yang diperlihatkan secara terang-terangan. Padahal syirik merupakan dosa tak terampuni.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi semester 4 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan Kalijaga. Merupakan seorang pengurus dan aktivis Komunitas Penulis Pelajar (sekarang berubah nama menjadi Komunitas Literaksi). Menjadi anggota KPP sejak tahun 2010. Semasa SMA aktif di organisasi Majelis Permusyawaratan Siswa, Pramuka, dan Rohis. Tulisannya pernah dimuat di rubrik Argumentasi Kompas Kampus, Debat Mahasiswa Suara Merdeka, dan pernah mengisi artikel di Swara Kampus Kedaulatan Rakyat.

Lihat Juga

Jangan Tertipu Popularitas Menjadi Pemimpin

Figure
Organization