dakwatuna.com – Jakarta. Pernyataan PM Australia Tony Abbott yang mengungkit-ngungkit bantuan negaranya ketika terjadi Tsunami di Aceh dianggap sebagai cara yang tidak terhormat dalam membela dua warga Negara Australia yang menjadi terpidana mati kasus narkoba.
Masyarakat Indonesia merespon pernyataan Abbott tersebut dengan melakukan gerakan pengumpulan Koin untuk Australia sebagai bentuk protes atas ungkapan Perdana Menteri Australia tersebut..
Menanggapi maraknya aksi Koin untuk Australia, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menilai aksi yang dilakukan oleh masyarakat tersebut sebagai bentuk rasa emosi masyarakat terhadap pernyataan PM Australia itu.
“Ya itu rasa emosi masyarakat,” kata JK di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (23/2/15) dikutip dari ROL.
Menurutnya, pernyataan Abbott yang mengungkit pemberian bantuan kemanusiaan tersebut tak pantas untuk disampaikan. Terlebih di saat Indonesia akan melaksanakan putusan hukuman mati terhadap dua warga negaranya.
“Yang kedua, bantuan itu kan dikumpulkan oleh masyarakat, tentu sebagian besarnya. Seperti PMI, masyarakatnya, anak sekolah tentu ada juga dari pemerintah. Pasti,” jelas Kalla.
Kendati demikian, eksekusi mati terhadap dua terpidana Myuran Sukumaran dan Andrew Chan akan tetap dilakukan meskipun saat ini hukuman tersebut masih ditunda pelaksanaannya.
Sementara itu, terkait pengerahan tiga pesawat Sukhoi SU-30MKI yang diterbangkan dari Lapangan Udara Sultan Hasanuddin Makassar ke Bandara Ngurah Rai, Bali untuk pengamanan pemindahan dua terpidana mati dinilainya merupakan hal yang wajar.
“Ya kan Sukhoi itu latihan,” kata JK.
Seperti diketahui, Kejaksaan Agung akhirnya menunda pelaksanaan eksekusi mati tahap II guna memenuhi permintaan Pemerintah Australia dan dua keluarga terpidana mati kasus narkoba asal negara tersebut, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. (ROL/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: